Part 3

20 2 0
                                    

Selepas senam pagi, agenda selanjutnya adalah hiking di sekitar lokasi makrab. Kino sudah bersiap dengan tas ransel berukuran sedang di punggungnya. Setelan olahraga yang ia kenakan saat ini tidak menutupi pesona yang ia miliki. Terlihat dari kating dan teman seangkatan yang sedari tadi berlalu lalang di hadapan Kino. Tentu saja mereka mencari perhatian lelaki bersurai perak itu.

"Bisa gak sih lo jangan bikin anak orang baper sehari aja?" Ucap Wooseok yang sedang mengunyah sosis yang entah dia dapat darimana.

Kino menoleh dan memasang wajah bingung, "Apasih, siapa yang gue bikin baper coba." Belanya.

"Makanya peka ogeb! Tuh cewe-cewe daritadi lewat sini mau caper sama lo, lo malah pasang senyum manis sama mereka gitu."

"Gue hanya mencoba ramah Jung Wooseok! Salahkah gue? Apa harus gue jutekin terus bentak bentak mereka yang pada nyapa?!"

Wooseok menggaruk tengkuknya. Sejujurnya dia juga bingung. Kino tidak salah karena memang sifatnya seperti itu. Hanya saja sifat baiknya itu seringkali disalahartikan oleh orang lain.

"Ah gak tau deh. Pokoknya dijaga aja, udah berapa kali lo bikin cewek salah paham dari SMA dulu coba?"

"Eum, banyak sih..." Kino menjawab ragu dan selanjutnya memberikan cengiran khasnya pada Wooseok.

Wooseok hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu. Untung saja mereka diberi perintah untuk berkumpul dengan kelompok masing-masing, kalau tidak mungkin saat ini Wooseok masih memberikan siraman rohani pada Kino.

"Eh Yuto lo kok gak nungguin gue sih. Kita kan sekelompok!" Rengek Kino yang kini telah bergabung bersama kelompoknya.

Siapa saja yang melihat pasti akan gemas dengan tingkah Kino yang persis seperti anak kecil saat ini. Yuto hanya menghela napas sabar. Beberapa waktu yang lalu, dia menjadi amukan singa betina pms berwujud Kang Kino dan sekarang dihadapannya adalah anak kucing yang memelas.

"Lo pikir amukan lo tadi pagi gak bikin gue trauma hah?! Mental breakfast tau gak gue." Kali ini Yuto yang merengek pada Kino. Sementara Kino hanya terkekeh.

"Kalian masih pada berantem aja sih." Ujar Elkie yang sedari tadi memperhatikan mereka. Dia juga kebetulan satu kelompok dengan Kino dan Yuto.

"Ya gitulah Kie, persahabatan kita dilandasi oleh berantem." Jawab Kino sambil menggoda Yuto dengan bahunya. Yuto hanya memberikan senyum manis yang ia paksakan pada Kino.

Mereka pun mulai mengobrol hingga waktu keberangkatan kelompok mereka hiking tiba. Yuto dapat melihat Elkie yang selalu memperhatikan Kino. Menurutnya Elkie menaruh perasaan pada Kino. Dalam hati dia kasihan pada Elkie, karena perasaannya tidak akan dibalas oleh Kino.

"Guys ayok kumpul sini, baris baris! Cewek di depan cowok di belakang ya." Instruksi dari Sejun–mentor kelompok mereka, menghentikan obrolan Yuto, Kino dan Elkie.

"Nanti kalo ada yang ngerasa sakit atau pusing langsung bilang ya. Kita pelan pelan aja asal selamat, ok!" Kali ini Hayoung yang memberikan wejangan pada mereka.

Kino dan kelompoknya pun berangkat. Mereka adalah kelompok kelima yang berangkat. Sedangkan Yeeun dan Wooseok berada di kelompok tiga dan empat yang sudah lebih dulu berangkat sejak tadi.

Sebelum meninggalkan area perkemahan, Kino sempat mengedarkan pandangannya. Tentu saja dia mencari Hongseok yang tidak terlihat batang hidungnya sejak tadi padi Kino melihatnya. Sebenarnya dia cukup penasaran kemana laki-laki bermata sipit itu. Padahal dua temannya sesama inti–Seunghee dan Sorn ada di sana sejak mereka kumpul kelompok tadi.

"Perhatiin jalan, Kino. Kalo lo cedera gue gak mau gendong."

-------

Keseruan hiking mulai terasa di pos 1. Pada pos itu mereka disuruh memilih satu minuman yang mana dua diantara minuman tersebut berisi terasi dan garam. Tentu saja yang mendapatkan minuman aneh itu akan menjalani hukuman. Beruntungnya Kino mendapatkan minuman yang aman. Hanya saja Yuto harus menelan teh asin.

Writing Our Stories (HONGKIN) Where stories live. Discover now