Dua belas

1.7K 131 53
                                    

Jam menunjukkan pukul setengah sebelas malam namun Al belum juga mengistirahatkan tubuh, bahkan gadis itu tengah bersantai di tepi kolam dengan kaki yang ia celupkan.

Al mendongak saat merasakan usapan dikepalanya. gadis itu tersenyum tipis setelah melihat sang pelaku.

Sergio. cowok itu melihat Al yang sedang bersantai seorang diri di pinggir kolam dari balkon kamarnya. Kemudian dirinya berinisiatif menyusul gadis itu.

"Apa kau tidak tidur?" Tanya Sergio setelah mendudukkan diri disamping Al.

"Belum mengantuk. Lalu kau?" Tanya balik Al.

Sergio menggeleng "kau tidak merindukanku Al?"

Al terkekeh pelan. Gadis itu menoleh ke arah Sergio lalu mengelus rahang cowok itu pelan membuat Sergio terpejam menikmati "lalu bagaimana denganmu?"

Sergio ikut terkekeh pelan. Cowok itu merengkuh pinggang ramping Al yang hanya di tutupi gaun tidur putih tipis berlengan panjang. Lalu cowok itu memajukan wajahnya dan memiringkan kepalanya.

Sergio dan Al sama sama memejamkan mata. Sedetik kemudian bibir mereka bertemu. Sergio menggerakkan pelan bibirnya. Cowok itu melakukannya dengan lembut menyampaikan rasa rindu yang ia pendam pada Al beberapa tahun ini.

Al pun sama. Gadis itu turut menggerakkan bibirnya pelan dan lembut. Al merasa terbuai dengan ciuman Sergio. Bahkan gadis itu tak perduli ketika tangan Sergio semakin menarik pinggangnya dan semakin menekan tengkuk Al untuk memperdalam ciuman mereka.

Dua menit mereka lakukan untuk saling melumat dan menyerap. Serasa kehabisan oksigen, Al mendorong dada Sergio hingga ciuman mereka terlepas. Lalu mereka berpandangan dan sama sama terkekeh. Entah apa yang lucu.

"Mari masuk. Pasti kau akan tidur nyenyak malam ini" ucap Sergio diakhiri kekehan.

"Tentu" Al tertawa pelan.

________________

Pagi ini mereka semua bangun kesiangan. Al memang tidur bersama Bara. Sudah dibilang bukan jika Bara selalu menempel pada Al. Tetapi mereka berdua tetap bangun kesiangan.

Al sudah sampai disekolah. Tentu dirinya terlambat. Namun apa perdulinya? Lebih baik Al pergi ke kantin untuk mengisi perut.

Ternyata disana ada Langit dan keempat sahabatnya itu.

"Kalian terlambat?" Tanya Al. Gadis itu mendudukkan diri disamping Langit.

Langit mengangguk "Lo nggak ketahuan?" Al menggeleng.

Gadis itu memasukkan potongan sandwich kedalam mulut.

"Sepertinya minumanmu sangat segar Langit" dengan santai Al meneguk botol minuman milik Langit hingga membuat cowok itu tersedak ludahnya sendiri dan yang lain menjatuhkan rahang.

"I-itu be-bekas gue Al" ucap Langit terbata membuat Al terkekeh "lalu?"

Langit menyentuh bibirnya sendiri. Wajahnya memerah. Sialan Langit baper!

"Al itu sama aja Lo ciuman sama Langit" ucap Egi kaget.

"Indirect kiss" celetuk Zio dan Arga bersamaan.

Langit tersadar kemudian menggeleng. Wajahnya semakin memerah "g-gue duluan"

"Al Lo?" Al menoleh ke arah Arga dengan menaikkan sebelah alisnya "hm?"

Damagenya orang dingin kalau sudah bilang 'hm' itu tidak main main. Arga jadi merinding sendiri sekarang.

"Adam mengapa kau diam saja? Apa aku menakutkan?" Tanya Al mengamati Adam yang sedari tadi diam bahkan cowok itu tidak menatap kearahnya sama sekali.

AludraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang