5. Sialan.

504 112 12
                                        

[(ノ゚0゚)ノ~]
.
.
.
.

"Tidak. Benar-benar tidak denganmu. Aku belum kehilangan akal." Tanpa sadar Liany mengucapkan isi hatinya pada Richard.

Richard tertohok dalam hati mendengar penolakan jelas dan padat seperti itu. Apakah dia sangat buruk? Sampai-sampai ditolak seperti ini? Oleh calon tunangannya?

Coba saja bayangkan bagaimana perasaan Richard.

[System merasa sangat senang atas kejujuran anda.]

'Ah.. apa tadi terlalu kasar?' batin Liany melihat ekspresi aneh di wajah tampan Richard.

"Maksudku.. aku tidak tertarik untuk menikah." Jelas Liany dengan sedikit canggung.

'Memang benar sih..'

Tidak pernah sekalipun dia berpikir untuk berkeluarga atau punya anak. Orang-orang yang mendengar perkataan Liany hanya menganggap sebagai candaan semata. Lagipula dia masih kecil.

Dia tidak tau bagaimana rasa sayang untuk keluarga.

'Karena aku yatim piatu.'

[(・o・)!?]

Sejak bayi dia sudah ditelantarkan dipanti asuhan. Jejak orang tuanya tidak diketahui alamat, identitas, seakan mereka hanya datang tiba-tiba pergi. Banyak juga anak panti tidak menyukainya.

Dia hidup bersama tapi seperti sendirian.

'.. Sampai disini pun sama saja.'

Ayahnya sekarang dingin dan cuek pada dirinya. Dia tidak punya siapa-siapa untuk dipercaya atau dijadikan tumpuan, Apa bedanya kalau begitu? Sama kan? System? Liany masih ada keraguan untuk mempercayai 100%.

"Hm? Aku baru tau ada yang sepertimu."

Banyak kasus menolak perjodohan, bukannya menikah. Dan gadis di depannya terang-terangan berkata seperti itu padahal dia masih kecil?

Liany tersenyum sombong pada Richard.

"Jangan sampai tertarik."

Richard tersenyum diam mendengar kata-kata itu, lalu mengambil cangkir teh didepannya dan mengisapnya. Mata merahnya menutup menikmati angin yang berhembus.

'Aku tidak bisa janji untuk hal itu, Nona manis.'

Sementara itu, Liany mengamati wajah Richard.

'Gila. Benar-benar mirip. Apakah ini duplikat?'

Liany seakan melihat ketua kelasnya sendiri yang berada didepan nya. Apalagi dengan mata tertutup, membuatnya benar-benar merasa aneh. Visual mereka berdua saling tumpang tindih.

'Mungkin saja ini memang kebetulan. Atau memang diatur sedemikian rupa?'

Tebakan seperti itu tak terhindar dari fakta bahwa 'Tiara' tanpa sengaja mati karena ketua kelas, yang seharusnya tidak salah apa-apa. Apalagi menurut informasi System.

'Mati diwaktu yang salah.'

Apa seharusnya dia masih hidup?

'Dan sepertinya orang terakhir yang kulihat sebelum menutup mata adalah ketua kelas.'

[...]

"Sekarang.."

Kata-kata Richard membuat Liany bangun dari pikirannya. Melihat gadis didepannya sedikit tersentak, Richard melanjutkan kata-katanya dengan hati-hati.

"Tinggal membuat restu saja."

[(‘◉⌓◉’)!]

'Restu?'

💮Liany and The System 💮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang