Assalamualaikum wr wb
Happy reading semuaa 📖
| | |
Angin sore menerpa wajah mereka, dari atas balkon terlihat orang yang berlalu-lalang melintasi jalan. sedetik kemudian mata mereka bertemu, terlihat dari raut wajah mereka sedang menahan tawa.
"Ga nyangka kita bisa seperti ini" Alif mengangguk ia juga tak menyangka jika akan menjadi seorang suami diusia muda
"Dulu lo teman"
"Sekarang?"
"Teman dunia dan akhirat"
"Aamiin!"
"Janji ya lo jangan tinggalkan gue" oliv menoleh menatap wajah suaminya sendu. Alif tersenyum lalu membawa oliv kepelukannya.
"Kapan sih gue ninggalin lo hm"
"Oliv. Bantuin kak nadin!" Teriak ibu dari bawah yang terlihat panik. Oliv terdiam apa kakaknya akan melahirkan sekarang?
"Ayo bantuin!" Oliv dan alif langsung turun melihat keadaan sang kakak, mereka masuk kedalam rumah dan meneliti setiap ruangan ternyata tidak ada. Lalu ibu datang, dia tampak menahan tangisnya.
"Nadin!" Lirih ibu, oliv dan alif berlari tergesa-gesa menaiki tangga menuju kamar sang kakak, terlihat perempuan itu sudah terkapar lemas dibawah ranjang.
"Ya Allah kak ada darah" Oliv tercengang melihat kaki kakaknya yang berlumuran darah. Buru-buru alif membopong kakak iparnya untuk dibawa kerumah sakit. Mereka mengendarai mobil milik alm ayahnya
"Bang amar mana?" Tanya oliv saat sudah berada didalam mobil, dia menjadikan pahanya sebagai bantalan untuk kakaknya.
"Astaghfirullah ibu lupa ngabarin" saking paniknya ibu sampai lupa mengabarkan sang menantu prihal istrinya yang sedang merintih kesakitan.
"Mas amar mana" lirih nadin, dia nampak pucat akibat darah dari selangkangan terus mengalir
"Bentar ibu telpon dulu" ibu membuka handphonenya lalu mencoba menghubungi menantunya. Tak berselang lama akhirnya sambungan terhubung. Langsung saja ibu menceritakan kejadian tentang nadin.
"Ntar dia nyusul kerumah sakit"ujar ibu. mereka mengangguk. Tak butuh lama akhirnya mereka sampai dirumah sakit dengan sigap alif membopong kakak iparnya menuju Bankar yang tersedia.
"Sss-sakit" lirihnya dengan air mata yang terus mengalir.
"Sabar, din kamu kuat kamu pasti bisa!" Ibu menggenggam erat tangan sang anak, mencoba menyalurkan kekuatan. Nadin sudah ditangani oleh dokter diruang ICU.
"Lif gue takut" tanpa permisi air mata oliv mengalir begitu saja. Ia tak bisa membayangkan betapa sakitnya diposisi kak nadin.
"Kita sama-sama doakan yang supaya mereka baik-baik aja" Alif merengkuh tubuh sang istri dan menuntun istrinya untuk duduk dikursi panjang yang tersedia.
"Bu duduk dulu sini" titah alif, ia melihat ibu mertuanya sedari tadi terus mondar-mandir didepan pintu ICU. Ibu mengangguk lalu duduk disamping anak dan menantunya.
Tak berselang lama bang amar datang, ia terlihat berlari tergesa-gesa menuju kesini. Amar menghela nafas panjang
"Gimana? Nggak papa kan?" Tanya amar
"Belum selesai diperiksanya" ujar alif. Tak berselang lama seorang dokter wanita keluar dari ruang ICU.
"Gimana dok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Rasa (TAMAT)
Roman pour AdolescentsWajib follow sebelum membaca ⚠ Oke selamat membaca ya.... "Dek, manis banget"ucap Alif membenarkan kerudung oliv yang berantakan setelah terkena angin "Makasih" "Tapi boong hayu palpale palpale-----" Plakkk Dahlah segitu aja kalo penasaran dengan k...