"Haru, jangan tinggalin kakak. Disini gelap."
Usapan-usapan halus tak bosan Haruto berikan pada punggung kakak nya. Ia kecupi berkali-kali surai cokelat kakak nya itu.
"Iya kak, Haru disini."
Jujur saja jantung Haruto nyaris pindah dari tempat nya kemarin. Sudah lama ia tidak melihat trauma kakak nya datang, maka dari itu ia ketakutan setengah mati kemarin.
Ia merasa takut saat ini, takut kakak nya akan seperti sebelum-sebelum nya. Kakak nya akan merasa di hantui, seolah mata nya sedang di tutupi sesuatu dan setelah itu kakak nya akan menjadi pendiam.
"Gelap, Haru. Takut." lirih Jaeyun dengan suara nya yang sudah serak akibat menangis.
"Sebentar, aku nyalain lampu tidur dulu." tubuh bongsor nya sedikit bergeser agar dapat mengapai lampu tidur di atas nakas samping kasur.
Setelah lampu tidur berwarna kuning itu menyala ia kembali memeluk kakak nya.
Jaeyun sendiri juga memeluk Haruto erat. Kepalanya berada di ceruk leher Haruto dan tangan nya memeluk pinggang Haruto.
"Sakit.."
Ah, kan. Trauma kakak nya kembali lagi. Kakak nya tersiak di leher nya, meski tidak separah kemarin tapi Haruto tetap tidak bisa tenang.
Haruto menegakan tubuh nya, mengusap air mata kakak nya dengan lembut. "Yang mana yang sakit?" nada suara nya tetap tenang meski perasaan nya takut setengah mati.
"Leher, kaki, tangan..semua, sakit."
Haruto membawa telapak tangan Jaeyun, ia usap dengan lembut. "Iya, ini Haru obatin. Udah ngga sakit kan?" tangan nya berpindah ke leher Jaeyun, ia usap juga.
"Mau peluk." kata Jaeyun dengan mata sayu nya yang perlahan terpejam.
Si adik mengabulkan permintaan kakak nya. Haruto kembali mendekap kakak nya di bawah selimut tebal.
M I S T A K E
Rumah besar dengan cat berwarna putih yang nampak begitu sepi dari luar siapa sangka di dalam nya sedang terjadi keributan besar antara dua orang.
Laki-laki dengan kulit seputih salju itu berdiri tegap memandang laki-laki manis yang tengah menangis di depan nya.
"Aku tau kita kenal dari kecil. Tapi kita cuma teman Sunoo, aku udah punya Jaeyun."
"Tapi Jaeyun yang rebut kamu dari aku! Dari dulu sampai sekarang kamu itu punyaku! Kalau kamu pergi aku sendiri Sunghoon!"
Sunghoon mengusap wajah nya gusar. Kamar Sunoo sudah tidak bisa di katakan rapih lagi, buku-buku berserakan di lantai dan ada beberapa vas bunga yang pecah akibat Sunoo yang begitu marah.
"Kim Sunoo! Kita ngga pernah ada hubungan apapun selain temen atau sahabat. Aku disini karena kamu sakit, itu aja. Ngerti?"
"Kamu udah lakuin 'ini' sama aku, dan kamu masih bisa bilang kita cuma temen? Sunghoon, gila ya kamu?" Sunoo menyikap piama nya, meperlihatkan beberapa bercak kiss mark yang Sunghoon ciptakan beberapa hari lalu.
"Kamu yang mulai, bukan aku! Udah berapa kali kamu bikin aku sama Jaeyun berantem? Sunoo, udahlah sekarang kita masing-masing aja."
Sungguh, Sunghoon rasanya bisa gila dengan sikap Sunoo yang satu ini.
"Oke! Masing-masing kan? Kalau gitu aku milih cara aku yang dulu." dengan berani nya Sunoo mengambil pecahan vas bunga yang berserakan di lantai, menggoreskan pecahan tajam itu pada pergelangan tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
mistake •harujake ft. sungjake
Romantiktidak seharusnya Haruto jatuh cinta pada Jaeyun, kakaknya sendiri. !WARN! • Boys Love • 18+ #2 -Ben