Hollowness
.走り始めました
——
Ia menoleh walau hanya menemukan ruang kosong. Beberapa kali menggulingkan badan entah ke kanan atau ke kiri secara bergantian, dengan kekangan selimut tebal membungkus badan bak isian bolu gulung. [ Name ] tidak gerah, cuaca kamar pun normal. Tetap saja ia terjaga, dipenuhi keringat dingin meluncur turun menghiasi leher. Menatap langit-langit kamar juga raut wajah masih tetap memiliki kesan bosan, dia mendesah pelan. Menahan rasa kesal.
Di bawah kasur ku
Cobalah dibayangkan, di bawah ranjang tempat mu menggantung mimpi ada seorang singa liar yang siap menerkam sesuka hati. Memang cukup mengerikan, tapi untuk kasus seorang [ Name ] ini adalah makanan tambahan setelah dessert stroberi pemberian Nanami. Kumpulan kerikil kecil penghalang jalan.
Dia akan terlihat seperti apa ya...... Orang berbadan besar? Penipu ulung? Atau iblis ganas? Tidak, yang terakhir tidak mungkin.
Ia berangan-angan dalam batin, tanpa merasa 30 menit terlewatkan begitu saja. Melepaskan diri dari jebakan kain katun, [ Name ] harus membereskan pekerjaan sebelum Gojo-sensei pulang. Dengan bibir mengerucut lucu, kedua tungkai melangkah malas pada ubin kayu. Tetap mengamati, pandangan tak lepas dari bagian kosong yang gelap di bawah ranjang. Alih-alih ingin menyerang lebih dulu, sebilah belati tajam dilayangkan tepat 5 centimeter di depan leher.
"Ijichi-san ada sesuatu yang harus ku selesaikan tolong tunggu sebentar".
Gesekan sepatu menjejak tanah, berlari kian menjauh dan terkesan sangat tergesa-gesa. Kalut, sampai mengabaikan penghuni sekolah yang tersisa. Mereka memandang keheranan penuh tanda tanya, berbisik dari mulut ke mulut entah membicarakan apa.
Samar-samar aura kutukan menguar, segera saja ia menaikan laju kecepatan. Menaiki satu persatu anak tangga licin, beberapa kali hampir terpeleset karenanya. Jantung [ Name ] berdegup cepat, tarikan nafas dalam diambil sampai paru-paru menampung volume oksigen secara maksimal. Ini membuat ototnya mengendur walau fokus tetap tidak dialihkan.
Ia meneruskan tujuan, mencoba menggapai lantai paling tinggi di sekolah dasar ini. Rooftop.
Pintu besi di dobrak kasar, membuat sebuah teriakan nyaring meminta pertolongan masuk bebas dalam indra rungu gadis itu. Sedikit terengah akibat berlari tanpa jeda, ia menegakkan tubuh kecil rapuh melawan arus angin.
Mendapati target hampir terkulai tanpa nafas, rantai kematian mencabik tanpa ampun sosok kutukan tingkat 2 di depan sana. Sementara ia menghampiri Yuki-temannya. Mencoba memanggil nama berulangkali, menepuk pipi untuk mendapatkan respon. Saat menyerukan nama untuk ke sepuluh kali, ia membuka mata perlahan. Air matanya sudah mengambang, berujung menetes di tengah-tengah isakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hollowness [ Gojo Satoru ]
FanfictionPada awalnya menurut [ Name ], Gojo Satoru adalah guru tak bertanggung jawab dan sangat menyebalkan. Namun tak ada yang tau apa akhirnya. Takdir tidak selamanya indah tidak seperti [ Name ] yang hanya menghindari kekosongan dalam hidupnya, Gojo Sato...