Mama Bukan Bunda

5.6K 405 34
                                    

"Earth percaya sama mama ya."

"Kamu tunggu sini okey, biar mama yang ketempat ayah kamu."

"kalau ada yang menjadi pengganti mama Earth harus sayang ya sama orang itu."

"Mama sayang Earth."

"Mama pergi dulu ya sayang."

"mama"

"Mama jangan pergi."

"MAMA!"

"HIKS MAAFIN EARTH MA."

"MAMA JANGAN PERGI!"

"MAM-"

Hah

Earth terbangun dari mimpi buruk nya.

Selalu, selalu saja ia memimpikan mama nya disaat yang tidak tepat, ia takut jika ayahnya tau ia akan kembali dihukum.

Earth menangis sambil menelungkupkan kedua tangannya, ia butuh pelampiasan untuk saat ini.

Cutter

Iya dia butuh Cutter untuk melampiaskan semua ini.

Earth mulai beranjak dari kasurnya, dengan air mata yang terus menurun, ia meraba rak meja yang awalnya ia pakai untuk menaruh cutter dengan tangan yang bergetar.

Earth benci semua ini,

Mengapa?

Mengapa ia harus dihukum ditempat itu kembali, Ia benar benar benci hal itu.

Erika- Mama kandung Earth yang dibunuh disana dan Earth merupakan saksi dari pembunuhan itu, sampai akhirnya Earth menjadi anak yang Trauma akan dunia.

Setelah berkeliling kamar, Earth tetap sama sekali tidak menemukan cutter yang biasanya ia sediakan di sini tapi mengapa ilang?

Apa ayah mengembunyikannya?

"AYAH HiKS"jerit Earth sambil menangis.

"HIKS AYAH PEMBUNUH,"

"AYAH YANG BUNUH MAMA,"

"CUTTER"

"HIKS CUTTER EARTH AYAH HIKS,"

"EARTH MAU CUTTER,"

HIKS

HIKS

"AYAH JAHAT AYAH BUNUH MAMA." jerit Earth didalam kamar dengan posisi terduduk lemah.

Matanya memerah dengan air mata yang membasahi baju lembut miliknya.

Brak

Pintu kamar Eart terbuka dengan keras, menampak kan raut wajah Ayah yang tampak memerah akibat emosi.

"APA MAKSUD KAMU HAH?!"

"Baru kemarin dihukum ingin lagi hm?" ujar Ayah dengan nada yang mengerikan.

"Ayah ud-ah hiks bunuh ma-ma hiks" tangis Earth semakin kencang ingatan tentang mama nya yang dulu tertutup kembali terbuka.

Ayah yang mendengar pun langsung mencengkram rahang Earth dengan keras tak perduli anak nya itu kesakitan atau tidak.

"Kamu memang patut dihukum anak nakal!" bisik ayah dengan smirk khasnya.










Makasi yang udah support

Btw aku mau minta maaf kalo aku ada salah ya♡

makasih votenya spam komen nya.

ini aku hrus next ga?

sebenertnya mau double up tapi maaf ya blom bisa lagi.

menurut kalian mending double up apa 1 chapter dibanyakin aja?

kalo votenya mendukung pas up aku dobel up deh


HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang