Sembilan

2.5K 433 78
                                    

Halloo, chapter ini sedikit membingungkan wakaka


"Mantan lu kan? Atau harus gua sebut pacar? Kalian belum putus secara normal sih, di pandangan gua"

Mark terdiam, kemudian matanya tampak melirik sebuah foto yang berada di tangan Hyunjin.

"Iya dan dia mantan saya, sehari sebelum dia bunuh diri, dia mutusin saya gitu aja"

Mengangkat alisnya tak percaya, Hyunjin lantas menatap Mark intens.

"Kamu gak percaya, kalau saya cinta sama kamu? Gara gara ini Hyunjin?"

Mark berucap dengan pelan, mencoba sedikit memundurkan badannya, dokter muda itu tau, jika Hyunjin tampak tidak nyaman berdekatan dengannya.

"Bukan begitu, tapi yah bener gak logis, lu bisa jatuh cinta sama gua dalam waktu sesingkat ini?"

Mark mendengus kecil, kemudian balas menatap wajah pemuda yang dia cintai itu.

"Siapa yang bisa nebak cinta, adek Hyunjin? Ini kayak kamu punya satu makanan favorit dan setelahnya kamu coba makanan baru, ternyata makanan itu lebih enak dari makanan favorit kamu, semudah itu Hyunjin. Meski memang kalau untuk ngelupain sesuatu gak secepet itu"

Terdiam, Hyunjin lantas mengalihkan pandangannya. Mark yang mengetahui pemuda cantik itu tengah bingung lantas menggenggam tangan Hyunjin lembut.

"Saya gak maksa kamu balas perasaan saya Hyunjin, meskipun saya tetap harap kamu jadi milik saya"

Ah, ucapan yang sama, seperti Jeno yang ucapkan tadi.

"Lu cinta sama gua kan kak?"

Mengangguk pasti, Mark tentu saja langsung mengiyakan pertanyaan Hyunjin itu.

"Bikin kembaran gua bahagia, kalau emang lu cinta sama gua"

"A-apa?"


















































































"Malboro putih, bagi sabi lah"

Menoleh kaget, Jeno kemudian membolakan matanya, mendapati Hyunjin yang berada tepat di belakangnya.

"Lu balik?"

Menghendikkan bahu acuh, Hyunjin hanya berdehem sebagai jawaban, sebelum akhirnya merebut satu batang rokok di bibir Jeno, lalu menyesapnya pelan.

"Gua harus kuliah lah, tolol. Gua udah absen 2 hari, kagak mau gua ngulang tahun depan"

Jeno tertawa sarkas, kemudian berdiri. Hyunjin yang memang masih sedikit panik dengan Jeno lantas mundur.

I'm Not Him [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang