4. Omong kosong.

538 123 8
                                        

[(☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞☆゚.*]
.
.
.
.

'Apa yang terjadi? Kenapa? Ada apa ini?'

Pikirannya berantakan. Tiba-tiba dia teringat, kalau wajahnya Liany sama seperti wajah dirinya. Yang membedakan hanyalah warna matanya yang ungu tua.

'System! Apa ini kebetulan!? Atau sudah diatur? Kumohon jawablah!'

[...]

Melihat System tidak menjawab pertanyaannya berarti jawabannya benar-benar diantara itu.

'Cih! Sialan!'

Sayangnya kedua pertanyaan Liany sama-sama negatif.

Liany tidak menyadari percakapan ayahnya dengan Duke.

"Karena anakku sudah datang, mungkin lebih baik putrimu bersama dengannya."

"Benar. Anak-anak harus dengan sepantarannya."

Dia baru kembali ke kenyataan setelah sadar ada tangan yang terulur ke depannya. Tangan Richard dengan ringan terulur padanya dengan senyum manis yang sama seperti ketua kelas.

Dengan sedikit linglung Liany meletakkan tangannya dan dia didampingi meninggalkan ruangan dengan tangan tak berpindah dari posisi awal.

'Sial. Sial. Sial.'

Sudah keberapa kalinya Liany membatin kata 'Sial' dalam benaknya. System yang merasa bersalah tak bisa menjawab dan hanya bisa diam menyadari kekesalan pemiliknya.

Apa maksud sebenarnya disini?

Bahwa Richard adalah ketua kelasnya? Atau dia adalah Liany?

Apa jangan-jangan sebenarnya..

'Omong kosong. Ayo kita tenang dan buang jauh-jauh hipotesis mengerikan itu.'

Akhirnya dia bisa kembali ke dirinya yang biasa dan dapat mengontrol ekspresinya yang memucat.

Liany bersyukur kulitnya didunia ini pucat sehingga tak ada yang memerhatikan perubahannya.

"Apa anda ingin ke suatu tempat nona muda?" Richard berucap dengan senyum secerah mentari saat melakukan kontak mata.

Baru saja dia sadar, walau penampilannya mirip dengan ketua kelas. Dia tetaplah Richard.

Liany tidak bisa menurunkan penjagaannya, salah sedikit saja dalam penanganan, dia bisa masuk ke kandang harimau.

Karena sebelumnya dia bertekad menjadi orang membosankan, dan dia memberikan jawaban orang yang membosankan.

"Terserah anda saja, Tuan muda." Liany tersenyum hampir semanis madu dan membuat bahu Richard sedikit bergetar.

"Baiklah karena anda menjawab seperti itu."

Dan akhirnya Richard malah menuntun Liany ke taman.

Angin yang terus berhembus dengan tenang, langit yang cerah tak berawan, kupu-kupu yang terbang berjalan-jalan sambil mengambil nektar.

Ditambah hamparan bunga dan tanaman aneh lainnya. Tak lupa lengkap dengan makanan manis yang menggoda mata dengan teh hangat yang berbau harum.

Liany akui ini benar-benar terasa tenang dan menyenangkan. Suasana seperti ini adalah yang sangat disukai olehnya karena memudahkan untuk bersantai.

Tapi..

"Bagaimana menurut anda?"

Ini terasa seperti sudah diatur sedemikian rupa.

Liany tak punya masalah dengan sopan bertanya sambil memasang senyum malu-malu.

"Ini benar-benar indah dan nyaman, hampir terasa seperti sudah diatur. Terimakasih."

💮Liany and The System 💮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang