VI: Keparalelan Anak Muda

27 4 0
                                    


Menurutku, angkatan kita itu lucu. Lebih tepatnya sang pemimpin, para anak muda penerus bangsa—yang aku juga tergabung.

Gimana ya ... pokoknya lucu deh.

Sadar gak sih, kita itu seperti boneka pabrikan?

Segunung banyaknya tutorial 'tuk menjadi orang yang baik, gut luking, ramah, dan segala macam sikap positif deh. Bahkan nih ya, untuk sekedar gaya bicara di media sosial pun ada tutorialnya! Ibarat aku ingin menyapa dengan 'halo', tapi harus dengan 'hai' serta nada ceria-nya.

Ah, apaan sih? Ini kan masalah kesopanan, ih dasar belagu!

Hei-hei, kalau masalah etika sih aku masih menerima. Tapi, kalau kita sampai mendewakan untuk menjadi manusia positif yang sekedar mengetik saja harus dipanjangkan hurufnya, maaf aku sedikit kecewa.

Kita harusnya jadi diri sendiri. Toh, nggak ada yang sempurna. Menghilangkan kebiasaan buruk, oke, tapi kalau sampai mengubah ciri khas-mu, no.

Kan saya bingung gitu lho pas chat temen, rasanya tuh kayak ngobrol dengan satu orang yang sama.

Trus, saya mikir, kalau semuanya mengikuti tutorial akun-akun di media sosial yang kita sendiri saja nggak tahu dia siapa-di mana-dan apa latar belakangnya ...

lantas, buat apa punya kata keberagaman?

Sekian,

dari Kakaknya Antsa yang gelisah.

Kita Semua Pernah Melarikan DiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang