Bab 38

6.1K 696 6
                                    

Mengoper Catatan di Kelas





Fu Tingyan mengangkat pandangannya dan berpikir, 'Kaulah yang mencari masalah, jadi bisakah kau tidak menyeretku ke dalamnya? Jika Tingyu mengetahui bahwa aku terlibat dalam penindasan Qin Shu, akulah yang akan menghadapi akibatnya di rumah.'

"Apa menurutmu dia harus bergantung pada koneksi yang tidak pantas agar dia bisa kembali ke sekolah?" Jiang Yu berspekulasi.

Fu Tingyan tampak muram dan dalam hati mencibir. 'Jika Qin Shu benar-benar mengandalkan koneksi yang tidak pantas untuk kembali ke sekolah, dia tidak akan tetap berada di sini. Tingyu pasti akan menangkap wanita itu dan memaksanya pulang.' Pikir Fu Tingyan.

⚫⚫⚫


Qin Shu selesai mencuci tangannya dan keluar dari kamar mandi ketika dia bertemu dengan Qin Ya yang terlihat terpana dengan pertemuan mereka.

Qin Ya tidak percaya bahwa Fu Tingyu telah mengizinkan Qin Shu kembali ke sekolah. Apa itu berarti Fu Tingyu tidak lagi peduli pada Qin Shu?

Ekspresi terkejut melintas di mata Qin Ya. Dia melengkungkan bibirnya menjadi senyuman, "Qin Shu, kapan kau kembali? Kenapa kau tidak memberitahuku tentang itu?"

Senyum munafik Qin Ya tidak luput dari perhatian. Tatapan Qin Shu mendarat di sisi kiri wajah Qin Ya. Sebagian besar disembunyikan oleh rambutnya dan detailnya akan luput dari perhatian jika ada yang tidak cukup teliti.

Namun, Qin Shu bisa mengetahui bahwa sisi kiri wajah Qin Ya dipenuhi dengan concealer dan foundation. "Itu adalah keputusan menit terakhir. Qin Ya, kau memiliki kulit yang bagus. Awalnya aku ingin merekomendasikan krim anti-bekas luka untukmu, tapi sepertinya itu tidak perlu."

Mata Qin Ya berbinar. Dia berpura-pura acuh tak acuh dan bertanya, "Krim anti-bekas luka apa? Apa itu sangat efektif?"

"Itu sangat efektif. Bekas luka di sisi mataku telah banyak memudar," jawab Qin Shu sambil menyingkirkan rambut di sisi wajahnya agar Qin Ya mengamati bekas luka palsu di wajahnya.

Qin Ya melihat ke sudut mata Qin Shu dan menyadari bekas luka itu memang memudar. Ini membuktikan keefektifan krim anti-bekas luka itu "Qin Shu, apa merek krim anti-bekas luka itu?"

"Aku tidak yakin apa nama mereknya. Aku bertemu dengan seorang dokter china beberapa waktu lalu ketika aku keluar dengan Tingyu dan dokter itu meresepkanku beberapa krim," jawab Qin Shu.

Qin Ya meraih tangan Qin Shu dan bertanya dengan nada memohon, "Qin Shu, apa kau memiliki info kontak dari dokter china itu? Atau apa kau masih memiliki sisa krim anti-bekas lukanya?"

Qin Shu menarik tangannya dengan tenang dan merasa jijik.

"Aku tidak menyimpan informasi kontaknya, yang tersisa hanyalah krim anti-bekas luka yang belum dibuka. Tapi bekas luka di wajahku belum sepenuhnya hilang, jadi aku tidak yakin apakah masih cukup banyak yang tersisa," jawab Qin Shu dengan ekspresi yang sulit.

Qin Ya pasti menjadi cemas ketika dia mendengar kata-kata itu. Kulitnya baru saja membaik saat dia dicakar baru-baru ini. Qin Ya telah berkonsultasi dengan banyak dokter dan mencoba banyak obat dan krim, tetapi tidak ada yang berhasil. "Qin Shu, tolong beri aku satu wadah. Aku akan memberikan apa pun yang kau inginkan sebagai imbalan."

"Karena kau sangat menginginkannya, dan sebagai kakakmu, tidak tepat bagiku untuk menolak. Kalau begitu, aku akan memberimu krim anti-bekas luka sebagai ganti Vila Linhai." Kata Qin Shu.

Vila Linhai awalnya milik ibu Qin Shu, tetapi setelah kematian ibunya, itu diambil alih oleh Qin Ya dan ibunya.

Qin Shu akan merebut kembali semua yang telah diambil darinya.

Qin Ya merasa sangat enggan untuk menurutinya. Namun, dia mempertahankan senyum di wajahnya, "Kita adalah keluarga. Vila itu pada akhirnya akan kembali kepadamu cepat atau lambat..."

"Kelas dimulai, aku harus pergi," kata Qin Shu sebelum dia pergi dan tidak memperhatikan Qin Ya.

Mata Qin Ya melebar karena marah. Keberuntungan macam apa yang dimiliki Qin Shu untuk bertemu dengan seorang dokter yang hebat?

'Kenapa aku belum pernah bertemu sebelumnya?' Pikir Qin Ya.

⚫⚫⚫


Selama kelas matematika, Qin Shu mengeluarkan catatan tempel dan menuliskan pesan yang berbunyi, 'Bagaimana Tingyu terluka dan siapa yang melakukannya?'

Qin Shu melipatnya dengan benar dan menunggu sampai guru mulai menulis beberapa pertanyaan ke papan tulis sebelum dia melemparkan catatan itu ke Fu Tingyan.

Kemunculan tiba-tiba catatan terlipat di buku Fu Tingyan membuat pria itu percaya bahwa itu adalah surat cinta dari salah satu teman sekelas wanitanya. Dia mengambilnya dan mengarahkannya ke Jiang Yu.

Jiang Yu membuka catatan itu dengan penuh harap. Saat dia melihat isi di dalamnya, dia tahu bahwa itu bukanlah tulisan tangan Fu Tingyan.

Sementara itu, Qin Shu telah menyaksikan Fu Tingyan melemparkan catatan itu ke Jiang Yu, dan wajahnya menjadi gelap.

Jiang Yu membaca isi catatan itu lagi dan secara keliru mengira bahwa salah satu teman wanita sekelas mereka naksir kakak Fu Tingyan.

Dengan itu, Jiang Yu melemparkan catatan itu kembali ke Fu Tingyan.

[1] Tuan Fu Biarkan Aku Melakukan Apapun yang Aku InginkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang