Chapter 3 - One Direction

141 22 2
                                    

"Kau? Kamu kan orang yang kemarin menabrak ku di Nando's dan pergi begitu saja!" Ucap ku dengan nada tinggi

"Huh? Is that you?" Kata pria itu dengan alis nya yang di naikkan sebelah, "Maaf aku sedang buru-buru saat itu. Niall Horan" lanjutnya tersenyum dan menjulurkan tangan nya

"Aku tidak butuh nama mu!" Aku menatap nya sinis, sudah terlanjur kesal aku meninggalkan tempat itu. Tapi, langkah ku terhenti saat tangan nya yang hangat memegang pergelangan tangan kiri ku.

"Aku benar-benar minta maaf soal kejadian itu, aku sudah bilang kan kalau aku sedang buru-buru. We should be friends" ucap nya sembari membuka kacamata hitam yang sedari tadi menggantung di hidung nya.

Kini yang ku lihat adalah mata berwarna biru yang indah seperti lautan,

"No" aku melangkah berusaha menjauhi pria yang bernama Niall Horan itu, tapi langkah ku terhenti saat ia lagi-lagi menarik tangan ku.

"Lepaskan aku!" Perintah ku

Dia menggeleng, "Tidak, sampai kau memaafkan ku"

"Oke! Aku maafkan, sekarang lepaskan tangan ku!" Dengan berat hati aku memaafkan nya, lalu ia melepaskan tangan ku dan aku langsung saja menjauh dari nya.

Akhirnya aku memutuskan untuk duduk sembari mendengarkan lagu saja di kursi depan kampus daripada harus bertemu lagi sama cowok menyebalkan tapi tampan-- ups apakah aku baru saja memujinya?

Aku merasa ada yang menepuk bahu ku, tentu saja aku langsung menoleh, "Carl, sudah lama menunggu?"

"Eh, Sharon" aku langsung melihat jam tangan ku, ternyata sudah jam 12.05, "Tidak, yuk kita langsung saja!" Lanjut ku

"Jadi? Nando's lagi?" Tanya Sharon

"Umm, sepertinya lebih baik kita memasak di flat ku saja. Uh, maksud ku kau yang memasak"

Aku tidak mau ke Nando's untuk hari ini, bisa saja aku ketemu lagi dengan Niall dan ke empat teman nya. And for your information, masakan Sharon bisa dibilang sangat enak!

**
Setelah belanja di supermarket terdekat akhirnya kita pulang dan Sharon akan memasak untuk makan siang hari ini. Walaupun sebelumnya kita sempat bingung ingin memasak apa, so we decided to make Tuna with Hot Sauce.

"Kau harus belajar masak, Carl" kata Sharon di tengah-tengah kegiatan masaknya, sedangkan aku? Aku hanya duduk dan memerhatikan Sharon dari kursi bar

"Aku bisa masak kok! Tapi aku belum se hebat dirimu" jawab ku membela diri

"Kamu? Bisa masak? Ayolah Carl, kau jangan berkhayal! Memangnya aku baru mengenal seorang Charlie Rose 5 menit lalu?"

"Tidak apa bukan jika aku tidak bisa memasak? Selagi banyak restaurant yang masih mempersilahkan pelanggan masuk" kata ku yang masih membela diri

"Tetapi, akan lebih baik jika kau memasak sendiri. Kau akan merasakan betapa nikmat nya makan dari hasil masakan mu sendiri. Apalagi kau ini perempuan, mana ada lelaki yang mau jika kau tidak bisa memasak!" Ujarnya panjang lebar

"Siap mom!" Memang Sharon selalu bijak dalam keadaan apapun, sangat berbanding terbalik jika di sama kan dengan sifat ku

"Nanti setelah ini akan ku ajarkan kau masak ya, oke?"

"Kapan-kapan saja ya, aku malas. I'm not in the mood" ucapku malas

"Ah kau ini, sudahlah" kata Sharon yang sedang sibuk memasak.

Setelah menunggu setengah jam lebih 15 menit, masakan yang ditunggu oleh perut ku ini datang juga. Dilihat dari texture luar nya saja sudah sangat menggoda, aku bisa membayangkan jika makanan itu masuk kedalam mulutku, dan masuk ke dalam perut ku yang mungil. Hmmm.

