Xiao Jun

1.2K 144 9
                                    

Suara sepatu bergema di lorong rumah sakit siang itu. Zuo cheng memutuskan untuk mendatangi rumah sakit dimana xiao zhan dirawat 1 tahun ini. Kaki panjangnya berhenti dikamar 304 tempat xiao zhan berada selama ini. Ia memberanikan diri membuka pintu dan memasuki ruangan yang dipenuhi oleh suara EKG yang membuatnya merinding.

Pandangan zuo cheng mengabur saat melihat tubuh orang yang ia cari-cari selama ini tertidur dengan alat-alat yang menonjang hidupnya. Ia melangkah mendekatinya dan ia tidak kuasa menahan tangis. Zuo cheng menumpahkan air matanya dan menggenggam tangan xiao zhan.

"Xiao zhan, ini aku zuo cheng, kau masih ingat denganku bukan? Aku temanmu yang sering kau lindungi dulu, hiksss...maafkan aku xiao zhan, aku terlambat menemukanu...hiksss..kau pasti sangat menderita." Zuo cheng terus menangis sampai-sampai suara tangisannya terdengar hingga keluar. Bahkan ia tidak sadar ada seseorang yang telah berdiri dibelakangnya.

"Maaf tuan, anda tidak apa-apa?" Zuo cheng yang mendengar seseorang langsung menghapus air matanya dan menghadap pada orang tersebut.

"Saya tidak apa-apa, maaf kalau suara tangisan saya terdengar sampai keluar." Orang tersebut hanya menganggukan kepalanya dan memberikan sapu tangan pada zuo cheng.

"Ini pakailah, hapus air matamu." Zuo cheng menerima sapu tangan tersebut dan menghapus air mata dari kedua mata yang selalu menatap sinis orang.

"Terima kasih tuan, saya akan mengembalikan sapu tangan ini segera." Pria tersebut menggeleng dan meminta zuo cheng untuk menyimpannya saja. Melihat zuo cheng sudah tenang, pria tersebut memutuskan untuk keluar.

Dari ujung lorong, wen qing melihat pria yang dikenalnya sebagai pemilik rumah sakit tempat ia bekerja, keluar dari kamar xiao zhan. Wen qingpun menghampiri pria itu.

"Selamat siang tuan haikuan." Pria tersebut adalah haikuan, ia adalah pemilik dari rumah sakit tempat xiao zhan dirawat.
"Selamat siang dokter wen, apakah kau baru saja kembali dari makan siang?" Wen qing dan liu haikuan berjalan sambil mengobrol hingga mereka tidak sadar telah sampai diruangan liu haikuan. Haikuan mempersilahkan wen qing masuk dan duduk diruangannya.

"Dokter wen qing, jika saya boleh tahu, penyakit apa yang dialami oleh pasien ruangan 304?" Wen qing yang mendengar pertanyaan sang pemilik rumah sakit tentu saja akan menjawabnya.

"Pasien ruangan 304 beranama xiao zhan, usianya saat ini 32 tahun, masuk diusia 31. Ia mengalami koma diakibatkan asma dan tubuh yang lemah ditambah ia juga tenggelam. Seharusnya itu tidak menjadi masalah karena ia sempat mendapatkan pertolongan pertama, namun xiao zhan jatuh dalam koma akibat keinginan dalam dirinya sendiri." Haikuan sedikit bingung dengan pernyataan wen qing. Koma karena keinginan diri sendiri?

"Coba kau jelaskan maksud dari koma karena keinginan diri sendiri?" Wen qing akhirnya kembali menjelaskan.

"Seperti ada sesuatu yang menahan dirinya agar tidak sadarkan diri, seperti trauma atau kesedihan, dan ini adalah cara ia untuk melarikan diri dari itu semua." Haikuan menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan mempersilahkan wen qing untuk kembali bekerja.

.
.
.

Saat ini yibo tengah berada di lokasi syuting untuk drama terbarunya bersama dilraba. Rambutnya yang pendek kini terlihat panjang karena wig. Tidak hanya sedang didandani, yibo saat ini juga tengah membaca naskah dan menghafalnya. Disebelah kanan yibo, dilraba juga tengah didandani namun ia tidak membaca naskah, melainkan memainkan ponselnya.

Dilraba sedikit melirik ke arah wang yibo, ia memperhatikan yibo yang sedang membaca naskah. Tetapi dilraba seperti menyadari bahwa yibo saat ini sedang tidak fokus, ia seperti sedang memikirkan hal lain.

"Senior yibo? Kau tidak apa-apa?" Yibo sedikit tersentak mendengar suara dilraba, ia memperbaiki posisi duduknya dan melihat kearah dilraba.
"Aku tidak apa-apa." Dilraba tidak mau ambil pusing dan kembali memainkan ponselnya.

Sedangkan yibo saat ini kembali ke pura-puraannya membaca naskah, padahal sedari tadi otaknya memikirkan dimana letak makam xiao zhan atau setidaknya dimana abunya diletakkan. Ia sudah berusaha mencari yu bin untuk bertanya namun yu bin seakan menghilang. Ada sedikit penyesalan di hati yibo saat mendorong xiao zhan ke dalam kolam saat itu. Namun ia tidak bisa mengendalikan dirinya saat mengingat bagaimana xiao zhan memgkhianatinya dan memiliki anak haram itu.

Tangan kanan yibo yang memegang naskah kini mengeratkan genggamannya dikertas itu. Dilraba melihatnya dan sedikit takut, saat dandanannya selesai dilrabapun melarikan diri karena takut dengan aura yibo yang menggelap.

.
.
.

Di suatu kamar hotel, saat ini terdengar suara desahan-desahan dari seorang perempuan dan laki-laki saling bersaut-sautan. Suara itu terus terdengar hingga 1 jam dan akhirnya menghilang. Terlihat 2 sosok berbeda gender saat ini tengah berpelukan tidak peduli tubuh telanjang mereka yang penuh dengan keringat.

"Bagaimana cheng xiao? Apakah kau puas?" Ternyata perempuan tersebut adalah cheng xiao istri dari wang yibo.

"Tentu saja aku puas sayang, tidak seperti si wajah datar wang yibo, aku tidak suka saat bercinta dengannya dia sangat-sangat minim ekspresi." Pria tersebut terkekeh dan turun dari kasurnya.

"Xiao jun sayang kau mau kemana?" Cheng xiao berusaha bangun dari tidurnya walau saat inu tubuhnya sangat lelah.

"Aku akan pergi ke kantor, saat ini perusahaan sedikit ada masalah jadi aku akan membersekannya." Xiao jun melangkahkan kakinya ke kamar mandi, dengan cepat ia menyelesaikannya. Ia melihat cheng xiao sudah tertidur dan xiao jun mendengus.

"Sabarlah...aku akan membantumu."


TBC

Chapter kali ini pendek aja ya karena aku juga lagi minim ide 😭

Kalo chapter ini jelek mohon maafkan 😭

Jangan lupa vote and comment ya

BRIDGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang