Chapter 8 - Sharon

115 8 2
                                    

"Sharon!" panggil ku kepada wanita berambut brunette

Tentunya yang dipanggil pun menoleh ke sumber suara, "Hei, ayo duduk"

Aku langsung mengambil tempat duduk yang disediakan oleh kantin ini. "I wanna tell you a story, wanna hear?" aku ingin cerita tentang kejadian kemarin. Seperti yang pernah ku katakan, aku selalu menceritakan semua yang terjadi pada ku kepada Sharon.

"Of course I want!" ucapnya sangat antusias sambil menganggukkan kepalanya

"Tapi tidak sekarang, aku ada kelas 5 menit lagi. Mungkin setelah pulang dari jam terakhir kita bertemu di Starbucks, bagaimana? bisa kan?" aku langsung mengeluarkan jurus andalan ku, my puppy eyes.

Sharon memutarkan kedua bola mata yang berwarna kecoklatan hampir seperti warna emas. "Sungguh, kalau bukan karena puppy eyes mu aku tidak akan mau"

"Yeah, terima kasih my hunny Sharon. I have to go now, bye!" kata ku sambil melemparkan flying kiss dan berjalan menjauhi Sharon

Aku berharap saat aku menuju kelas, aku tidak bertemu dengan-- uhm, Varrel.

Aku sekarang sudah berada di ambang pintu kelas ku, Dewi Fortuna sedang berpihak kepada ku. Varrel sama sekali tidak menunjukkan batang hidungnya.

**

"Kau ingin pesan apa?" tanya Sharon

"Cotton Candy please?" 

"Okay, biar aku saja yang memesan nya" ucap Sharon dan mendapat anggukan dari ku

Tak lama kemudian Sharon sudah berada di depan ku

"Apa yang ingin kau ceritakan?"

"Ok, jadi apa kau ingat Varrel? Orang yang pernah ku ceritakan waktu itu?" Sharon menautkan kedua alis nya dan membentuk disetiap mulut nya menjadi huruf O. Sepertinya dia masih ingat.

"Kau berurusan lagi dengan nya? Seriously, you've got to be joking!" ucap Sharon terlihat seperti marah.

"Sebentar, dengarkan dulu cerita ku" tangkas ku

Sharon terlihat meredam dan menghela nafas nya. "Go ahead"

"Saat aku sedang menunggu kendaraan umum lewat untuk mengantarkan ku pulang kemarin, Varrel berbuat ulah--" 

"What? Apa yang dia lakukan? Cepat katakan!" kata Sharon yang menggebu-gebu

"Sabarlah sedikit, bagaimana aku bisa menceritakan semuanya kalau kau terus memotong perkataan ku" 

"Uhm, maafkan aku. Lanjutkan'

"Dia ingin mengajakku pulang bareng, tapi aku menolak nya dan--" ucapan ku terpotong

Bukan karena Sharon, melainkan nama ku dan Sharon dipanggil oleh pelayan untuk segera mengambil pesanan kami. Sharon mengambil pesanan kita dengan cepat dan langsung kembali ke tempat asalnya.

"Teruskan" katanya sambil menyeruput minuman yang ia pesan

"Tentu saja aku tidak mau. Dia terus memaksa ku, aku pun tetap tidak mau. Saat aku ingin pergi menjauh dari nya, ia langsung menarik badan ku kembali kehadapan nya dan tiba-tiba saja ia langsung mencium ku dengan sangat kasar.

Aku sangat berharap ada seseorang yang menghentikan perbuatan Varrel, tentu saja Tuhan masih sayang dan mau melindungi ku dengan cara mendatangkan Niall untuk meninju Varrel tepat di wajah nya yang ingin sekali ku sayat dengan pisau" jelas ku panjang lebar kali tinggi. 

Lagi-lagi Sharon membulatkan mulutnya menjadi O diikuti dengan mata nya yang ikut melebar. "Whats? Dia kenapa sangat agresif? Dia hanya bagian dari masa lalu mu, sungguh tidak bisa diterima" 

Unexpected // HoranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang