[6] PACAR?

166 77 17
                                    

Halow pipel pipel!!
Maaf kalo ada typo yang bertebaran:)

HAPPY READING 🥑

Alana melirik fasya,yang ia dapat ialah hanya muka datarnya saja. Rasanya Alana ingin pergi dari ruangan ini dan menangis sekencang mungkin.

“Om, apa boleh saya bicara dengan alana sebentar?” Tanya Fasya , terhadap ayah Alana. Dan Evan hanya mengangguk, lalu tersenyum.

“Lu ikut gua” Suruh Fasya terhadap Alana, dan Alana hanya mengikuti langkah jalan Fasya yang entah mau kemana.

Dan sampai yang Fasya tuju, yaitu taman belakang rumah Alana. Suasana saat ini sangat canggung,dan tidak ada satupun yang memulai pembicaraan.

“Kenapa,lu terima perjodohan ini?” Tanya Fasya terhadap Alana yang sedari tadi menundukkan kepalanya.

“Alana jawab”

Alana mulai mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk, dan langsung tersenyum paksa. Sumpah Alana ingin menangis saat ini juga.

“Karena gua, ga mau kecewain ayah bunda” Jawab Alana sambil tersenyum nanar,dan menghadap ke Fasya yang sedari tadi memperhatikan nya.

Fasya yang dari tadi memperhatikan Alana,dengan rasa kasihan. Fasya tau, kalau saat ini Alana hanya ingin menangis.

“Kalau lu pengen nangis, gapapa” Sahut Fasya terhadap Alana, yang mulai terisak.

Karena, rasa kasihan yang Fasya rasa terhadap Alana. Fasya pun membawa Alana ke dalam dekapannya. Satu yang Alana rasakan ketika di dalam dekapan Fasya, yaitu nyaman. Iya nyaman, karena baru kali ini alana merasakan pelukan yang notabenya adalah pelukan calon suami.

 Iya nyaman, karena baru kali ini alana merasakan pelukan yang notabenya adalah pelukan calon suami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Maafin gua ka, karena gua nerima perjodohan ini. Malah buat hubungan lu rusak sama pacar lu”Gumam Alana sambil terisak di dalam dekapan fasya.

Pacar? Ngerusak hubungan? . Batin Fasya terheran-heran, karena yang ia tau adalah ia tidak mempunyai kekasih atau pacar yang tadi Alana sebut.

Fasya mulai melepaskan pelukannya,dan tangannya mulai menangkap pipi Alana.

“Tapi gua ga punya pacar alana” Jawab Fasya , sambil menatap Alana yang sedang mengalihkan pandangannya.

Alana hanya dia, ia tidak tau harus senang atau baper. Baper karena pipinya di pegang oleh seorang Raffasya, dan senang karena Fasya tidak mempunyai kekasih.

“Kalau begitu gua pamit ke dalam dulu ya ka” Pamit Alana , dengan wajah yang sedikit merah karena bulshing.

Fasya melihat Alana jalan memasuki rumahnya, hanya tersenyum tipis.

Gua bakal bahagiain lu, Alana.  Batin Fasya, lalu meninggalkan taman dan berjalan memasuki rumah alana.

TBC.

Next?

Jangan lupa vote & komen!!

Bakal update lagi habis lebaran!!

See u❤️

RAFFASYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang