Please jangan ganggu gue sehari aja (2)

17 6 0
                                    

Yuk vote dulu biar afdhol
Jangan jadi pembaca gelap donk:)

Happy reading~~

o0o

Stelah mengganti membersihkan diri dan mengganti pakaian Vina berniat ke kelas. Untungnya dilokernya ada baju ganti, jadi ia tak perlu bolos hanya karena malu dengan keadaan seragamnya.

Tentang terkilir tadi, keadaannya sudah membaik selepas dipijat Alka. Perlakuannya membuat Vina senang kali ini, diam-diam Alka ternyata perhatian padanya. Agar tidak mengecewakan Alka karena sudah meluangkan waktu memberinya perhatian, Vina berusaha tidak kesakitan. Ia akan mengikuti pelajaran selanjutnya.

Ketika tiba dikelas, banyak pasang mata melihat kearahnya. Ia tau tatapan mereka hanyalah tatapan kasihan, sungguh, Vina tak mau dikasihani.

Bruukk

Tubuh Vina terjerembab kedepan, kepalanya terhantuk kaki meja. Memberi efek nyeri yang amat sangat tapi untungnya tidak menyebabkan adanya darah mengalir. Bukan tanpa sebab, kaki Vina tersandung sesuatu.

Lagi. Lagi-lagi ulah Viona. Kakinya sengaja ia pasang dijalan saat Vina lewat, tujuannya agar Vina ditertawakan karena jatuh.

"Nggak becus lo, jalan aja masih jatoh-jatoh" Ejek Viona. Sedikit orang terkikik menertawakan kebodohan Vina, begitu gampang dipermalukan. Jika saja banyak orang berkepribadian macem Vina sudah dipastikan Viona lah yang paling bahagia.

"Vi," Viona berdecak mendengar teguran dari teman sebangkunya.

"Iya-iya."

Ketua kelas masuk membawa buku paket, sudah bisa ditebak bahwa gurunya tidak bisa hadir dan hanya meninggalkan tugas. Ya, siswa mana yang tidak tahu ciri-ciri guru seperti ini. Jika tidak masuk pasti tugas yang masuk duluan.

"Ardan, tulis didepan."

"Lah kok gue, Bima aja noh" bantah Ardan tak terima. Lagi enak-enak PDKT malah diganggu.

Karena Bima anaknya rajin kalo lagi bolong alias lagi baik, dan kebetulan hari ini lagi bolong jadi mau-mau aja nulis didepan. Hening, semuanya mulai mengerjakan apa yang baru ditulis Bima didepan.

Bima? Rajin? Mana mungkin. Buktinya baru beberapa soal yang ditulis di papan tulis Bima sudah mulai berulah tidak karuan. Banyak temannya yang protes karena perbuatannya. Nulis belum selesai sudah berkoar-koar tidak jelas.

"Baiklah anak-anak, silahkan tulis yang ada, sisanya karang sendiri."

"Woyy Bim, yang bener dong. Keburu abis jam nya" protes ketua kelas.

"Santai bro. heran gue, makan apaan si lu, sekolah kok rajin bener." Bima menarik turunkan alisnya menunggu jawaban. "Nih Din, tulis. Lo kan sekertaris capek tangan gue."

"Dugong selokan lo, sok iye tapi kagak." Cetus cewek yang disebut Din oleh Bima kemudian beranjak menuju papan tulis melanjutkan pekerjaan Bima.

Beberapa siswa fokus pada soal-soal sedangkan sebagian besarnya lagi hanya leha-leha dan ribut sendiri. Sekolah tanpa siswa siswi begajulan rasanya hampa bukan? Tak ada warna, monoton.

Bel pulang berbunyi, yang tadinya leha-leha bergegas menyambar tasnya, yang tadinya ribut cepat-cepat berlari keluar, yang rajin-rajin dengan santai memasukan buku-buku ke tas baru beranjak pergi.

UMBRELLA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang