Tujuh

2.9K 483 195
                                    

Selamat membaca hehe

Mark meletakkan tubuh yang sudah tertidur itu pada ranjangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mark meletakkan tubuh yang sudah tertidur itu pada ranjangnya. Bahkan menyempatkan diri mengecup sayang kening Hyunjin, mengabaikan Jaemin yang berada tepat di belakangnya.

"Kak, kenapa harus di cium-"

"Mending kamu ke apartemen Jeno sekarang, obatin itu anak. Buat diri kamu berguna. Kalau bisa, kamu sekalian nginep di apartemen Jeno"

Jaemin tersentak. Tidak biasa menerima bentakan tajam dari Mark.

Ada apa ini? Biasanya tunangannya akan berbicara dengan lembut, bahkan selalu menggunakan tatapan yang penuh kasih. Tapi kenapa, malam ini berbeda?

"Hwang Jaemin. Saya nyuruh kamu buat ke apartemen Jeno, sekarang juga. Kamu tuli apa gimana?" Ucapan Mark semakin menakutkan, Jaemin yang tidak bisa membantah langsung keluar dari kamar. Mengambil keperluan nya, lalu beranjak pergi, dengan lelehan air mata.

"Kenapa kak Mark jahat hikss, aku kan gak ngapa ngapain"

Hanya berpelukan intim di bar, bersama tunangan adiknya.

Mark tampak mengusap wajahnya kasar, saat mendapati Hyunjin yang mulai menggigil.

Ah sialan, pemuda cantik itu bisa saja demam karena shock berat dengan apa yang menimpa nya tadi.

Alhasil, dokter muda itu tampak mengganti semua pakaian Hyunjin, sambil menahan emosi tentu saja. Permukaan badan pemuda yang dia cintai tampak dihiasi ruam merah, khas ciuman.

Kembali mencoba mengontrol emosinya. Tangan Mark dengan perlahan membilas tubuh Hyunjin. Gerakannya sangat hati hati, takut pemuda cantik itu terbangun.

Setelah selesai, laki laki berusia 24 tahun itu lantas kembali memakaikan baju miliknya dan menempelkan bye bye fever pada kening Hyunjin.

"Maafin saya udah gagal jaga kamu"

"Dan maafin saya juga. Kalau habis ini, mungkin saya bakal egois tentang semua hal, yang berkaitan sama kamu, Hyunjin"


























































"Bangsat"

"OTAK LU DI PAKEK, TOLOL"

Bughh

Tonjokan kuat Eric berikan pada Jeno. Wajah pemuda blasteran yang sedang emosi itu tampak mengeras. Menatap tak perduli tubuh Jeno yang sudah terjatuh tak berdaya di lantai.

Oh, mungkin dalam hitungan detik Jeno akan pingsan.

Siapa tahu bukan? Hanya perlu satu tonjolan lagi dan

"JANGANN"

Entah masuk dari mana. Jaemin, dengan sigap melindungi tubuh Jeno. Memeluk tubuh pemuda yang sudah tak berdaya itu.

I'm Not Him [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang