KEJUTAN PRIA TUA
Anissa Wibisono. Cantik. Seksi.
Pak Bejo geleng-geleng kepala dengan takjub, pria tua cabul itu sedang asyik memotong rumput dan memperhatikan kegiatan Anis, Opi dan Dodit yang sedang bermain-main di halaman rumah Hendra dan Alya. Gadis muda itu mengenakan celana jeans pendek dan kaos tipis yang bisa dibilang gagal menyembunyikan balon payudara pemiliknya yang sempurna, BHnya yang berwarna merah jambu bisa terlihat dari kejauhan karena diterawang sinar matahari.
Pak Bejo tersenyum sendiri saat menyaksikan buah dada Anissa melonjak-lonjak ketika sedang berlarian bersama Opi. Payudara sempurna itu mental ke atas dan ke bawah dengan mempesona, membuat pria tua itu meneteskan air liur mesum. Belum lagi menatap pantatnya yang hanya dibungkus celana jeans ketat yang ukurannya sangat mungil. Kakinya yang jenjang begitu mulus dan seputih pualam, ingin rasanya Pak Bejo mengelus paha indah milik Anissa.
Tubuh yang indah, seperti apa ya kira-kira tubuh itu kalau telanjang? Pasti lebih menggiurkan lagi. Pasti segar rasanya menyetubuhi tubuh gadis muda seperti Anissa. Pak Bejo terkekeh, sebentar lagi gadis itu akan menikah, dia bertanya-tanya apakah Anis masih perawan atau tidak, mungkin perlu ditest dulu sebelum menikah. Pak Bejo terkekeh mesum.
Mungkin sedang beruntung, tiba-tiba saja Anissa membungkukkan badan menghadap ke arah Pak Bejo ketika sedang bermain bersama Opi. Bagian atas kaosnya yang longgar memberikan kesempatan pada Pak Bejo untuk menikmati belahan dada gadis muda itu.
"Wah, wah, pagi-pagi sudah disuguhi susu non Anis. Enak enak enak. Putih mulus, besar bulat, wah, pasti lezat sekali dijilati." Pak Bejo mengecap lidah menatap keindahan belahan dada Anis yang bisa dilihat jelas olehnya. "Lihat ginian saja aku ngaceng, apalagi kalau pegang."
Tiba-tiba saja Anissa berbalik dan kali ini Pak Bejo disuguhi keindahan bulat pantatnya yang juga sempurna. Bokong gadis itu begitu indah menopang kedua kaki jenjangnya, menyeruak ke atas seakan minta dielus seseorang.
"Kalau sampai tidak bisa menjejalkan kontolku ke dalam anus Anissa, namaku bukan Bejo Suharso!" batin Pak Bejo sambil pelan mengelus kemaluannya yang kian membesar. "Akan kubelah memek dan anusnya sampai gadis itu tidak bisa lagi berdiri tegak!"
"Ayo, semuanya! Sarapan dulu!" panggil Bu Bejo dari dalam rumah, menghancurkan lamunan suaminya yang cabul.
###
Air hangat yang menyegarkan seluruh badan Alya yang terasa pegal membuatnya rileks. Gelembung sabun yang meletup-letup seakan mengingatkan Alya pada permainan cintanya yang panas dengan tetangganya yang cabul, Pak Bejo.
Ketika menyabuni kakinya yang panjang dan jenjang, Alya berusaha keras untuk tidak bermain-main dengan kemaluannya, dia membuang jauh-jauh semua birahi yang setiap saat dikobarkan oleh Pak Bejo.
Wanita cantik itu bersungut dan memaki pria tua itu dalam hati, Pak Bejo telah membangkitkan gairah seksual liar di dalam dirinya dan karenanya Alya membenci pria tua itu setengah mati. Alya hanyalah seorang wanita lemah yang dimanfaatkan dan tidak bisa melepaskan diri dari cengkramannya. Alya beruntung karena kehadiran Anissa dan Dodit membuat Pak Bejo sedikit menarik diri karena tidak bisa diam-diam mendekatinya.
"Mandinya enak, manis?" tiba-tiba saja sesosok tubuh yang sangat ia kenal hadir di hadapan Alya tanpa diundang.
"Pak Bejo?!" Alya yang kaget spontan menutup dadanya dan menenggelamkan diri di dalam bak mandi. Hal yang sebenarnya tidak perlu dilakukan karena pria tua itu toh sudah pernah melihatnya telanjang berulang kali.
"Pak Bejo!" teriak Alya lagi ketika Pak Bejo membuka celananya. Batang kemaluannya yang besar dan keras dikeluarkan dari dalam celana dan pria menjijikkan itu kemudian kencing sembarangan. Alya panik namun tidak bisa berbuat apa-apa, bagaimana mungkin laki-laki ini bisa masuk ke kamar mandi pribadinya?