Hari selasa, sepulang sekolah.
Bel berbunyi sangat keras sepulang sekolah, selalu terdengar sorak sorai gembira, tapi tidak untuk Arin, ia biasa saja mendengarnya.
Kini semua murid di kelasnya sudah tidak ada, kecuali Arin, ia duduk di meja paling depan, menunggu seseorang datang.
Arin beranjak dari tempat duduknya, dan hendak melakukan sesuatu.
“lebih baik bantuin Pak Tresno dulu, dari pada nungguin Keno sampe jamuran”, gumam Arin.
Ia mematikan lampu kelasnya, dan berjalan ke kelas yang lainnya, Arin berpapasan dengan Pak Tresno, Arin tersenyum ramah.
“ terimakasih ya.. Dek Arin.. sudah mau nolongin bapak, tapi gak usah repot-repot, ini memang pekerjaan saya dari dulu, mengurus kelas dan sekolah, lagi pula ada anak Bapak yang bantuin”, Pak Tresno membalas senyuman Arin, guratan di wajahnya mengencang saat ia tersenyum.
“ gak apa-apa kok Pak, lagi pula saya lagi gak ada kerjaan, lagi nungguin orang”, Arin kembali tersenyum.
“ pasti nungguin Keno ya?, Keno masih ada di kelasnya”, Pak Tresno menunjuk kelas Keno yang tak jauh dari tempat Arin berdiri.
Arin mengganguk tanda paham, dan beranjak dari tempatnya berdiri. Arin telah sampai di depan pintu kelas Keno, ia mendengar tawa seseorang di dalam sana, lalu seseorang berbicara, sepertinya bukan hanya Keno saja di dalam. Arin berdiam diri, masih di tempatnya berdiri. Seseorang keluar, lalu melirik Arin, Arin menunduk.
“ lo lagi ngapain di sini?, gue kira ini sekolah udah gak ada orang lagi, lo kenal dia Ken?”, seseorang itu bertanya lalu melirik Arin lagi.
“ mmm... cewe ini?, dia..”, Keno terhenti akan kata-katanya, karena sudah diserobot oleh temannya itu.
“ pacar lo? yaudah Ken.. gue pulang duluan, jangan sampe lu nginep disini ya, hahaha..”, seseorang itu menepuk bahu Keno sambil tertawa, lalu meninggalkan Arin dan Keno.
Keno melirik Arin, lalu tersenyum kecil.
“ maaf ya.. kelamaan, tadi Dimas lagi curhat gitu.. sama gue”, Keno tersenyum.
“ iya gak apa-apa kok, tapi gue matiin lampu dulu ya.. dua kelas lagi kok”, Arin beranjak dengan cepat, ia mematikkan lamu kelas Keno dan berajalan ke kelas lainnya.
Keno memperhatikan Arin, menyenderkan tubuhnya di diding dan tersenyum ketika Arin tersenyum saat lampunya mati.
“ udah selesai?, yuk!”, Keno menarik tangan Arin, dan menggenggamnya erat. Arin tidak bisa melepaskannya begitu saja, ia akan merasa sangat kehilangan ketika melepasnya.
Perasaan apa ini?, mengapa aku sangat bahagia?, mengapa aku tidak bisa menangkis genggaman tangannya?, apakah aku telah jatuh cinta dengan orang ini?,begitulah isi fikiran Arin saat itu.
***
“ Ken tadi pas ditanya temen lo itu, lo mau jawab apa?”, tanya Arin tiba-tiba.
“ pertanyaan yang mana?, yang gue kenal sama lo?”, Keno memutarkan tubuhnya menghadap Arin.
“mmm... iya”, Arin tidak berani menghadap Keno, ia takut Keno melihat pipinya yang agak memerah.
“ lo itu orang yang special, ketemu di hari special, di tempat yang special”, Keno tersenyum lembut, lagi-lagi... kata-kata dan perlakuan keno membuat Arin terhanyut akannya, apa lagi senyuman Keno yang selalu terlontar kearahnya.
Tanpa Arin sadari kini pipinya sudah semerah tomat, Arin menahan senyumannya, agar Keno tidak mengiranya ge’er.
Cerahnya sore ini, mendukung akan apa yang dikatakan Keno kepada Arin, awan membawa angin sejuk, dan menerpa wajah Arin dengan lembut, rambut Arin melayang-layang tersapu angin. Membuat Arin semakin manis dengan semburat merah di pipinya. Keno takjub memandangnya, dan tak henti-hentinya tersenyum.
“Semakin manis kalo pipi nya merah”,gumam Keno dalam hatinya.
Keno merogoh sakunya, lalu mengeluarkan Hand Phone-nya, memotret Arin yang sedang menikmati sejuknya angin, bahkan Arin tidak menyadarinya.
“ kakak seneng banget sih.. di bawah pohon sambil duduk di ayunan, mendingan temenin kita main petak umpet!”, gerutu Kika salah seorang anak yang tinggal di Panti Asuhan ini.
“ kan adem Kika, banyak angin sepoi-sepoi loh!”, Keno mencubit pipi Kika gemas.
“ yaudah.. ayo main, kayaknya udah lama kakak gak main permainna itu”, Arin berdiri menggandeng tangan Kika, meninggalkan Keno yang sedang duduk di ayunan. Keno memandang Arin dari belakang, Keno memotretnya lagi, yang di potretnya berbalik memasang wajah mengejek sambil menjurulkan lidah.
“ awas ya.. kamu.. kalo ke tangkep harus jaga!”, Keno berlari mengejar Arin, Ari berlari tak kalah kencang, mereka berdua malah berkejar-kejaran, anak-anak Panti tertawa melihatnya.
“ kak Keno sama kak Arin kayak anak kecil deh!, hahaha..”, Kika berkomentar, tetapi mereka berdua malah sibuk berlari-lari, sambil tertawa-tawa mengejek.
-----------------------
hey.. kalian... aku update lagi loh.. hehe...
; )
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Waktu [End]
Teen FictionHighest ranks : 🏅8 #juststory satu waktu bersamamu aku merasa nyaman. Di tempat ini kita bertemu, menyapa, dan saling mengenal. meskipun satu sekolah dengannya aku belum pernah mengenalnya apalagi menyapanya. Hanya satu waktu kita saling dekat.