Pertama [ Arin POV ]

336 8 2
                                    


Tik.. Tik.. Tik..

Suara jam dinding terdengar di ruangan yang sunyi ini. Aku tak tau sudah berapa lama menunggunya, mungkin hampir satu jam berlalu..

Ah.. Memang membosankan menunggu seseorang yang entah akan datang atau tidak.
Aku beranjak dari kursi ku , hendak pergi dari kelas yang tidak ada lagi orang di sana kecuali aku..

Yap, sekarang aku berada di kelas sendirian.. Sendirian..
Menunggu seseorang yang meminta aku menunggunya.
Aku sendirian karena ini adalah jam pulang sekolah.
Saat aku hampir mencapai pintu, aku mendengar langkah kaki yang sedang terburu-buru dan suara nafas yang tersengal-sengal. Aku terkejut ketika melihatnya, ternyata keno, orang yang sedari tadi aku tunggu.

" sorry ya.. Rin.. tadi gue di suruh pak samid mariksa buku-bukunya", nafasnya masih tersengal-sengal.

" oh.. Yaudah.. Jadi gak?", tanya ku sambil menatapnya. Ia menyeka keringatnya dengan tangan lebarnya.

" ya jadilah.. Kan lo udah nungguin gue", kini keno nyengir kuda ke arah ku.

Kami sampai di panti asuhan cinta bunda, panti asuhan ini milik orang tua keno. Setiap minggu di hari selasa kami pergi ke tempat ini, entah bagaimana awalnya kami bertemu dan selalu pergi ketempat ini setiap minggunya. Yang pasti awalnya kami tidak saling kenal meski satu sekolah, kami bertemu di tempat ini.. Di panti asuhan ini..

***

"hai kak!!, tumben telat? Kita udah nungguin dari tadi loh.. Kita main uler tangga hari ini, ya kak Arin.. Kak Keno juga boleh ikutan kok", kata gadis kecil itu dengan sumringah. Aku hanya tersenyum mendengar ucapannya, anak ini.. Yang sedang bersamaku, dia bernama Nina.. Ia anak sebatang kara, orang tuanya kecelakaan saat umurnya 6 tahun, masih terlalu kecil memang, harus hidup sebatang kara. Untungnya ia tinggal di panti asuhan milik Keno.

" woy.. Arin.. Bantuin gue bagiin makanan nih..", suara berat itu memecah pikiran ku.

Keno.

" iya.. Bentar..Nina.. Main sama yang lain dulu ya.. Kak Arin mau bantuin kak Keno dulu", kata ku lembut sambil mengusap pipinya yang cubby.

" siap Bos Kakak ".

Aku hanya tersenyum kecil mendengarnya. Entah kenapa saat aku di panti ini aku merasa sangat dekat dengan Keno, tetapi kalau di sekolah kami seperti tidak saling kenal satu sama lain, entah kenapa, aku juga merasa aneh..

Satu Waktu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang