Di taman [ Keno POV ]

83 6 0
                                    

Keno Bramanta ( Keno ) POV

------------==============---------------

[ flashback Keno ]

Keno berlari mengelilingi lapangan, melakukan pemanasan sebelum bermain basket, saat ini sekolah sepi, sunyi, hening, menurutnya keadaan saat itu sangat menyenangkan.

Ia berlari ke arah bola untuk mengambilnya, langkah keno terhenti di tengah lapangan, ia mendengar seseorang berlari-lari dari satu kelas ke kelas lainnya. Kelihatannya orang itu mengunjungi semua kelas, Keno tidak tau apa yang dilakukannya.

Semua lampu tiba-tiba mati saat seseorang masuk kesana, Keno menyipitkan mata agar terlihat siapa yang melakukannya. Kini keno bersembunyi di balik tembok agar orang itu tidak melihatnya.

Keno  sangat terkejut mengetahui seseorang yang ada di sana,  ia melihat seorang perempuan mengenakan seragam sekolah, seperti seragam yang kini ia pakai, rok seletut yang di pakainnya menjadikannya terlihat manis. Gadis itu tersenyum ketika tombol yang tekannya membuat lampu itu mati.

Dasar cewe aneh!

Keno hanya mengamatinya dalam diam, terkadang Keno melihat senyuman tersungging di wajah gadis itu, ternyata ia membatu Pak Tresno mematikan lampu-lampu kelas. Setelah semua lampu mati, ia pergi.

“Siapa gadis itu?, baik sekali menolong Pak Tresno, aku yakin semua perempuan di sekolah ini, hanya dia yang sukarela membantu Pak Tresno, yang sudah paruh baya itu”, gumam keno.

***

 Keno POV

Aku mengendarai motor menuju taman. Merogoh isi tas hendak mengambil sesuatu, kini yang ku dapati secarik kertas berwarna merah muda, dengan gambar bunga mawar merah di pinggir bawah surat itu, aku tersenyum, mengingat siapa yang menyukai warna dan gambar bunga tersebut.

“Marsyari Pramesti”.

Jujur aku menyukainya sejak lama, mungkin bisa dibilang saat aku melihatnya pertama kali, saat ia membantu Pak Tresno mematikan lampu kelas. Ingatan itu seakan tidak bisa menghilang difikiran ku, aku tersenyum sendiri mengingatnya.

Aku mulai menuliskan kata-kata di atas kertas itu menggunakan pena. Kata-kata yang sedari tadi sudah aku fikirkan, kata-kata yang mungkin akan membuat Arin terhanyut akannya. Aku berharap Arin senang membacanya.

Aku sibuk memikirkan kata-kata itu, tanpa sadar keningku berkerut dengan wajah yang nampak serius. Saat aku menulis, ada bayangan seseorang melewatiku,aku menghiraukannya, tetapi bayangan itu berhenti dan nampaknya ada seseorang yang sedang duduk disamping ku.

Aku menoleh, dan terkejut melihatnya dan sekarang hampir melompat. Arin memandangku bengung dengan memasang wajah penuh tanya. Aku teringat dengan kertas yang sedang ku tulis tadi, aku buru-buru melipatnya dan ku masukkan kertas itu kedalam tas, takut Arin akan melihat is di dalamnya.

Untuk beberapa saat kami berdiam diri, yang terdengar hanyalah angin, dan suara kaki yang sedang berlari-lari kecil, kebetulan sore ini taman tidak begitu ramai.

Tak ada yang memulai pembicaraan, keadaannya masih sama seperti beberapa menit lalu.

“ Ken..”, ia memulai pembicaraan. Aku menoleh dan menatapnya seakan-akan aku berkata  Apa??.

“ kenapa kalo di sekolah lo gak pernah sapa gue?, terus kenapa lo mau ke Panti  bareng gue?, sekarang kan lo udah punya temen setelah kejuaraan kemarin”, Arin menatapku .

“ gue.. cuman mau deket dan kenal sama lo waktu kita di panti dan pada hari selasa, setiap minggu. Gue udah terlalu nyaman ke Panti cuman sama lo”, tiba-tiba kata-kata itu meluncur dari mulut ku, aku hanya memandang lurus ke depan, takut Arin melihat ekspresiku sekarang.

Kini Arin hanya terdiam, sepertinya ia membeku karena perkataan ku.

Aku kembali berbicara, memberi penjelasa apa yang aku katakan tadi, penjelasan agar Arin tidak menganggapku aneh, atau semacamnya.

“ Entah kenapa pertama kali ngeliat lo, gue yakin bakalan nyaman ngobrol sama lo, dan yakin kalo lo anak baik-baik dan cewe yang manis”, kini Aku menatapnya dan tersenyum kecil. Sepertinya ia bingung dan berusaha mencerna kata-kata yang barusan aku ucapkan.

“ gue pengen deket sama lo boleh kan?, Marsyarin?”, tanya ku lagi. Aku bertanya dan berbicara berdasarkan isi hati dan fikiran ku, aku tidak perduli ia menggap pembicaraan ini seperti apa, yang jelas aku berkata sejujur-jujurnya.

Ia membalas ku dengan senyuman, saat itu, ketika melihat senyumannya, aku merasakan kebahagiaan tersendiri di hati ku.

“ lo tau dari mana kalo gue anak baik-baik??, sok tau deh..”, kini Arin menyenggol tangan ku, mungkin agar tidak terlalu canggung?.

Yang ditanya hanya tersenyum dan tertawa kecil. “ Tanpa lo sadar, gue sering merhatiin lo nolongin Pak Tresno matiin semua lampu waktu pulang sekolah, lo lakuin itu hampir setiap hari kan?, semenjak itu gue selalu sengaja pulang paling akhir cuman mau liat apa yang lo kerjain, gue pulang telat bukan gara-gara itu juga sih.. “, aku tersenyum dan mengacak-acak rambut Arin pelan, lalu pergi meninggalkannya.

“kita ketemu lagi hari selasa setelah pulang sekolah, okey?”, tanya ku ketika aku berjalan menuju parkiran motor.

“ okey..”,  jawabnya sumringah. Ku rasa Arin senang dengan semua ucapan ku, dan obralan tadi. Aku melihatnya masih terduduk disana sambil senyum-senyum sendiri.

Dasar cewe aneh!

“ gue Cuma mau ketemu sama lo, di hari special dan tempat special, gue harap lo suka panti sebagai tempat special”, Aku berkata pelan sambil melihatnya dari jauh, dan pulang mengendarai motor.

_________________________________

Hey-hey kalian semua.... kangen gak sama saya... hehe..#enggak tuh.. tapi kangen sama NoRin kan? Keno dan Arin hehe... #steres

yaudah deh.. selamat membaca yaw.. 

bye..

; )

Satu Waktu [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang