❖0.1

6.3K 478 41
                                    

Read it, enjoy it, and give your vote + comment!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Read it, enjoy it, and give your vote + comment!



▌▌▌▌▌▌▌▌







Suasana yang hingar bingar membuat Jisung mengeryitkan matanya. Dia tidak suka suasana ramai dan menyesakkan seperti ini. Jisung merindukan kamarnya, kamar tenang yang damai, tempat dia bisa duduk dan membaca sambil mendengarkan musik sayup-sayup.

Tapi musik yang sangat keras ini hampir melampaui batas toleransinya, ingin rasanya dia pergi dari tempat ini, tapi dia tidak bisa. Lelaki itu, lelaki jahat itu –menurut sumber yang dia dengar akan datang ke tempat ini beberapa saat lagi.

Jisung mencoba melonggarkan choker yang melilit di lehernya yang kini mulai terasa tidak nyaman. Seragam waitress yang dirinya kenakan saat ini pun amat sangat tidak nyaman, kemeja dari bahan kain satin yang tipis membuat dua tonjolan di dada Jisung secara tidak langsung terekspos dan celana yang ia kenakan begitu ketat sehingga memperlihatkan lekukkan kaki Jisung dengan begitu jelas. Jisung seperti dipaksa menyamar menjadi orang yang tidak dikenalnya. Tetapi bukankah itu memang tujuannya?

Dia tidak ingin lelaki itu mengenalnya, meskipun hal itu sepertinya tidak perlu ditakutkannya. Mereka hanya pernah bertemu satu kali, pada pertemuan singkat yang tak disengaja, saat lelaki itu menemui ayahnya di ruang kerjanya. Saat itu penampilan Jisung tidak seperti sekarang, rambutnya masih berwarna hitam dengan kacamata berbingkai tebal membingkai wajahnya, pakaiannya sopan dan formal, beda sekali dengan sekarang.

Jisung mengernyitkan matanya lagi, 'Aku benar-benar berpenampilan seperti seorang pelacur.' desahnya.

Suara berisik dari arah pintu masuk mengalihkan perhatian Jisung. Matanya mencari-cari dan, itu dia! Lelaki itu ada di sana, dengan kedatangannya yang begitu heboh dikelilingi banyak sekali bodyguard berbadan kekar. Tanpa sadar Jisung mendengus, yah karena dia adalah seorang lelaki jahat yang suka menyakiti orang. Dia pasti punya banyak musuh yang ingin membunuhnya.

Dengan penasaran Jisung menjinjitkan kakinya, berusaha melihat dengan jelas sosok lelaki itu, Jung Jaehyun. Sosok yang ditakuti dalam dunia bisnis karena tidak segan-segan menggilas siapapun yang menghalangi jalannya. Siapapun yang berani melawan Jung Jaehyun, akan berakhir dalam tragedi. Seperti ayahnya, seperti seluruh keluarganya. Desah Jisung pahit.

Dulu keluarga Jisung adalah keluarga berada, ayahnya adalah seorang pengusaha sukses di bidang konversi kelapa sawit. Kebun mereka ada berhektar-hektar di luar pulau, dan mereka sangat kaya. Bagi Jisung keluarga mereka adalah keluarga bahagia, meskipun ibunya adalah wanita lemah yang sakit-sakitan, tapi selain itu dia adalah ibu yang sempurna.

Pikiran Jisung menerawang di saat-saat bahagia itu, saat dia, ayahnya dan ibunya berkumpul bersama di meja makan, menyantap sarapan pagi bersama ayah dan ibunya yang penuh cinta. Ayahnya akan bercerita tentang pengalaman-pengalaman dalam perjalanan bisnisnya, dan ibunya akan menatap sang ayah dengan tatapan memuja. Semua terasa begitu bahagia, semua terasa begitu sempurna.

✔️Sleep with The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang