[ flashback ]
Sepi, sunyi, damai, dan tentram... inilah keadaan kelas setelah sepulang sekolah.. ia sengaja pulang paling terakhir hanya untuk menikmati sunyinya kelas.
Ah... senangnya mendengar bunyi jam berdenting.. tidak ada lagi suara-suara memekakkan telinga yang berasal dari semua siswa.
Duk..Duk..Duk..
Kudengar bunyi bola basket dipantulkan. Seorang lelaki mendribell bola dan memasukkannya ke dalam ring, dan bola itu masuk dengan sempurna, itu adalah three point.
Lelaki itu melirik Arin, Arin hanya membuang muka pura-pura tidak melihatnya.
“ lo ngapain di situ?? Ngintipin gue main bola basket?”, lelaki itu mengelap keringatnya dengan handuk kecil.
“ gak, ngapa-ngapain.. lo sendiri kok gak pulang?, sekolah udah sepi”, entah kenapa kata-kata itu keluar dari mulut Arin, andai saja bisa ia tarik kembali.
“ yang ada gue yang nanya, ini sekolah udah sepi, dan lo cewe, sendirian lagi”, lelaki itu mendekatiku dan tersenyum kecil.
Arin hanya diam saja mendengar ucapannya, lagi pula Arin tidak mengenalnya, dan berniat meninggalkan laki-laki itu. Tiba-tiba langkah Arin tertahan dan lebih tepatnya ditahan.
“ nama gue Keno, Keno Bramanta, lo emangnya gak pernah liat gue?”, tanya Keno pada Arin. Tetapi perempuan itu tidak menjawab sepatah kata pun, ia malah meninggal kan Keno.
Keno yang melihatnya semakin menjauh malah tersenyum.
Dasar cewe aneh!!.. Keno bergumam.
--------------------------------------------------
Sing..
matahari di hari selasa siang ini agak berbeda dari biasanya, hari itu Arin sedang beristirahat. Arin terkulai lemas karena kelelahan, ia menenggak air minum dingin yang dibelinya. Tiba-tiba saja seorang lelaki menarik tangannya dengan paksa, tanpa perlawanan sedikit pun, Arin hanya mengikuti laki-laki itu melangkah, tiba-tiba berhenti diparkiran. Arin melihat wajah lelaki itu, dan terkejut.
Keno Bramanta.
“ lo jangan banyak tanya, dan diem aja di sebelah gue, and bersikap manis”, Keno memerintahnya.
Belum sempat Arin melawan Keno, seseorang keluar dari mobil mewah itu dan menyapa kami berdua. “ cewe cantik disebelah kamu ini arin kan?, Keno memang gak salah pilih”, ucap wanita itu sambil mengelus rambut ku.
“ Bunda...”, kini pipi Keno sedikit memerah karena menahan malu.
Arin yang melihat dan mendengarnya merasa kebingungan. Banyak pertanyaan di kepalanya saat itu. Yang Arin tau saat itu, hanya tentang wanita itu, yang tidak lain dan tidak bukan adalah bundanya Keno.
“ nanti sore kalian jadi kan? Ke panti asuhan?”, tanya wanita itu.
“ jadi kok Bun, Keno pergi sama Arin ya..”, Keno tersenyum dan melirikku.
Deg..
Arin kaget mendengar ucapan yang barusan dikatakan Keno.
* * *
Entah kenapa Arin sekarang malah berada di dalam mobil Keno.
“ gue mau dibawa kemana nih?, jangan macem-macem sama gue!, terus kenapa lo tau nama gue?, dan bunda lo juga tau nama gue, terus panti asuhan itu apa maksudnya?”, Arin tak henti-hentinya melemparkan semua pertanyaannya pada Keno saat itu.
“ woy... tenang dulu dong!, gue gak bakalan nyakitin lo, gue tau nama lo dari temen dan kita juga pernah kenalankan?, Bunda tau nama lo dari gue, kita mau kepanti asuhan milik orang tua gue”, Keno mengatakannya dengan wajah datar.
“ terus apa hubungannya gue sama panti asuhan lo itu?”, tanya Arin lagi.
“ lo bisa gak sih.. nanya gak usah pake teriak, lo gue ajak ke panti asuhan itu, karena temen-temen cowo gue pada sibuk alias gak bisa dan yang cewenya pada masang tampang mupeng buat gue ajak, kan gue jadi jijik liat cewe centil kaya mereka, dan gue ngajak lo karena lo itu gak banyak ngomong, lo juga punya banyak waktu senggang setiap pulang sekolah apalagi hari selasa kan?”, Keno menjelaskan panjang lebar.
Seakan menjelaskan semua pertanyaan, Arin hanya ber-oh-ria dan mengangguk tanda paham akan semuanya.
“ pokoknya setiap pulang sekolah tepatnya hari selasa lo harus temenin gue ke panti okey?”, Keno tersenyum dan menampakkan kedua lesung pipi nya. Oh Tuhan.. senyum Keno sangat menawan, bahkan kini Arin hanya mengangguk-angguk.
“ tapi.. kenapa lo ngajak gue doang?”, ternyata Arin masih penasaran.
“ gue tau kok lo gak punya temen kan?, gue juga sama kok kayak lo, meskipun gue ini terkenal di sekolah, itu cuman semata-mata gue jago basket, dan selebihnya gue kayak lo”.
Ternyata itu sebabnya Keno selalu pulang terakhir sama seperti yang di lakukan Arin setiap harinya, Arin tidak menyangka Keno sama seperti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Satu Waktu [End]
Novela JuvenilHighest ranks : 🏅8 #juststory satu waktu bersamamu aku merasa nyaman. Di tempat ini kita bertemu, menyapa, dan saling mengenal. meskipun satu sekolah dengannya aku belum pernah mengenalnya apalagi menyapanya. Hanya satu waktu kita saling dekat.