❖18

6.8K 378 54
                                    

Read it, enjoy it, and give your vote + comments!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Read it, enjoy it, and give your vote + comments!





▌▌▌▌▌▌▌▌





Wajah Jisung tampak sedih sekaligus kuat membalas tatapan Jaehyun yang membara.

"Aku tidak bisa hidup hanya sebagai boneka pengganti seseorang. Aku juga punya kepribadian sendiri dan aku lelah!" Kemarahan Jaehyun yang semula menggelegak langsung surut mendengar perkataan Jisung.

Kenapa Jaehyun tidak menyadarinya? Yang diinginkan Jisung hanyalah pengakuan bahwa dia bukanlah pengganti Ivanka. Hanya itu! Dan Jaehyun bodoh karena selama ini tidak menyadarinya. Baiklah, jika memang itu yang diinginkan Jisung, dia akan memberikannya.

"Ikut aku!" Jaehyun mengambil tangan Jisung dan membawanya keluar dari kamar.

Dia setengah menyeret Jisung yang kebingungan menuruni tangga, langsung menuju sayap kebun mawar itu. Sayap rumah di mana lukisan Ivanka terpasang rapi di balik pintu bernuansa emas. Para pelayan tampak mengintip mendengar keributan itu, bahkan Johnny juga muncul dari depan dengan waspada.

Tetapi kemudian langsung mundur ketika menyadari bahwa Jaehyun membawa Jisung ke sayap rumah itu. Jaehyun berhenti menyeret Jisung ketika mereka berada di depan pintu kamar emas itu.

"Kau ingin jawaban bukan?" Jaehyun melangkah masuk dan kemudian keluar lagi sambil membawa lukisan Ivanka yang semula tergantung di dinding.

Lalu melangkah dengan langkah berderap marah meninggalkan Jisung. Dengan segera Jisung mengikutinya, ingin tahu apa yang akan dilakukan Jaehyun kepada lukisan itu. Jaehyun melangkah ke halaman belakang, membanting lukisan itu di tanah, dan ketika Jisung menyadari apa yang akan dilakukan oleh Jaehyun, semuanya sudah terlambat.

"Jangan!!!" Terlambat.

Jaehyun sudah melempar api ke lukisan itu, dan dalam sekejap api itu sudah membakar kanvasnya yang rapuh. Seluruh lukisan Ivanka yang sedang hamil muda dan tersenyum itu habis menjadi arang tipis yang kehitaman dilalap oleh api yang begitu ganas. Jisung berdiri terpaku menatap sisa pembakaran itu dan menoleh menatap Jaehyun dengan bingung.

"Kenapa kau melakukannya?"

"Karena," Jaehyun tiba-tiba meraih Jisung dan merenggutnya ke dalam pelukannya.

Ciumannya kasar sekaligus mendamba, penuh gairah. Bibir Jaehyun melahap bibir Jisung seolah-olah akan mati jika tidak mencecapnya. Lidahnya menjelajah dengan bergairah, mencicipi seluruh rasa manis Jisung yang sudah lama tidak dicecapnya. Jaehyun memuaskan kerinduannya, amarahnya, dan rasa frustrasinya dalam ciuman itu. Sebuah ciuman menggelora yang hanya dilakukan oleh pasangan yang luar biasa merindu.

✔️Sleep with The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang