Enam

1.7K 136 3
                                    

"kalian sepemikiran sama gue?" Tanya seorang cowok pada temannya yang lain.

"Dari awal gue udah ngerasa aneh sama Al" ujar Zio menjawab Arga.

Yang lain tampak mengernyit tak paham perkataan Zio "maksudnya?"

Zio menghela napas "kalian sadar nggak sih aura nya dia? Kuat dan gelap banget"

Langit mengangguk membenarkan "gue juga ngerasa sih, tapi Al pintar buat menyamarkan auranya dengan wajah datarnya itu" jelasnya.

"Dia pas di sandera sama Zaros wajahnya juga nggak nunjukin takut sama sekali. Malah datar dan tenang" Egi menjeda sejenak kalimatnya "kalian tau nggak Zaros dibisikkan apa sama Al sampe dia tegang gitu?".

"Adam sih sedikit liat bibir Al bilang membunuh pembunuh gitu" ucap Adam dengan polosnya.

Mereka dibuat kebingungan "maksudnya apa?"

Adam menggeleng lugu "gimana kalo Al jadi temen kita?" Sungguh cemerlang idemu bocil.

Langit terlihat berfikir seraya mengelus dagunya dengan telunjuk dan jempol "ehmm boleh juga tuh"

"Kita ajak gabung di Vergos aja" Egi memberi pendapat.

"Boleh juga" seru yang lain.

"Gimana Lang?"

Langit manggut manggut "boleh. Dam coba cari identitas lengkap Al" titahnya pada Adam dan diangguki cowok itu.

Kemudian hening. Semua sibuk dengan pikiran masing masing hingga tiba tiba..

Preett

"ANJING SIAPA KENTUT WOY"

"SIALAN SIAPA WOY"

"NGAKU NGGAK LO"

"BAJINGAN KENTUTNYA BAU DAJJAL"

"KENTUT CALON PENGHUNI NERAKA ANJIR"

"SIAPA YANG KENTUT SIH BAU AMAT IHH"

Mereka saling tuduh satu sama lain berbeda dengan Arga yang bernapas lega setelah mengeluarkan bebannya.

Tiba tiba..

"Pasti Lo kan?!" Tuduh Egi ngegas.

Arga meringis menggaruk kepalanya yang tiba tiba gatal "kebablasan sih" kemudian ngacir sebelum di amuk warga.

"ARGA SIALAN!"

________________

Malam ini Al sedang bersantai diruang tengah bersama Alex-daddy Al.

"Dad kirim 'mereka' kemari dad" pinta Al tiba tiba.

Alex menoleh seraya tersenyum "baiklah, Daddy akan menyuruh 'mereka' kemari untuk menemanimu Al"

Al mengangguk. "Apa kau tidak mau berhenti dari pekerjaanmu Al?"

Al menggeleng tegas "tidak dad. Aku suka pekerjaan itu" tolaknya seraya tersenyum tipis.

Alex menghela nafas melihatnya "baiklah jika itu mau mu. Tapi jaga diri baik baik" Al mengangguk sebagai jawaban.

"Sepertinya Daddy tidak bisa sampai satu Minggu disini"

"Lalu?"

Alex tersenyum melihat sifat cuek anak gadisnya itu "Daddy akan kembali ke Rusia besok"

Al mengangguk pasrah "tak apa dad, aku baik baik saja disini".

Senyum Alex semakin lebar. Ia sangat menyayangi anaknya ini melebihi apapun. Begitupun dengan Aludra, gadis itu juga sangat menyayangi daddynya ini.

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang