6 : 雪の華

193 25 0
                                    

Hollowness

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hollowness
.

雪の花が咲きます

--

Udara dingin berhembus kencang, juga hujan salju berguguran. Pohon berdaun putih, dengan ranting kurus kekurangan nutrisi. Hari dengan sinar mentari tak akan terjadi saat musim dingin. Semua didominasi oleh satu warna, indah memang. Pun saat satu persatu gumpalan dingin beterbangan di udara, membawa sensasi tersendiri.

Pada musim ini, dimana hewan-hewan akan pergi tidur panjang atau hibernasi. Dimana manusia lebih suka menggulung diri dengan selimut tebal di depan perapian hangat.

Tapi saat itu juga, jejak langkah kaki menghiasi tangga tua menuju ke tengah hutan. Kesunyian yang dihadirkan oleh mereka, membawa kesan tenang saat salju mengubur dalam-dalam tanah lapang. Menggambarkan kenangan mereka saat ini.

Berbekal baju tebal serta sepatu boots, tak lupa kedua tangan dilengkapi sarung tangan. Raut senang terlukis ketika melihat Torii bearcat merah dengan jarak tak jauh-jauh dari posisi sekarang. Bangunan lama semakin nampak oleh sepasang mata.  Merapalkan doa saat lonceng kuil ditarik, permohonan dipanjatkan dalam diam. Usai mengucapkan terimakasih, tatapan dijatuhkan satu sama lain.

"Huwah aku tidak tahan dengan keheningan ini, [ Name ] ayo pulang".

Ia mengernyit dikala menemukan Satoru tengah merajuk. Bahu melorot juga bibir monyong, terdiam dengan kesal akibat diacuhkan seharian.

"Yang meminta ikut siapa?". Tertohok? Jelas bahkan kini ia malah memasang tampang sedih yang dibuat-buat.

Hari ini tepat saat jam-jam menuju tahun baru, mungkin manusia normal akan meliburkan diri bersama keluarga. Mengadakan party time dengan minuman keras dan makanan cepat saji. Atau tidur sepanjang hari. Opsi terakhir hanya bisa dilakukan kaum profesional.

Sebab [ Name ] tidak begitu, karena keberadaan nya kini malah terlantar di kuil tua tempat tinggal ia dulu. Satoru memang tak wajib ikut serta, tapi rengekan 'tidak ada [ Name ] bosan' membuat tarikan nafas dalam. Pasrah saja karena pria jangkung itu tak mungkin berhenti sebelum persetujuan lolos dari bibir [ Name ].

Membuka jaket tebal, ia merapihkan yukata putih yang sudah hampir kusut. Mengabaikan penghuni tak diundang bersama rayuan manisnya, lebih baik ia lakukan alasan utama dia kesini.

Pembersihan dan pemurnian, kuil peninggalan keluarga Ryoumen memang wajib melakukan ini setiap musim dingin menjelang tahun baru. Kuil tua tempat dia dibesarkan, bersama pion lapuk juga dinding kumal. Terakhir kali mengunjungi, Satoru malah kaget karena tempat ini telah dia rusak malah sudah utuh lagi ke bentuk semula.

Hollowness [ Gojo Satoru ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang