Another pain

1.2K 118 18
                                    

Pagi yang diselimuti awan gelap dan suhu yang semakin dingin menerpa Beijing saat itu. Menurut ramalan cuaca, hari ini akan turun hujan yang sangat lebat disertai angin yang kencang. Maka dari itu banyak sekolah yang meliburkan murid-muridnya serta pegawai kantoran yang bekerja dirumah. Tidak sedikit selebriti yang menunda jadwal hingga kondisi mereda.

Tetapi pemandangan berbeda terlihat dari gubuk tua yang dindingnya sudah dipenuhi tambalan-tambalan kayu. Didalam gubuk itu, cheng xiao tengah duduk diatas karpet yang sudah usang. Jika kalian bertanya mengapa cheng xiao bisa berakhir seperti ini? Ada alasan yang membuat cheng xiao terpaksa hidup ditempat yang kotor.

Alasan mengapa cheng xiao bisa berakhir digubuk itu, karena ia tidak tahan dikejar-kejar oleh wartawan. Cheng xiao merasa menyesal sudah membocorkan rahasia yibo. Bisa dibilang senjata makan tuan. Ia sangat ingin pulang ke apartement mahal miliknya namun ia yakin para wartawan menginap dilorong apartementnya.

"SIAL! Aku harus merencanakan sesuatu, andai saja xiao zhan masih hidup aku pasti bisa memanfaatkannya." Cheng xiao lalu berdesis pelan dan menjambak rambutnya sendiri.

Aksi menjambak rambut cheng xiao berhenti usai mendengar suara pintu terbuka. Cheng xiao merapikan penampilannya dan bergaya layaknya dia tidak gila.

"Oh ternyata kau, aku pikir siapa yang datang." Cheng xiao berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati sosok pria bertubuh tinggi dan gagah itu.

"Cheng xiao, ayo kembali ke apartement, semua wartawan sudah diamankan." Ujar pria itu.

"Kau yakin?" Cheng xiao memastikan.

"Tentu saja, kemasi barang-barangmu." Cheng xiao mengangguk dan bergegas merapikan barang-barangnya. Ia sudah tidak sabar untuk kembali ke apartement mewahnya dan meninggalkan gubuk sial ini.

"Oh ya, apakah kau sudah menemukan dimana xiao zhan dikuburkan atau dimana abunya?" Pria itu mendekati cheng xiao dan menghela nafas.

"Sampai saat ini aku belum menemukan dimana ia disemayamkan, aku akan berusaha lebih keras lagi." Pria itu menundukkan kepalanya yang menghasilkan dengusan keras dari cheng xiao.

"Aku sudah membayarmu mahal tapi tidak menemukannya juga! Kau ini bagaimana!" Cheng xiao emosi dan menoyor kepala pria didepannya itu.

Pria itu hanya bisa diam walau kepalanya sedikit pusing setelah mendapat toyoran kuat berkali-kali dari cheng xiao. Tapi pria itu mendadak mengangkat kepalanya.

"Nona cheng xiao, bagaimana kalau cari anaknya?" Cheng xiao yang tadinya melanjutkan berberes menjadi terdiam.

"Kau ada benarnya...kalau begitu setelah mengantarku kau carilah anak dari pria jalang itu." Usai memberikan perintahnya, cheng xiao dan pria itu pergi meninggalkan gubuk tua itu.

.
.
.

Disisi lain, terlihat zuo cheng dan haikuan duduk berdua dipinggir taman. Zuo cheng saat ini sedang memakan es krim sedangkan haikuan hanya memperhatikan zuo cheng dan sesekali membersihkan es krim yang belepotan dibibir zuo cheng. Jika kalian bingung mengapa mereka bisa sedekat ini, jawabannya adalah mereka semakin sering bertemu setelah pertemuan pertama mereka di rumah sakit. Zuo cheng menceritakan semua masalahnya termasuk hilangnya xiao zhan. Haikuan bersedia menolong, hingga waktu terus bergulir, mereka resmi berkencan usai 2 minggu kenal. Ini hari pertama mereka. Cepat sekali bukan?

"Haikuan, apa kau sudah menemukan xiao zhan?" Zuo cheng menyandarkan kepalanya dibahu haikuan.

"Belum, aku belum menemukannya, maafkan aku." Haikuan mengelus jemari zuo cheng lembut dan mengecup helaian rambutnya.

"Aku merasa bersalah pada xiao zhan dan yuan, aku bukanlah teman dan paman yang baik, aku tidak bisa menjaga mereka." Tubuh zuo cheng sedikit bergetar, sepertinya ia benar-benar merasa bersalah.

BRIDGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang