The Idol Group Pet Became A Final Boss

Chapter 172 : Mengenakan Pakaian Gadis I

Kedua karakter utama bahkan nyaris tidak melakukan kontak mata, namun mereka sekarang terkunci di ruang utilitas bersama. Penggemar CP sangat gembira, ingin sekali menutup petasan pernikahan.

Satu-satunya kekecewaan mereka adalah tidak adanya video; hanya suara yang bisa didengar.

Ruangan yang remang-remang itu tidak terlalu besar, dan dengan dua orang di dalamnya, tempat itu terasa semakin terbatas.

Dari speaker Bluetooth, cerita hantu mulai diputar.

"Larut malam hari itu, sang suami pulang ke rumah dan menyadari istrinya telah menghilang. Dia berkata, 'Sayang, jangan bermain petak umpet denganku, aku melihatmu! " Dia tiba-tiba membuka pintu lemari dan menemukannya kosong di dalam ... Hanya saja, saat dia melihat ke arah jendela, wajah seorang wanita muncul di luar ... "

Xiang Yi menyenggol Shi Sui dan meraba-raba tombol lampu.

Karena mereka sudah sangat dekat untuk memulai, aroma bunga gardenia samar dari rambut gadis itu mengalir ke hidungnya. Shi Sui merasakan tenggorokannya tercekat. "Apakah Anda mengganti sampo Anda?"

"Tidak, saya hanya terbiasa berpindah antar botol." Xiang Yi menjawab dengan lembut. Dia menemukan sakelar dan menyalakannya saat bola lampu di atas mereka berdengung, berkedip sejenak seolah bisa padam kapan saja.
Entah kenapa, ruang itu menjadi lebih menakutkan.

Sementara itu, cerita di speaker berlanjut: "Dia tidak bisa menemukan siluet istrinya di kamera pengintai, seolah-olah dia menghilang begitu saja..."

"Suami dalam cerita ini mungkin berbohong; hanya karena dia tidak dapat menemukan orang yang hidup tidak berarti dia tidak akan menemukan orang yang sudah mati. Daripada mengkhawatirkan hantu, dia mungkin harus memeriksa lemari es dan reservoir bawah tanahnya, "kata Xiang Yi acuh tak acuh.

Para netizen di kamar yang telah menunggu untuk melihat beberapa PDA: ???

Detik berikutnya, suara lembut Shi Sui bergema. "Saya pernah menonton film di mana mereka menyembunyikan mayat di dinding atau di patung lilin."

"Heh? Film apa ini? Saya ingin menonton juga. "

-- [F * ck, pantatku tiba-tiba terasa dingin!]

-- [Bisakah kalian berdua menghormati cerita hantu!]

-- [Mengapa aku membayangkan Yi mei ketakutan saat dia jatuh ke pelukan Shi Yingdi ??]

Pada kenyataannya, keduanya dengan bersemangat mulai mendiskusikan film horor, mengabaikan cerita hantu yang diceritakan.

Xiang Yi lelah berdiri saat dia menarik kursi tua, bersiap untuk duduk. Dia tidak menyangka reaksi berantai terjadi saat tumpukan artefak dan benda acak mulai berjatuhan seperti kartu domino ...

Sebuah tangan lembut dan besar meraih kerudungnya dan menariknya ke arahnya.
Hati-hati sekarang.

"Terima kasih." Xiang Yi tiba-tiba teringat sesuatu, dengan gugup bertanya: "Apakah telingaku jatuh lagi?"

Shi Sui terkekeh dan mengangkat tangannya untuk menarik telinganya dengan ringan. "Mereka masih di sini."

"Bukan itu, telinga kelinci yang dijahit kakakku untukku - dia akan marah jika jatuh lagi..." Xiang Yi mengenakan kerudungnya dan merasakan bagian atas kepalanya. Ketika dia menemukan bahwa mereka berdua masih menempel, dia menghela nafas.

Benar saja, keterampilan menjahit kakaknya sangat bagus!

Mata Shi Sui gelap. Setelah mengenakan tudung kabur, dia menyadari wajah gadis itu jauh lebih kecil dan lebih cerah. Salah satu telinga berdiri sementara yang lainnya terlipat. Tiba-tiba diliputi oleh dorongan yang kuat, dia juga mengangkat telinga satunya.

Xiang Yi ingin menghindarinya, tetapi dengan benda-benda jatuh tergeletak di sekitarnya, ruang menjadi lebih sempit. Punggungnya telah membentur dinding, dan tidak ada tempat lain untuk pergi.

Dengan lemah, gadis itu memprotes: "Berhenti memelintirnya ..."

Shi Sui tampak seperti menemukan mainan baru. Dia mengangkat telinga kelinci, lalu melipatnya kembali, bersenang-senang.
Xiang Yi menggigit bibirnya. "Kamu... Apakah kamu suka..."

Shi Sui menghentikan gerakannya.

Kemudian dia mendengar kata-kata gadis itu selanjutnya.
".... Sweterku?"
Dengan anggun, dia berseru: "Aku bisa membiarkanmu meminjamnya jika kamu mau?"