Nostalgia

3.6K 67 5
                                    

Semnjak kejadian itu tak tau mengapa rasanya sakit sekali hati ini, Tuhan apakah aku mulai mencintai Vino, pria yang selalu aku hindari dan aku benci.

Aku ingat kalu dulu aku selalu menghindari Vino karena dia selalu menjahili aku.

Aku ingat betul dahulu dia menjahili aku sampai aku menangis itu gara-gara Vino mempermalukan aku di depan teman-teman ku dengan cara mengangkat rok sekolah ku sehingga pakaian dalam ku terlihat.

Aku sangat malu saat itu karena teman-teman ku menertawakan aku dengan puasnya dan Vino tidak minta maaf kepada ku sama sekali padahal dia udah sangat keterlaluan.

Pov Vino

Malam itu gue sangat khawatir dengan keadaan Icha karena tiba-tiba dia pergi begitu saja, mungkin karrna gue menyebutkan nama Amelia hemmmmm.

Belum saat nya gue mencrtakan tentang Amelia, lagipula Icha juga tidak mau tau siapa Amelia itu.

Setengah mati gue mencari keberadaan Icha karena sudah larut malam dia belum pulang juga dan ternyata dia sedang asik mengobrol dengan pria yang baru ia kenal.

Ternyata dugaan gue salah, dia pergi bukan karena gue menyebutkan nama Amelia tetapi karena yg lain.

Gue langsung memaksa Icha buat pulang karena nenek kahawatir kepda cucunya yang satu ini.

Dia memang selalu menyusahkan banyak orang.

Hari ini gue gak ngeliat keberadaan Icha, apa mungkin dia masih marah sama gue, tapi marah kenapa, harusnya gue dong yg marah sama dia.

Ahhh masa bodo deh, gue harus ke rumah nenek sekarang juga untuk melihat keadaan Icha.

Pov Icha

Aku masih asik mendengarkan musik slow dari covernnya Sabrina karena membuat aku mersa tenang sekali, alunanya slow dan membuat aku mersa rileks n ngantuk, aku mencoba untuk menenangkan diri ku sendiri dan saat aku mulai nyaman tiba-tiba ada suara kaki yang melangkah dan menghampiri aku.

"Masih marah sama gue ?". Tanya Vino yang sekarang duduk disebelah ku.

"Fikir aja sendiri". Jawab ku dengan ketus karena masih mersa kesal dengan Vino.

"Harusnya gue yang marah sama lo, lo pergi gitu aja dan gue nyariin lo karena semua pada khawatir sama lo tapi taunya lo malah lagi ketawa2 sama cowok yg gak jelas !". Sekarang Vino malah memaki aku sambil merebahkan tubuhnya di samping ku.

Aku dan Vino sudah biasa seperti ini sejak dulu walaupun terkadang kami sering bertengkar jadi kluarga ku dan keluarga Vino tidak khawatir karena mereka percaya kami tidak akan berbuat macam-macam.

Hemmm belum tau aja mereka kalau kami sudah mlakukan ciuman beberpa kali.

"Ekhhhh si onyong malah ngelamun, gue serius onyonggg, kenapa lo bisa sama cowok itu ?". Tanya Vino lagi yang semakin murka.

"Apaan sih lo, mau tau aja urusan gue, dia itu calon pacar gue dan gara-gara lo, gue malu dan belum sempet tukeran pin BB, WA, Path dll" cerocos ku tak mau kalah.

"Lo gak boleh deket-deket sama dia, pokoknya gak boleh" Sekarang Vino memeluk tangannya di dada dan memasang wajah yang garang tapi dia tetap cool.

"Alasannya apa, emang lo siapa gue ?". Tanya ku karena gak tetrima dengan aturan si kampret yang gak masuk akal.

"Karena lo calon istri gue". Jawab Vino dengan pasti. Mendengar hal itu aku bukannya senang tetapi aku langsung tertawa tak hentinya.

"Hahahahaha, ngaco lo, siapa yang mau jadi clon istri lo, ogah banget gue, gue gak mau". Ucpan ku bertolak belakang dengan isi hati ku karena aku takut kecewa cukup semalam aku merasa sakit.

Cinta IchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang