Bab 35

7.8K 858 17
                                    

Diam! Tutup matamu





Fakta bahwa Fu Tingyu terbuka untuk ini berarti kemungkinan dia memberikan izin sangat besar.

Qin Shu akan setuju dengan syarat apa pun yang pria itu berikan. "Katakan padaku, aku berjanji akan mematuhi semuanya."

Mata Fu Tingyu menjadi gelap karena tanggapan Qin Shu yang cepat dan tidak terpikirkan. "Kamu tidak diizinkan untuk tinggal di asrama kampus, kamu tidak diizinkan untuk mendekati orang lain, dan jika kamu tidak memenuhi syarat untuk Perguruan Tinggi kali ini, kamu akan dilarang untuk kembali ke sekolah lagi." Pria itu mendekatinya dan dengan suara lembut berkata. "Sayang, apa kamu mengerti maksudku? Ini adalah kesempatan terakhirmu."

Jika tidak ada peningkatan dalam nilai akademisnya kali ini, itu berarti Qin Shu memiliki motif tersembunyi untuk ingin kembali ke sekolah.

Namun, jika dia berhasil unggul kali ini dan mencapai tujuannya, ini akan menunjukkan kemungkinan alasan lain.

Qin Shu merasa sedikit tidak berdaya ketika dia mendengar permintaan tirani pria itu, tetapi dia tetap menganggukkan kepalanya setuju. "Aku berjanji bisa memenuhi syaratmu dan meraih nilai akademis yang luar biasa untukmu, sayang. Aku tidak akan mengecewakanmu," kata Qin Shu.

Fu Tingyu menatap dalam-dalam pada wanita di hadapannya yang membuat sumpah begitu serius. Akan sangat bagus jika Qin Shu bisa mempertahankan perilaku ini sepanjang waktu. Bahkan jika Qin Shu berbohong, dia seharusnya tidak membiarkan pria itu mengetahuinya, jika tidak...

Qin Shu meraih tangan pria itu dan menatapnya tanpa berkedip dengan mata lebar dan cerah. "Apa kamu tidur di ruang kerja lagi malam ini?" Tanyanya.

Fu Tingyu mengumpulkan pikirannya dan menyapu pandangannya pada tanda di tulang selangka wanita itu. Matanya tertuju padanya. "Sayang, apa kamu benar-benar ingin aku tinggal?"

Qin Shu mengangguk, "Ya."

Fu Tingyu menatapnya beberapa saat sebelum dia bergumam, "Tentu."

Mata Qin Shu berbinar ketika dia mendengar Fu Tingyu menyetujui permintaannya. Dia menarik lengan pria itu dan mendesaknya, "Kalau begitu, lebih baik kamu cepat dan mandi. Yang terbaik adalah tidur lebih awal."

Fu Tingyu menatapnya dalam-dalam. Melihat antusiasmenya, dia tidak punya pilihan selain membawa satu set pakaian baru ke kamar mandi.

Hati Qin Shu tergerak. Akhirnya bisa berbagi ranjang yang sama adalah awal yang baik.

Dia percaya bahwa suatu hari, Fu Tingyu akan percaya bahwa dia benar-benar mencintainya dan tidak akan pernah meninggalkannya.

⚫⚫⚫


Pintu kamar mandi terbuka dengan derit. Fu Tingyu muncul dengan jubah mandi dengan sabuk diikat longgar di pinggangnya dan tetesan air menempel di ujung rambutnya.

Qin Shu mendekatinya, tatapannya mendarat di dada pria itu. Karena dia mengenakan jubah mandi, Qin Shu tidak bisa melihat tubuh telanjangnya. Beberapa hari telah berlalu sejak terakhir kali dia melihat luka pria itu dan dia bertanya-tanya apakah lukanya sudah membaik.

"Bagaimana cederamu? Apa lebih baik? Siapa yang melakukan ini padamu?" Qin Shu bertanya.

Dia akan membuat pelaku membayar sepuluh kali lipat untuk apa yang dia lakukan begitu dia menemukan identits pelakunya.

Fu Tingyu meraih tangannya, membungkuk, dan berbisik, "Sayang, bukankah menurutmu kita harus tidur lebih awal?"

Ketika Fu Tingyu mendekatinya, aroma khas pria itu tercium ke hidungnya. Itu membuat jantung Qin Shu berdetak kencang, "Ya, kamu benar. Ayo tidur. Besok kita harus bangun pagi."

Karena pria itu tidak mau berbicara dengannya tentang luka itu, dia akan menunggu sampai besok dan bertanya pada bajingan itu, Fu Tingyan, tentang hal itu. Qin Shu yakin adik iparnya akan memberitahunya.

Fu Tingyu mematikan lampu utama di kamar tidur, hanya menyisakan lampu samping tempat tidur, yang membuat ruangan menjadi jauh lebih gelap.

Qin Shu menyadari jantungnya mulai berdebar pada saat itu, karena dia bersemangat dan gugup, meskipun dia tidak tahu apa yang membuat dia gugup.

"Sayang, kenapa kamu berdiri saja di sana?" Fu Tingyu bertanya dengan suara rendah.

"Aku akan ke arahmu sekarang." Qin Shu mundur sedikit saat dia bersiap untuk berjalan ke arah pria itu.

Namun, Fu Tingyu meraih pergelangan tangannya. "Sayang, ayo kita tutup mata."

Suara pria itu dalam dan rendah. Sambil berbicara, dia meraih ke arah meja samping tempat tidur dan mengambil dasi yang pria itu kenakan sebelumnya. Sama seperti sebelumnya, dia memasang dasi itu di sekitar mata Qin Shu dan mengikatnya di belakang kepalanya.

Qin Shu tertegun, tidak dapat memahami niat pria itu di balik menutup matanya.

Terakhir kali Fu Tingyu melakukan ini ketika mereka berada di pulau karena pria itu ingin memberinya kejutan.

Apakah pria itu berniat melakukan hal yang sama kali ini?

[1] Tuan Fu Biarkan Aku Melakukan Apapun yang Aku InginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang