Hollowness
.私たちは岐路に来ました
--
Namanya, Gojo Satoru.
Ah ya haruskah ku panggil sensei atau Gojo-san?.
Orang dengan kepribadian menjengkelkan, keras kepala serta susah sekali diatur. Namun dia hangat juga tenang disaat bersamaan. Seolah semua kekhawatiran bahwa hal buruk akan terjadi lenyap begitu saja jika kau berada di sisinya.
Sudah hampir 2 tahun tinggal bersama, tentu pemandangan Kamar berantakan disertai teriakan panik karena akan terlambat bukanlah hal tabu. Juga tumpukan piring kotor mirip gunung Fuji, memang merepotkan tapi kadang bisa membuat kesepian.
Sosok tak terduga dari milyaran manusia, datang seperti cahaya dalam kegelapan. Aku menepuk yukata berdebu akibat pertarungan, aku sudah tidak kaget lagi ketika ia datang pagi-pagi di hari libur dan menjerit keras tentang jadwal latihan. Alarm pagi dari makhluk tinggi berambut putih bahkan semangat tak luntur dari sebelum matahari menampakkan mata.
"[ Name ]~ ayo latihan".
Pada awal pertama aku memang salah paham, namun mendengar rengekan 'hanya hari ini aku bisa bersama [ name ] seharian tanpa diganggu Yaga sensei tau'. Hahaha sungguhan bukan itu saja alasan Gojō-sensei untuk latihan di jam-jam orang tengah tertidur pulas. Kadang ia mengaku bahwa rindu pada kikufuku di Sendai atau sekedar mengajak [ name ] melihat bagaimana penjual takoyaki membuat adonan tepung bisa membulat dengan sempurna.
Walau dini hari Yaga Masamichi kadang datang untuk sekedar memastikan apakah guru jadi-jadian itu mengajar dengan benar.
Sejenak aku berpikir betapa beruntung orang di sebelahku ini, dikelilingi oleh para manusia baik di sekitarnya. Penuh kehangatan dan tulus. Karena terlalu banyak hal menyakitkan di masa lalu, aku tak pernah terpikirkan untuk percaya pada siapapun lagi. Saat-saat dimana ibu dengan leluasa memaki juga melakukan berbagai tindak kekerasan padaku membekas keras sebagai trauma.
Dunia ini masih jadi misteri, setelah melewati 24 bulan masa penyesuaian dan penyembuhan mental aku mengerti satu hal. Manusia tetap sama, mereka punya ambisi untuk mencapai tujuan walau harus menjatuhkan orang lain secara tidak sengaja.
Dan itulah yang aku pahami dari sebutan 'pilarnya Satoru'.
Banyak hal baru datang saat pertama kali dipertemukan dalam persidangan para petinggi, mata mereka ada sorot persaingan dan kebencian satu sama lain. Bukan itu bukanlah sorot ramah penuh kasih sayang yang ditunjukkan oleh Ieiri-san tiap kali memelukku, atau tatapan 'baik-baik saja' dari Nanami sensei ketika hal buruk datang padaku.
Tapi setelah keputusan secara ajaib dimenangkan oleh pihak Gojō-sensei aku lega sekali. Entah kenapa merasa bahwa aku tak jatuh di genggaman yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hollowness [ Gojo Satoru ]
FanfictionPada awalnya menurut [ Name ], Gojo Satoru adalah guru tak bertanggung jawab dan sangat menyebalkan. Namun tak ada yang tau apa akhirnya. Takdir tidak selamanya indah tidak seperti [ Name ] yang hanya menghindari kekosongan dalam hidupnya, Gojo Sato...