Luka
•
•
•
Fu Tingyan baru saja akan tidur siang ketika dia melihat Jiang Yu melemparkan catatan itu kembali padanya. Dia menatap temannya itu.Jiang Yu berkata, "Tingyan, ini tentang kakakmu."
"Kakakku?" Fu Tingyan bertanya pelan.
Jiang Yu mengangguk.
Fu Tingyan membuka catatan itu dengan penasaran. Ketika dia melihat tulisan di dalam catatan itu, dia menoleh untuk melirik Qin Shu.
Qin Shu menatapnya dengan penuh harap saat dia menunggu jawaban pria itu.
Fu Tingyan meremas catatan itu menjadi bola dan melemparkannya ke tempat sampah di belakangnya sebelum dia terkapar di atas meja dan tidur.
“…”
Apa artinya ini? Qin Shu bertanya-tanya apakah Fu Tingyan tidak menyadari apa yang telah terjadi atau pria itu tidak ingin memberitahunya.
⚫⚫⚫
Di kantin, saat makan siang, Qin Shu melirik ke meja sudut tempat Fu Tingyan dan Jian Yu berada dengan nampan di tangannya. Meja itu telah menjadi area eksklusif mereka.Qin Shu berjalan langsung ke meja mereka dan meletakkan nampannya di atas meja sebelum dia duduk.
Awalnya, Qin Shu ingin bertindak seperti dia tidak kenal Fu Tingyan seperti yang selalu dia lakukan di masa lalu. Namun, dia juga sangat ingin tahu bagaimana Fu Tingyu terluka dan siapa yang melakukan itu padanya.
Fu Tingyan melihat Qin Shu duduk di depannya. Matanya menggelap saat mengingatkan bahwa kakaknya terluka karena wanita ini.
Hati Jiang Yu dipenuhi dengan kebencian dan jijik saat melihat Qin Shu. Dia mengetuk meja menggunakan sumpitnya, "Kehadiranmu di sini akan memengaruhi nafsu makan kami."
Qin Shu melirik Jiang Yu dan mengingatkannya, “Jika kau kurang nafsu makan, aku sarankan kau pergi dan membeli beberapa pil di apotek untuk membantumu. Obat itu mudah ditemukan.”
"...Kau" gumam Jiang Yu.
Fu Tingyan mengangkat pandangannya dan menatap Jiang Yu. Dia hanya mengucapkan dua kata, "Ayo makan."
Jiang Yu menatap Fu Tingyan dengan tidak percaya. “Apa kau bahkan memiliki nafsu makan untuk melihatnya?” Tanya Jiang Yu.
“Aku sudah selesai makan.” Fu Tingyan meletakkan sumpitnya dan pergi.
Jiang Yu melirik piring Fu Tingyan. Dia hanya makan beberapa suap makanannya. Itu indikasi yang cukup bahwa Fu Tingyan tidak nafsu makan saat berada di sekitar Qin Shu.
Jiang Yu meletakkan sumpitnya juga dan mengejar Fu Tingyan.
Qin Shu memperhatikan bagaimana kedua pemuda itu hampir tidak menyentuh makanan mereka. "Buang-buang makanan," gumamnya.
⚫⚫⚫
Selama kelas, Qin Shu menulis catatan lain dengan pertanyaan yang sama, tetapi kali ini, dia menambahkan kalimat tambahan di akhir sebelum dia melemparkannya ke Fu Tingyan.Fu Tingyan melihat catatan itu saat dilempar ke mejanya. Dia tidak perlu melihat untuk mengetahui bahwa itu dari Qin Shu.
Dia segera meremas catatan itu menjadi bola dan melirik ke arah Qin Shu, saat dia bermaksud membuang kertas itu ke tempat sampah di belakang mejanya.
Namun, Qin Shu berbicara dengan mulut sambil tersenyum mengancam, "Kau akan menyesal jika tidak membacanya!"
Fu Tingyan menghentikan gerakannya. Dia merenungkannya sejenak dan memutuskan untuk membuka tinjunya. Catatan di dalamnya hancur dan kusut.
Fu Tingyan membuka catatan dan membaca baris terakhir, 'Jika kau tidak mengatakan yang sebenarnya, aku akan memposting di forum sekolah dan memberi tahu semua orang bahwa aku adalah kakak iparmu.'
Baris itu dipenuhi dengan ancaman.
Marah, Fu Tingyan mencabik-cabik catatan itu menjadi beberapa bagian dan membuangnya ke tempat sampah.
Raja sekolah Linxi tidak takut pada apapun kecuali jika teman sekelasnya mengetahui tentang hubungannya dengan Qin Shu.
Setelah itu, Qin Shu mulai memperhatikan gurunya sementara dia menunggu Fu Tingyan mengatakan yang sebenarnya tentang masalah tersebut setelah kelas selesai.
⚫⚫⚫
Mereka menunggu sampai semua orang pergi sepulang sekolah.Fu Tingyan meraih tasnya dan menggantungkannya di bahunya. Dia menatap dingin ke arah Qin Shu dan brrkata, “Kau ingin tahu bagaimana kakakku terluka? Baiklah, aku akan memberitahumu. Kakakku terluka saat mencoba menyelamatkanmu. Lukanya membentang dari bahu ke punggung bawah, dan lengannya hampir lumpuh.”
Qin Shu tercengang. Fu Tingyu terluka karena dirinya.
Kenapa dia tidak ingat sama sekali?
“Kau tidak sadar sepanjang hari. Saat kau bangun, kau melakukan mogok makan untuk memberontak terhadap kakakku. Saat itu, kakakku masih di rumah merawat lukanya.” Suara Fu Tingyan dingin dan matanya memerah karena marah.
![](https://img.wattpad.com/cover/258858953-288-k828495.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Tuan Fu Biarkan Aku Melakukan Apapun yang Aku Inginkan
Fantasy"Apakah kamu masih akan kabur?" "Tidak, tidak lagi." Pria itu mencintainya sampai paranoia, suatu paksaan yang menembus tulangnya dan tidak mungkin disembuhkan. "Sayang, kamu hanya bisa tersenyum padaku." "Sayang, aku akan memberikan semua yang kamu...