Chapter 1

1.2K 64 1
                                    

"Hyung, bolehkah aku minta satu senyuman saja"





"Pergi!"






"Hyung bolehkah aku menemuinya, aku sangat
khawatir"



"Jangan coba-coba mendekati saudara ku"



"Hyung bisakah kau antar aku kesekolah untuk kali ini saja?"




"Jangan bermimpi kau bocah sial!"



























Pagi yang begitu riuh dengan kicauan burung yang ibaratnya sebagi alarm dipagi hari bagi para manusia yang sedang tertidur lelap namun burung-burung seakan mengingatkan mereka bahwa saatnya beraktivitas di pagi hari itu.

Namun berbeda dengan di sebuah mansion mewah yang berada di suatu daerah yang berada di Seoul.

Pagi hari mereka akan sibuk kesana kemari untuk beraktivitas yang sangat padat. Waktu adalah uang bagi mereka dan jangan sampai terlewat sedikitpun.

Byur

Suara guyuran air menimpa tubuh seorang pemuda yang tengah terlelap nyaman namun itu tak lama setelah seseorang menyiramnya dengan air dingin.

"Hah..hah..hah.. dingin" ucap pemuda itu terkejut sekaligus panik karena kulitnya terasa sangat dingin dan itu membuat ia terbangun langsung terduduk.

"Bangun sialan! dasar anak pemalas" ucap pelaku yang menyiram pemuda itu

"H-yung" ucap pemuda itu dengan gemetar karena dingin sekaligus terkejut

"Cepat bangun,Cih dasar menjijikkan!" Ucap orang itu sambil melempar ember dengan sembarang dan melenggang pergi setelahnya

Sedangkan pemuda itu masih menatap kepergian orang yang di panggilnya Hyung dengan tatapan sendu, bukan sendu lagi melainkan tatapan menyakitkan dan juga kesedihan yang sangat-sangat mendalam.

Ia hanya bisa pasrah dengan perintah yang dikatakan hyungnya. Ia pun beranjak dari duduknya kemudian berjalan ke arah kamar mandi yang berada di kamarnya.

Ia menatap pantulan dirinya di cermin kamar mandi, menatap dengan miris dirinya. Merenungi nasibnya yang begitu malang namun ia menepis semua itu dan segera ia membasuh wajahnya dengan air yang hangat kemudian ia langsung membersihkan diri.

Sedangkan di ruangan makan empat orang manusia sedang bercanda ria sambil melempar beberapa ucapan yang membuat gelak tawa.

"Hei hentikan! Kalian membuat ku sakit perut" ucap Jake yang mengelus perutnya sakit karena kebanyakan tertawa

"Bagaimana aku bisa berhenti jika Jungwoon Berkata konyol" ucap heeseung sama persis dengan apa yang dilakukan Jake yaitu memegang perutnya

"Oh? Kalian sedang apa?" Tanya Jay yang baru saja datang

"Entahlah Hyung, mereka bilang mereka tertawa karena ucapan konyolku padahal aku tengah kesal" ucap Jungwoon yang mendengus

"Astaga kalian, sudah-sudah ayo sarapan sebelum kalian terlambat ke sekolah" ucap sunghoon pada adik-adiknya

Semua pun menurut dengan perkataan sang tertua, mereka makan dengan suasana hening dan tenang namun di balik kejadian yang sebelumnya seseorang memperhatikan mereka dari arah pintu dapur.

"Aku ingin ikut dan bercengkrama bersama tapi rasanya kenapa sulit sekali" batin pemuda itu dengan menatap pemandangan di depannya dengan nanar.

Setelah sarapan akhirnya mereka pun berangkat kuliah maupun kesekolah dan rumah itu pun kembali sepi dan terdengar suara langkah kaki yang mendekati ruang makan.

Di sana seorang pemuda tengah duduk dengan tenang dan bersiap untuk sarapan, namun walaupun hanya tersisa sedikit ia tak masalah asalkan perutnya terisi.

Ia makan dengan lahap dan senyuman tak pernah luntur dari bibirnya. Entah apa yang membuat ia senang hari ini padahal tadinya Susana hatinya begitu buruk namun sekarang sudah tak ada lagi.

Aktivitas makannya terhenti ketika sesuatu yang asing ingin keluar dari mulutnya, ia berlari ke wastafel dapur karena kamar mandi berada di kamarnya di lantai dua jadi dia tidak sempat naik ke atas.

"Huek"

"Huekk"

Semua makanannya tiba-tiba keluar dan yang membuat ia lebih terkejut ada cairan warna merah kental disana. Ia langsung menghidupkan keran air dan membersihkan sisa darahnya itu namun karena terlalu tergesa-gesa sampai ada terciprat ke lantai.

"Tidak..jangan perparah hidupku lagi tuhan, aku sudah cukup sakit ketika mereka menjauhi ku dan mungkin tepat nya tak menganggap ku lagi tapi jangan berikan cobaan dengan memberiku penyakit ini" ia tak bisa menahannya ia menangis dalam diam

Tangannya mengepal namun bergetar, ia seringkali mengalami hal ini tanpa ada yang tau,ia lebih menyimpan sendiri daripada mengungkapkannya.

Dengan perlahan ia mengusap air matanya dan segera ia merubah mimik mukanya menjadi sebelumnya dan senyum manis terpampang di bibirnya.

"Baiklah Kim sunoo..kau anak yang hebat juga kuat, kau harus terus semangat dan jangan mengeluh fighting!" Ucapnya pada diri sendiri

Kemudian ia bersiap untuk berangkat kesekolah namun sebelum itu ia mencuci piring yang ada di meja makan kemudian jika sudah selesai ia pergi kesekolah.

Tanpa ia sadari seseorang telah memperhatikan nya dari jauh namun ia lebih memilih bersembunyi agar tak diketahui oleh sunoo.

Ia menatap tanpa ekspresi namun hatinya? Entahlah kita tak tau apa yang ia rasakan ketika melihat itu semua.





















"Kau tidak tau bagaimana rasanya di acuhkan jangan salahkan jika sikap kami begini padamu"



________________________
































Hai para pembaca!!

Ini cerita pertama aku
Semoga Kalian suka ya
😊😊

My Life (Slow Apdate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang