10.Sahabatku

185 115 314
                                    

Hargai perjuangan seseorang
Sebelum kamu menyesal suatu saat.
-Ditta Anggraini

✨✨✨

"Masih sama aja kamar lo." Lirih Ditta sambil duduk dikasur milik Nessa.

"Ya lah." Jawabnya.

Ditta memandangi seluruh isi kamar Nessa, yang semuanya serba biru itu. Ya, hampir 80%.

"Bisa ga si, keset juga ga harus biru." Ledek Ditta.

"Ga bisa," Jawabnya.

Lalu Ditta pun tertawa, ia hanya bercanda saja. Agar tidak terlalu hening.

Nessa bergegas untuk membersihkan dirinya, ia memasuki kamar mandi yang ada dikamarnya.

Ditta masih sibuk memainkan ponselnya. Ia menunggu Nessa keluar.

Pukul sudah menunjukkan 17:50 wib.

"Ness, cepet gue kebelet nih." Lirih Ditta, hampir 15 menit ia menunggu Nessa.

Tak lama Nessa pun keluar, ia sudah memakai baju tidur yang bergambar kartun kesukaannya. Ya, stick. Sambil memakai handuk dikepala, untuk mengeringkan rambutnya yang habis dibasahkan untuk keramas itu.

"Akhirnya keluar juga lo." Kata Ditta, lalu ia pun bergegas memasuki kamar mandi. Dengan terburu-buru.

Saat ini Nessa sibuk mengeringkan rambutnya.

Drett..

Ponselnya berbunyi seperti ada pesan masuk.
Ia pun melihatnya.

Reval Basyasban: 'malam Ness'

Pesan itu dikirim dari Reval. Ya, pria itu mengirimnya sebuah chat.

Nessa hanya melihatnya lewat notifikasi.

Reval Basyasban: 'jangan lupa makan ya'
Reval Basyasban: 'jangan sampe sakit'
Reval Basyasban: 'kesian bunda lo'
Reval Basyasban: 'nanti ngerepotin'
Reval Basyasban: 'kalo mau tidur sebut nama gue tiga kali ya'

Pria itu mengirimkan banyak sekali pesan, tak satu pun dibalas dengan Nessa. Jangan kan dibalas dibuka saja tidak.

Bukan hanya Reval, hampir semua lelaki yang mendekatinya. Ya, seperti itulah gadis ini.

Tak ada balasan membuat Reval geram. Ia pun langsung menelponnya.

Drettt drettt drettt..

Ponsel Nessa berbunyi yang menandakan bahwa ada panggilan masuk.

Nessa yang sibuk mengeringkan rambutnya, lalu ia mendekat ke arah ponselnya yang berbunyi itu. Tanpa melihat siapa yang menelponnya ia sudah tahu, pasti pria itu. Batin Nessa.

'Apaa' kata Nessa yang mengangkatnya.

'Lama banget si angkatnya' suara Reval disebrang sana.

'Yaa'

'Lagi apa Ness'

'Sibuk'

'Gue ganggu gak?'

'Ganggu'

'Yauda kalo gitu gue kerumah biar gak ganggu'

'Gak'

Nessa pun langsung mematikan telponnya. Dan menaruh ponselnya kembali, ia tak begitu peduli dengannya.

Membuat Reval semakin menahan kesabarannya, ia benar benar sudah terlatih dengan sikap Nessa. Ya, baru kali ini ia menyukai cewek sedingin Nessa, biasanya cewek yang Reval dekati akan luluh dengan sendirinya tanpa ia minta. Tapi tak berlaku dengan gadis satu ini.

Diary Nessa [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang