Devil Boy(s)

132 17 9
                                    

DNYL Club bersama dengan target mereka, masih berada di kedai ramen kebanggaan semua. Meskipun club jober (jomblo berkah, berkualitas dan berisik) itu sudah selesai makan, mereka sengaja masih diam di tempat dan malah mengambil gorengan. Bukan gorengan bakwan atau cireng ya, Ko Kun tidak menyediakan itu. Ya masa, susah-susah belajar masak jejepangan tapi malahan jualan cireng, tidak bisa itu terjadi. Gorengan yang dimaksud di sini adalah kayak ebi furai, sweet potato fried, dan sebagainya yang biasa ada di tempat-tempat ramen atau udon gitu loh.

"Ko, btw Juan dan koko itu ada hubungan apa?" Akas kembali ingin tahu perihal si bucin bodoh kemarin itu.

"Bukannya udah koko kasih tau?"

"Belum... I guess?.."

"Oh belum ya?? Juan itu sepupunya koko"

"Ohh sepupuan... tapi kok Juan—"

"Apa? Ngomongin gua?" Renjun tiba-tiba muncul dan langsung membanting tasnya ke meja.

Jujur, Akas ngeri. Akas sampai reflek memegang tangan Dika, minta perlindungan. Lupa Akas kalau habis perang dingin dengan Dika beberapa menit yang lalu.

"Ngapain pegang-pegang??" Dika yang masih dalam mode senggol bacok, langsung menatap Akas galak. Akas langsung memegang tangan Nana. Nana hanya tertawa pelan sambil memakan ubi goreng ala restoran jepang.

"Udah makan, Juan??" Ko Kun bertanya ke Renjun.

"Males." Renjun menjawab sambil mengeluarkan buku dan mulai membuka bukunya.

"Hamlet, William Shakespeare"

Renjun langsung mengalihkan pandangannya ke Akas. Begitupun ketiga manusia lainnya.

"To be, or not to be—" Akas berkata sambil menatap Renjun.

"That is the question.." Akas dan Renjun berbicara bersamaan. Mereka berdua tersenyum lebar.

"One may smile..." Renjun berkata sambil menatap Akas.

"And smile.." Akas menanggapi sambil tersenyum manis.

"And be a villain.." Kali ini bukan hanya Renjun dan Akas yang menyatukan suara, tapi Jeno juga membuka suaranya.

"Lo/Jeno tau jugaa??!" Renjun dan Akas langsung melihat Jeno sambil tersenyum penuh antusias.

"Listen to many.." Jeno berkata sambil tersenyum.

"Speak to a few!!" Renjun, Akas, dan Jeno menyatukan suara. Mereka tersenyum bangga sambil berhigh-five ria.

Nana dan Dika hanya bisa menjadi penonton. Jujur, Nana dan Dika tidak terlalu suka membaca. Mereka anaknya tuh audio-visual banget, jadi lebih suka film-film gitu dibanding buku.

"Pantess Jeno keliatann dinginn, ternyata menanamkann prinsip itu di hidupnya" Akas berkata. Kali ini, Nana dan Dika bisa ikut tertawa.

"Tapi tuh bukunya seru banget!! Aku udah baca berkali-kalii!" Akas kembali dengan tabiatnya yang terlalu mudah menarik orang untuk berteman.

"Iyaa" Renjun dan Jeno mengangguk setuju sambil tersenyum manis. Akas pun tersenyum bangga, mudah juga ternyata menarik Renjun menjadi teman. Nana dan Dika juga jadi ikut tersenyum kan.

Tapi, tiba-tiba Dika turun panik dari kursi dan menghampiri Renjun. Dika memanjangkan lengan baju agar bisa menutupi telapak tangannya serta jari-jarinya, kemudian menekan hidung Renjun dengan ibu jari dan telunjuknya. Renjun terlihat bingung dan mencoba menatap Dika.

"Makanya tidur yang bener, makan. Cewek di dunia ini gak cuma satu. Populasi cewek tuh lebih banyak daripada cowok, jadi jangan bego." Dika berkata dengan wajah datar. Dika menjauhkan tangannya untuk menunjukkan maksudnya ke Renjun.

DNYL Club (NCT 99 + 00 line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang