Part 9

15 1 0
                                    

Haloo semua!!! Aku kembali dengan part baru hehehe. Semoga masih ada yang nungguin yaa! Gak usah banyak cangcingcung, mari kita mulaii!!

Happy reading guys!!

-
-
-
-
-

Apartemen Hongseok hanya berjarak 500 meter dari minimarket tempat Kino berteduh. Artinya apartemen Hongseok dan Changgu berada di daerah yang sama. Kino tersenyum miris, sungguh takdir benar-benar sedang bercanda dengannya.

"Nih pake aja. Ukurannya udah yang paling kecil yang gue punya." Hongseok memberikan pakaian dan handuk bersih pada Kino.

"Makasih kak... Gue ganti dulu."

Hongseok hanya mengangguk dan melihat Kino yang berjalan memasuki kamar mandi di dekat dapur. Hongseok cukup mengenal Kino untuk tahu bahwa laki-laki itu tidak baik-baik saja. Tapi tetap saja dia tidak bisa memaksa Kino untuk bercerita.

-----

Kino memandang pantulan dirinya di cermin. Dia benar-benar tenggelam dalam pakaian yang diberikan Hongseok. Kaos lengan panjang dan celana training yang dikatakan Hongseok adalah ukuran paling kecil miliknya, nyatanya tetap saja kebesaran bagi Kino.

"Gue kayaknya harus nambah tinggi deh."

Setelah melipat lengan baju dan pinggang celananya, Kino pun keluar dari kamar mandi. Tepat saat dia membuka pintu, Hongseok melintas di hadapannya, mengenakan celana training tanpa memakai atasan sama sekali. Kino terbelalak dan langsung mengalihkan pandangannya saat menyadari tubuh Hongseok terekspos di depan matanya. Entah kenapa pipinya memanas.

"Eh udah kelar, Kin. Agak kebesaran ya ternyata bajunya, tapi gakpapa deh biar badan lo angetan."

Berbanding terbalik dengan Kino, Hongseok nampak biasa saja memamerkan tubuhnya di hadapan Kino. Nampaknya dia terbiasa memamerkan tubuh kekarnya itu.

"Lah Kin muka lo merah. Lo demam?" Hongseok hendak mendekati Kino untuk memeriksa suhu tubuhnya. Dengan cepat Kino mundur dan menahan Hongseok mendekat.

"Mending lo pake baju yang bener dulu kak ..." ucap Kino pelan.

Hongseok masih tidak mengerti maksud Kino. Hingga Kino menunjuk tubuh Hongseok, dan masih tetap mengalihkan pandangannya. Sontak Hongseok pun tertawa setelah menyadari hal itu.

"Lucu banget sih. Maaf ya, tadi gue nyari kaos di tempat setrikaan."

Hongseok pun melangkah menuju kamarnya. Sebelum pergi dia sempat mengacak rambut Kino pelan. Terlalu gemas dengan kelakuan laki-laki itu. Sementara Kino sibuk menenangkan hatinya yang semakin berdebar tidak karuan.

"Kino sini. Gue udah pake baju, kok." Panggil Hongseok beberapa menit kemudian.

Laki-laki itu sudah mengenakan kaos tanpa lengan. Walaupun Kino masih dapat mengintip otot perutnya dari balik celah bajunya, setidaknya dia tidak setengah telanjang lagi.

Kino pun melangkah pelan menuju sofa, tempat Hongseok duduk manis saat ini. Hongseok menyambut Kino dengan senyum jahil di wajahnya.

"Gak usah senyum senyum deh, mesum!" Kino memukul lengan Hongseok. Tindakannya berbanding terbalik dengam rona merah yang masih tersisa di wajahnya.

"Jiakh! masih salting dia."

Dan tentu saja seperti biasa, Hongseok tidak akan melepaskan kesempatan itu untuk menggoda Kino.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 20, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Writing Our Stories (HONGKIN) Where stories live. Discover now