"Tadaaa! Tuna with Hot Sauce ala Chef Sharon datang!" Ucap nya bak chef yang di acara masak.

Tanpa pikir panjang lagi aku menyendokkan nasi lalu ku taruh di piring yang berada tepat di hadapan ku. And then, masukklah kah wahai Tuna ke dalam mulut ku! Hahaha.

"Oh my gosh Sharon!" Kata ku sambil menggeprak meja

"Ada apa? Mengagetkan saja!" Ucap Sharon yang sedang menyuapkan nasi

"Ini enak sekali! Lebih enak dari masakan restaurant!" Ujar ku semangat

"Kau berlebihan, Rose! Masakan ibu ku lebih enak dari ini" ucap nya merendah

"Berarti, aku harus mencoba masakan ibu mu! Bawa aku kepada nya Sharon!" Kata ku merengek

"Sudah, habiskan makanan mu"

Dengan cepat aku langsung menyapu bersih semua yang ada di atas piring. Sekarang aku merasa perut ku seperti balon yang sebentar lagi akan pecah. Aku tidak kuat untuk bergerak.

"Shar?" Ucapku lemas "Mau kah kau membantu ku membereskan semua nya? Aku tidak kuat untuk berdiri" lanjutku

"Hahaha kau ini. Yasudah aku akan membantu mu"

"Thank you, mommy!" Aku langsung memeluk Sharon dari sebelah tangan kanan nya seperti anak kecil

Sekarang aku dan Sharon berada di kamar lantai 2. Lebih tepatnya kamar tidur ku. Yang kita lakukan? Gossip. Only girl will understand this. Sharon yang sedari tadi menemaniku, sengaja aku menahan nya agar tidak pulang terlebih dahulu

"Jadi, ceritakan pada ku kenapa kau tidak mood saat aku ingin sekali mengajari mu masak!" Ujar nya seperti penagih hutang.

"Should I? Aku malas mengingat nya lagi" ucap ku malas, Sharon menatap ku dengan tatapan 'ya-kau-harus-menceritakan-semuanya'. Aku langsung bergidik ngeri kalau Sharon sudah marah

"Okay my bae, I will tell you everything" kata ku sambil memutarkan bola mata, Sharon mengangguk semangat dan tidak sabar akan cerita ku yang tidak penting ini.

"Jadi, tadi aku keluar kelas tapi masih pukul 10.30, kau kan ingin mengajak ku makan siang pukul 12. Aku bingung harus kemana menunggu mu, lalu terbesit lah di pikiran ku untuk ke taman dan memakan beberapa ice cream coklat. Sesaat aku sudah di stand ice cream, aku berbalik arah mencari tempat duduk--" aku menelan ludah,

"Lalu?" Ucap Sharon penasaran.

"Saat aku berbalik arah, kau ingat dengan orang yang menabrak ku di Nando's dan pergi begitu saja?" Sharon mengangguk

"Ice cream ku tumpah karena orang yang bernama Niall Horan itu" lanjut ku

"Wait, Niall Horan?" Ucap Sharon sambil menaikkan satu alis nya, "Seperti nya aku tahu orang itu!"

"Huh? Bagaimana bisa?" Tanya ku

Sharon langsung membuka iPhone nya dan menunjukkan foto yang ber-isi-kan 5 orang sedang berpose

"Loh? Ini kan Niall dan teman-teman nya yang kemarin lusa bertemu dengan kita di Nando's!" Ucapku yakin sambil menunjuk foto itu, "Bagaimana kau bisa mendapatkan foto ini?"

"Bodoh!" Kata Sharon sambil memutarkan bola mata nya dan mendaratkan jitakan di dahi ku, "Biar ku jelas kan ya, mereka ini adalah group vocal yang bernama One Direction jebolan X-factor. Setelah mereka keluar dari ajang kompetisi itu, mereka digilai oleh para wanita. Beruntung kau bertemu dengan Niall!"

Mata ku masih menatap layar iPhone milik Sharon dengan tatapan tidak percaya, bagaimana bisa?

"Sudahlah, aku pulang ya. Terimakasih untuk makan siang nya!" Kata Sharon yang mulai beranjak dari tempat tidur dan dan aku hanya bisa mengangguk dengan tatapan kosong.

**

Unexpected // HoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang