Happiness Box + 100 ribu

102 12 18
                                    

Hari ketiga OSPEK di Universitas Neo. Renjun datang cukup pagi hari ini. Moodnya masih belum begitu stabil. Ya meskipun kejadian di tempat koko kemarin sangat amat membantu memperbaiki kondisinya. Tapi tetap saja, Renjun tidak mood jika sedang sendirian. Saat ini, Renjun sedang membaca buku sambil kedua telinganya tersumpal sepasang airpods dan kepalanya tertutupi hoodie putih.

Seharusnya, tidak ada yang berani menganggu dan mengusik seseorang yang sudah memberikan tanda seperti itu. Tapi, tidak berlaku bagi orang-orang yang baru masuk kelas Renjun. Mereka malah menghampiri Renjun yang sedang memberikan tanda "jangan ganggu!" secara tidak langsung.

Sebuah kotak diletakkan dengan cukup keras di atas meja Renjun. Renjun menarik napas, mengumpulkan kesabaran agar tidak langsung mencaci maki orang-orang yang berani mengganggu ketenangannya. Renjun menghela napas panjang dan membuka tudung hoodienya. Dia mengangkat kepala untuk melihat pelakunya.

Renjun kembali menghela napas dan memijat tengkuknya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun kembali menghela napas dan memijat tengkuknya sendiri. Hasrat ingin memukul orang dalam diri Renjun sudah bergejolak. Orang-orang yang menganggunya malah berpose seperti itu di hadapan dia. Lucu sih, cuma tetap menyebalkan.

"Apa?" Renjun akhirnya mengeluarkan suara sambil melepas airpodsnya.

"Udah sarapann cakepp?" Luke bertanya. Renjun hanya menatap Luke dengan heran.

"Ga usah basa-basi. To the point, gua lagi baca buku" Renjun dan sikap dinginnya.

Mark pun memutuskan untuk membukakan kotak yang tidak dilirik sama sekali oleh Renjun.

"Kita bawain sarapan buat loo" Mark tersenyum manis.

"Oh" Renjun ingin kembali memasang airpodsnya, tapi ditahan oleh Hendri.

"Dimakan duluu, itu koko nitipinn. Katanya isinya bubur ayam pake telor 2. Yang satu 1/2 mateng, satunya lagi 1/4 mateng. Pake ayam yang banyak banget dan sambelnya 1/2 sendok makan. Koko nunggu lo ke kedai buat sarapan tapi lo gak dateng katanyaa" Hendri menjelaskan seperti yang dijelaskan oleh ko Kun.

"Terus gak pake cakwe" Mark menambahkan.

"Sumpah??" Renjun langsung mengambil makanannya.

"Iyaa serius!" Luke, Hendri dan Mark menjawab bersamaan sambil tersenyum. Renjun tersenyum lebar saat membuka tempat makannya.

Luke mengeluarkan seplastik alat makan dari kantung jasnya dan membukakannya untuk Renjun. Luke memberikan sendok untuk Renjun dan Renjun langsung mengambilnya. Renjun berdoa dan setelahnya memakan bubur itu dengan sangat lahap.

Ketiga orang di hadapan Renjun tersenyum manis. Mereka menarik kursi untuk duduk di dekat Renjun dan memperhatikan Renjun makan. Renjun kembali menghela napas.

"Kenapa sih.... pada demen banget menganggu acara makan gua?..." Renjun berkata frustasi. Padahal cuma dilihatin doang, tapi Renjun merasa itu adalah kegiatan menganggu.

DNYL Club (NCT 99 + 00 line)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang