Bikin panas

55 20 10
                                    

Hehe update lagii><
Ada yang nungguin nggak??
Langsung baca aja lah yah

Happy reading:v

Viona melempar tubuhnya ke sofa ruang tamu setelah pulang sekolah tadi.

"Bi, bibi!" Panggil Viona, tak ada sahutan. Lagi kesal pembantunya ini malah tak menyahuti panggilannya.
"BIBI!!" Teriak Viona sekali lagi.

Dengan tergopoh-gopoh Bi Asri pembantu rumah keluarga Viona menghampiri Viona.

"Maaf non, Bibi tadi lagi nyuci baju jadi gak kedengaran".

"Bodo amat. Gak peduli. Bawa tasnya ke kamar Viona, sekalian ini sepatu Viona juga tolong lepasin dan taro' dikamar". Tunjuk Viona.

Dengan segera Bi Asri menuruti kemauan Viona. Dari pada pekerjaannya terancam karena aduan yang tidak-tidak yang diperbuat oleh Viona kepada orang tuanya. Viona menyunggingkan senyumnya, setidaknya ada hiburan setelah hari melelahkan disekolah tadi.

Oh ya, hari ini ia berniat ke kantor papa nya. Apalagi kalau bukan untuk minta sesuatu. Damar, ayah Viona jarang pulang. Sekali pulang pasti larut malam ketika semua orang dirumah sudah hanyut kedalam mimpi. Mau tidak mau Viona yang harus menemui papanya dikantor.

Berpenampilan layaknya remaja umum, baju blouse dan celana jeans panjang dipadu dengan sneaker putih. Kini Viona berada didepan pintu ruang kerja kantor Damar. Tanpa mengetuk pintu Viona segera masuk kedalam.

Terlihat Damar sedang sibuk dengan beberapa dokumen ditangannya dan laptop didepannya. Sedetik kemudian ia tersadar anak tersayangnya datang menemuinya, meminta sesuatu.

"Siang pa" seru Viona membuat damar tersenyum hangat.

"Siang sayang, kenapa? Ada sesuatu yang mau disampaiin?" Tebak Damar. Viona tersenyum senang, belum meminta saja papanya sudah mengerti. The greatest father anyway.

Viona mendekat ke kursi papanya, berdiri disampingnya dengan tatapan manja. Ia yakin permintaannya akan dikabulkan.

"Pa, can I ask for something?"

"Emang papa pernah gak nurutin kemauan kamu, hm?" Tanya Damar.

Senyuman makin mengembang diwajah Viona. Oke, Viona akan meminta keinginan terpentingnya. "Papa tau Alka?". Damar mengangguk, ia pernah bertemu Alka saat ke sekolah dua Minggu yang lalu. Tak perlu waktu lama Damar dan Alka sudah akrab seakan-akan kenal sejak lama.

"Papa juga tau kan Alka tu suka gangguin Viona. Apa yang Viona suka selalu dihalangin, Viona gak suka pa" adu Viona manja.

"Papa bisa kan minta pihak sekolah buat ngeluarin Alka. Viona doesn't like Alka dad".

Damar menimang-nimang permintaan putrinya. Pihak sekolah tidak mungkin semudah itu mengeluarkan Alka. Apalagi ia salah satu siswa berprestasi yang bisa membantu mengharumkan nama sekolah pasti akan sulit memintanya. "Alka cerdas, mana mungkin sekolah mengeluarkannya tanpa alasan sayang".

What?

Pertama kali dalam sejarah, papa Damar menolak keinginannya. Raut wajah Viona berubah drastis yang awalnya manja dan penuh harap menjadi ditekuk kesal dan kini ia menjauh dan duduk di sofa ruang kerja papanya. Tau perubahan yang ditunjukkan putrinya damar hanya bisa tersenyum.

"Kamu mau jadi paling hebat di sekolah kan? Kenapa nggak pake Alka juga. Umm,, Alka anak yang famous, kan?".

"Kamu cantik, Alka ganteng. Pasti cocok untuk dijadikan the best couple tahun ini. Papa dukung itu." Saran Damar membuat Viona berpikir dua kali untuk marah.

UMBRELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang