Chapter 4

473 54 0
                                    

Kini sunoo tengah berada di kamarnya dengan duduk menatap ke arah langit melalui jendela yang terbuka. Angin sore menerpa wajah putihnya sambil memejamkan mata menikmati hembusan angin yang sejuk menurutnya.

Sesekali ia berdesis kala ia bergerak sedikit saja
Karena luka bekas hukuman yang di berikan oleh hyungnya, ia hanya tersenyum miris dengan keadaan dirinya ia sempat berpikir jika terus seperti ini apa bedanya penyakitnya dengan hukuman yang diberikan oleh para hyungnya.

Semua sama-sama menyakitkan menurutnya namun ia akan terus bertahan sampai mereka datang membawa kasih sayang yang tulus maka dari itu ia tidak pernah mengeluh untuk itu.

"Hhh tiba-tiba aku merindukan mu" gumam sunoo ketika pandangan nya beralih menatap satu figuran foto di atas meja belajarnya

Disana terlihat dua pemuda yang saling merangkul juga menampilkan senyuman lebar di bibir keduanya, sunoo tak sadar menitihkan air matanya dan ini sudah beberapa kali terjadi ketika memandang foto tersebut.

Ketika melihat foto itu perasaannya selalu sakit
Kenangan bersama dengan orang itu terasa begitu lekat teringat di benaknya.

Walaupun sudah lama tapi ia tak bisa lupa akan hal yang menyenangkan yang ia lewati bersama orang itu dan tak lain adalah sahabat terbaiknya.

Sunoo menangis dalam diam seakan suaranya sudah habis karena sesuatu seperti mencegah agar tak keluar. Ini memang berat baginya tapi bagaimana lagi dia menghadapi selain diam dan tak melakukan apapun.

Ia menghapus air matanya kemudian kembali menatap langit yang kini telah berubah menjadi malam, angin mulai berhembus sedikit kencang dan ketika menerpa kulitnya hawa dingin yang ia dapatkan membuat siapapun yang terkena angin itu akan cepat-cepat masuk kedalam dan berselimut tapi untuk sunoo? Tidak..ia akan tetap dengan posisinya sampai ia puas walaupun itu dingin.

Tanpa ia sadari seseorang masuk kedalam kamarnya membawa nampan berisi makanan
Meletakkan nya dengan hati-hati di atas nakas samping tempat tidur sunoo lalu ia mengambil selimut dan berjalan kearah sunoo.

Ia langsung memeluk sunoo dari belakang sambil ia menyelimuti nya, sunoo sedikit kaget karena kejadiannya tiba-tiba ia juga sedikit kesakitan karena orang itu memeluk nya dari belakang dan tentunya itu mengenai lukanya namun ketika mencium aroma tuby orang itu ia jadi tersenyum dan memegang tangan orang itu yang terasa hangat dan mengabaikan rasa sakitnya.

"Kenapa kau buka jendelanya hmm? Cepat makan malam boy, kau belum makan seharian" ucap orang itu dengan lembut

"Aku sudah makan jadi jangan khawatir" ucap sunoo membalas ucapan orang itu

"Aku tak percaya" ucap orang itu lagi

"Hais.. aku benar-benar sudah makan" ucap sunoo

"Benarkah?" Tanya eunha lagi

"Mm benar"

Namun ucapan sunoo tak kenyataan, nyatanya ia memang belum makan seharian ini dan tubuhnya juga lemas dan akhirnya perutnya berbunyi dan itu membuat orang itu terkekeh karena sunoo memang tidak bisa berbohong.

"Apa aku salah dengar?" Ucapnya dengan suara mengejek

"Haiss jinja, arasseo eunha nunna aku mengaku
Aku belum makan seharian ini" ucap sunoo pasrah

"Dasar anak nakal!" Ucap eunha memukul pelan kepala sunoo dan itu memang tidak di permasalahkan oleh sunoo

"Baiklah ayo makan, aku sudah bawa makanan kesukaan mu" eunha melepaskan pelukannya dan menuntun sunoo untuk tidak lagi berada di arah jendela kemudian ia menutup jendela tersebut.

My Life (Slow Apdate)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang