Part 3

1.3K 191 148
                                    

Terinspirasi boleh, plagiat jangan.
Jadilah penulis berkelas dengan karya orisinal kalian. Bukan dengan mencuri ide orang.

Makasih
-

Anxious






Sepanjang perjalanan, Lea terus menatap ke luar kaca mobil dengan tatapan kosong. Tubuh dan pikirannya terasa sangat lelah. Namun Lea mengabaikannya dan memilih untuk tetap terjaga. Lea takut untuk menutup mata. Tiap kali dia tidur dia akan bermimpi tentang Minho lagi. Itu hanya akan membuat perasaannya tidak tenang dan rasa bersalahnya semakin terpupuk kian besar.

Newt terus memegang tangan Lea sejak tadi. Newt tahu Lea tidak pernah cukup tidur dan terus membujuknya untuk tidur sebentar saja. Namun Lea selalu menolaknya. Gadis itu bahkan tidak memperhatikan Newt sama sekali. Hal itu membuat Newt sedih dan mencemaskan kesehatan Lea.

Mereka akhirnya tiba di sebuah terowongan yang membelah sebuah bukit. Frypan menghentikan mobilnya. Keempat remaja itu lalu turun dari mobil dan melihat ke dalam terowongan yang sangat gelap. Aura mencekam seolah bisa mereka rasakan menguar dari dalam sana.

Thomas memperhatikan peta di tangannya berkali-kali. Mau dilihat berapa kalipun, jalan satu-satunya menuju Last City hanya melewati terowongan itu.

"Kau ingin kita masuk ke dalam sana?" Newt terlihat ragu. Demikian juga Frypan dan Lea. "Aku tak ingin bersikap negatif. Tapi jika aku Crank, di sanalah aku pasti berada."

"Apa ada jalan lain?" Lea ikut melihat peta yang dipegang Thomas.

Thomas menggeleng. "Kurasa kita tidak punya pilihan."

Keempat remaja itu terdiam sejenak. Mereka kembali menatap terowongan yang ada di depan mereka itu dengan berbagai pemikiran yang berkecamuk di dalam benak mereka. Meski mereka tidak menyukai ini, mereka tahu hanya ini satu-satunya cara yang harus mereka tempuh.

"Alright. I'll get shotgun." Putus Newt pada akhirnya. Pemuda itu lantas kembali ke dalam mobil.

"What do you think?" Thomas menatap Lea di sampingnya.

"Newt benar. Di dalam sana ada banyak sekali Crank." Lea menggigit bibir. "Kau yakin tidak mau menunggu Brenda sebentar?"

"Kita sedang diburu waktu. Kau juga tahu."

Lea menghela napas panjang. Dia jelas tahu itu meski tidak diingatkan Thomas. Gadis itu hanya berharap Brenda dan Jorge segera datang dan menolong mereka.

"Kalau begitu ambil senjatamu. Bersiaplah untuk kemungkinan terburuk." Lea mengikuti langkah Newt dan kembali ke mobil mereka. "Come on, Fry!"

Frypan berpandangan dengan Thomas sejenak sebelum dia mengikuti langkah Lea. Thomas lalu menyusulnya kemudian.

Mereka akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam terowongan. Frypan menyalakan lampu depan mobil untuk menerangi jalan mereka. Newt ikut membantu dengan menyalakan senternya dan memperhatikan keadaan sekitar. Waspada kalau-kalau Crank muncul tiba-tiba.

"Here we go." Frypan berkata pelan. Sejujurnya dia agak ragu dengan ini. Tapi seperti yang dikatakan Thomas, mereka tidak punya pilihan lain.

"Mengemudilah dengan pelan." Saran Newt sambil terus mengarahkan senternya ke depan.

Frypan menuruti Newt. Dia mengemudikan mobil itu dengan sangat pelan dan hati-hati. Mencoba untuk tidak menimbulkan banyak suara yang bisa memancing Crank yang ada di sana.

"Wo, wo, wo."

Frypan menghentikan mobilnya. Di depan sana, terlihat ada satu Crank yang berdiri di kejauhan. Crank itu seolah memblokade jalan mereka.

BOND |Book 3: Sempiternal| (Death Cure Fanfiction) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang