Satisfaction Part 1

521 52 3
                                    

Disclaimers

RPF (Real Person Fiction)Cerita ini hanyalah karya fiksi, terinspirasi oleh manusia nyata dari kehidupan nyata mereka, tetapi sepenuhnya dibuat dari imajinasi pengarang.

____________

Yibo.

"..."

"Yibo, hei."

"Mmmrgh?"

"Wang Yibo, bangun."

"... Zhan ge?"

Yibo menyipitkan mata melawan cahaya lampu yang saat ini memancarkan cahaya kuning di tempat tidur mereka, tidak puas karena telah dibangunkan.

Penyebab setengah kesadarannya yang tak diinginkan saat ini adalah dirinya yang terpaksa untuk duduk setengah tidur, menatapnya dengan ekspresi yang tidak terbaca.

"Zhan ge, apa?" Yibo mengomel, suaranya kasar karena tidur. "Apa yang begitu penting hingga kau harus membangunkanku pada -," dia melihat ke jam di samping tempat tidur dan merasakan kejengkelannya meningkat, "- pukul satu pagi."

Suaminya, seperti bajingan, terlihat sama sekali tidak menyesal.

"Ayo pergi jalan-jalan," katanya, tenang.

Yibo menatap. Pasti dia salah dengar.

"Apa?"

"Aku ingin jalan-jalan. Ambil kunci motormu. "

What the fuck.

"Apa kau- apakah kau baru saja mengatakan 'ambil kunci motormu'?" dia memastian, ketidakpercayaannya memuncak. "Di jam satu pagi?"

"Iya," Xiao Zhan mengangguk, tanpa basa-basi. Seolah-olah sangat masuk akal untuk membangunkan pasanganmu yang sedang tidur di tengah malam, pada salah satu dari beberapa hari libur mereka yang berharga setelah minggu kerja yang panjang dan melelahkan, mengajak pergi jalan-jalan dengan sepeda motor.

Dengan geraman kesal, Yibo menjatuhkan diri kembali ke tempat tidur, menarik selimut menutupi kepalanya untuk menghalangi suaminya agar tidak mengganggu. Apapun yang terjadi di otak rumit yang berbelit-belit itu, Yibo akan berusaha menguraikannya nanti. Kau tahu, di pagi hari. Di jam bangunnya untuk para orang biasa.

Tapi tangan hangat itu ada di pundaknya lagi, terus menerus mengguncangnya.

Yibo akhirnya menyerah setelah lima menit lebih mendapatkan dorongan dan bujukan serta ancaman untuk tidak tidur bersama. Ia akhirnya duduk, kesal dan cemberut.

Lima belas menit kemudian mereka sudah berada di dekat pintu depan, mengenakan jeans dan kaos serta jaket, Yibo dengan kesal mencoba untuk merapikan poninya di dalam helm sehingga nantinya tidak akan jatuh ke matanya saat dia mengendarai motor.

"Dan kita harus jalan-jalan menggunakan motor?" dia mengeluh, kesal sembari melepaskan kembali helm dari kepalanya yang menghalangi satu matanya. Dia mencoba untuk menyelipkannya kembali, tetapi tidak berhasil. "Mengapa tidak naik mobil saja?"

Xiao Zhan, wajahnya sendiri tertutup helm, melangkah maju untuk membantu Yibo menata rambutnya.

"Karena," Xiao Zhan berkata, dan Yibo dapat membaca intensitas aneh di balik kata-kata itu bahkan hanya dari wajahnya yang terlihat olehnya, dalam sorot matanya yang terfokus. "Karena aku ingin memelukmu dan merasakan kehangatanmu di sisiku sepanjang jalan."

Dan apa yang bisa Yibo katakan tentang itu?

Tiga puluh menit kemudian mereka telah berada di jalan yang membawa mereka keluar dari kota Shanghai, sepeda motor berdentum di antara kaki mereka, angin bersiul di telinga mereka.

Those Pipe Dreams - BJYXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang