Hari ini langit terlihat cerah seperti biasa, Aku menatap keluar jendela dengan tidak sabar. Kapan pelajaran ini akan selesai, aku ingin segara keluar dan bermain.Tentu saja dengan Lucas, walau memang biasanya dia yang suka menahanku agar tetap bersamanya sebisa mungkin. Jujur aku senang bersamanya. Tapi hal ini aku rahasiakan agar dia tidak besar kepala.
Ngomong ngomong pelajaran ekonomi sangat menyenangkan, apa karena aku suka tentang uang dan emas, hehehe.. Tapi disini yang sedang dipelajari adalah perekonomian negara.
Aku melirik pria yang menjadi guru privat ku, umurnya sekitar 28 tahun dia masih muda. Lagi dia pintar dan tampan, aku rasa wajar jika para pelayan di istana emerald ini mengagumi sosoknya.
Namanya tuan Robby, meskipun tampan ia masih kalah jika dibandingkan dengan ayahku dan,, ekhem, Lucas.
Tuan Robby melihatku dan tersenyum, ya ampun senyumnya semanis gula, " sampai di sini apa masih ada yang tuan putri tidak mengerti? " tanya nya.
Aku lantas menggeleng, lalu tersenyum. "Kalau begitu pelajaran kita akhiri sampai disini." ucap nya lagi lalu merapihkan bukunya dan berdiri. Aku ikut berdiri dan berucap " terimakasih untuk hari ini."
"Suatu kehormatan bagi saya tuan putri, apa tuan putri menikmati pelajarannya?." tanya tuan Robby. Sepertinya ia menyadari jika aku nyaman dengan pelajaran yang ia jelaskan padaku. Aku mengangguk, dan berucap, "Iya pelajaran sangat menyenangkan belajar dengan tuan."
Ia tersenyum padaku dan mengeluarkan kekehan kecilnya,
"saya juga merasa demikian, apa bila tuan putri berkenan, saya bersedia mengeluarkan waktu yang lebih untuk mengajar anda." ucapnya.Orang ini, dia sangat tampan saat tersenyum cerah seperti itu, hingga tanpa sadar aku terus memandanginya sampai pintu terbuka dan suara mengejutkanku.
"Apakah pelajaran masih berlansung? Bukankah ini sudah lewat 15 menit waktu pelajaran ekonomi selesai?" suara itu, dia adalah Lucas.
"Ah,, tuan Lucas." tuan Robby menunduk memberi hormat pada Lucas yang sedang berjalan menghampiriku.
"Aku pikir ada masalah, apa waktu di jam mungilmu itu bermasalah?." tanya Lucas kembali dengan tatapan sinisnya hingga membuat sang lawan bicara gugup, "saya dan tuan putri hanya sedang mengobrol tuan." ucap tuan Robby dengan hati hati.
Sepertinya Lucas membuatnya ketakutan, aku bisa melihat tuan robby sedikit gemetaran, "tuan Robby, soal tawaran anda akan saya pikirkan kembali." ucapku mengalihkan pembicaraan.
"Ahh, baik. Tolong pikirkanlah baik baik tuan putri, kalau begitu saya pamit dulu, permisi." tuan Robby bergegas keluar setelah berpamitan. Dan kini tinggal aku dan Lucas yang masih diruangan.
"Kau, punya guru aneh seperti itu?" tanya Lucas, lebih tepatnya sambil menyindir.
"Hm, Apa maksudmu?." tanyaku bingung memiringkan kepala.
"Tawarannya ditolak saja." ucap Lucas, ia duduk di sofa hadapanku dan mencomot kudapanku.
Apa apaan dia, aku yang ingin belajar kenapa dia yang mengatur. Aku menatapnya tidak suka dan kembali duduk di kursiku. "Kenapa ditolak, aku justru ingin menerimanya,"
"Hm, apa kau suka dia seperti para pelayan lainnya? Selera mu buruk sekali."
"Apa?!"
"Lihat baik baik dirinya. Dia hanya pria pedofil yang tidak menarik, huh." ucap Lucas.
Apa maksudnya?
Aku mengabaikannya dan ikut makan cemilanku di atas meja. Hari ini memang cerah dan saat yang pas untuk bermain, tapi sepertinya Lucas tidak ada niatan untuk mengajakku ke tempat seru seperti biasanya yang dia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Princess
FantasyDi ulang tahun Athanasia yang ke 15, Lucas kembali dari perjalanannya mencari pohon dunia. Saat Lucas mengetahui bahwa Athanasia menderita selama ia pergi, ia diam diam merasa bersalah. Lucas memberikan hadiah untuk Athanasia, menyembuhkan Claude da...