"Hah gimana si maksudnya??" Dika masih tidak paham. Bukan tidak paham karna Dika bodoh ya, tapi justru Dika terlalu pintar sehingga tidak memahami pemikiran bodoh abang-abangnya 🙂🙏🏻
"Udahh entar juga paham" Mark menepuk-nepuk bahu Dika.
Demo UKM pun selesai, Luke langsung berlari ke stand clubnya. Stand tersebut sudah dikerubungi banyak wanita. Dika sampai menarik kursi Akas mundur. Akas yang hampir tertidur, terkejut atas perilaku Dika. Tapi, dia lebih terkejut lagi saat melihat kerumunan di hadapannya.
"Kenapa kenapa? Ada demo??" Akas berdiri dengan kebingungan.
"Gatau! Udah diem sini sama abang." Dika berkata sambil memeluk Akas, menjaga bocilnya agar tidak diserang oleh cewek-cewek garang.
"Sabar semuanya sabar! Coba bikin barisan kalo mau meet and greet!" Hendri berteriak dengan pengeras suara atau sebut saja toa :) yang sudah club DNYL siapkan.
"Meet and greet?? Katanya rekrutmen anggota??" Dika bertanya dan hanya dijawab anggukan ditambah senyuman oleh Hendri.
"Bariss hayukk barisss!!!" Dejun berteriak sambil menggoyangkan kecrekan. Dangdut banget kan club ini :) emank kgk jls :)
Beruntungnya, para manusia yang mengerubungi stand tersebut termasuk orang-orang penurut karena mereka langsung membuat barisan. Hendri dan Dejun pun bergerak untuk mengatur barisan agar tidak terjadi keributan lagi.
"Wanjay rame nih dagangann" Luke yang baru sampai di stand berkata seperti ini. Mark tertawa pelan.
Sedangkan, Dika masih memegangi Akas. Masih ngeri temannya ini akan diculik cewek-cewek genit yang beberapa kali sempat kedapatan bertukar pandang dengannya dan mengedipkan sebelah mata mereka. Dika hanya bisa menggeleng kuat dan mengucap banyak-banyak kalimat doa di dalam hatinya. Anak kuliah zaman sekarang, sudah mulai belajar menjadi tante-tante "pro-player" sepertinya.
Akas pun sedari tadi memegang lengan baju Dika sambil menghindari tatapan siapapun, takut juga si Akas tuh. Akas kan masih kecil, butuh pendamping hidup. Eh bukan, teman hidup maksudnya, eh enggak juga sih. Itu loh maksudnya Akas masih butuh pengawasan dari orang dewasa.
"Lahh bocil dua udah di sini??" Luke melihat Dika dan Akas.
"Kata Deri mah, dari awal acara mereka udah di sini" Mark menjawab sambil tertawa pelan.
"Anak pinterr" Luke ingin mengusap kepala Dika dan Akas tapi langsung ditepis begitu saja. Anak-anak ini tidak terlalu suka afeksi di depan umum. Suka sih, cuma... ini umum banget, alias manusia-manusia di depan mereka terlampau banyak dan ramai, kan jadi agak malu-malu gimana gitu.
"Duduk dudukk, tenangg abang jagain" Luke berkata sambil mempersilahkan Dika dan Akas duduk.
"Mau ngapain?" Bukannya duduk, Dika dan Akas malah bertanya. Sepertinya, dua anak ini takut dijual oleh Luke dan komplotannya.
"Duduk duluu, nanti abang kasih tau kalian harus ngapain" Luke berkata sambil menarik pelan dua anak itu untuk duduk.
Dika dan Akas pun menurut, meskipun mereka masih agak sedikit takut. Dua anak ini bahkan memundurkan kursi mereka, jauh dari meja. Luke dan tim hanya bisa tertawa pelan. Sepertinya mereka memang memilih anggota club terbaik.
Luke membisikkan sesuatu di telinga Akas dan Dika yang membuat kedua anak itu mengerutkan kening. Ekspresi bingung, tidak menyangka dan agak tidak paham dengan apa yang mereka dengar. Memang penjelasan Luke lebih jelas daripada abang-abang yang sebelumnya. Tapi... tetap saja...
"Okeeeyy??" Luke tersenyum manis kepada dua adiknya.
"Tapi—" Dika dan Akas ingin mengungkapkan sesuatu, tetapi langsung ditahan oleh Luke.
KAMU SEDANG MEMBACA
DNYL Club (NCT 99 + 00 line)
RandomBunga mawar bunga melati Paling enak makan sop kaki Senyum kamu bikin emosi Karna ada rasa ingin memiliki Bunga kamboja ada di kuburan Dipetik kuntilanak tanpa kaki Hei kamu yang lagi sendirian Ingin rasanya aku nafkahi Makan micin campur kari Bucin...