6 - K A N V A S

136 44 4
                                    


"Oh, jadi lo ambil jurusan DKV sama kayak Dava?"

Keira mengangguk dengan mata yang menyisir penuh pada halaman belakang anasikul, ada sebuah taman dengan pohon jeruk yang masih belum berbuah di sana.

Begitu gue intip dari balik bulu mata, cewek itu sedang mengulas senyuman tipis sebelum akhirnya kembali memusatkan perhatiannya ke gue.

"Jadi lo bisa gambar?"

"Bisa."

"Kalo ngelukis?"

"Nggak terlalu sih."

Gue kira, obrolan kita akan berakhir dengan gue yang hanya mengangguk-anggukkan kepala begitu dia menyelesaikan pertanyaan gue yang tadi. Terus kita tenggelam dalam keheningan yang nggak tahu sampai kapan akan berakhir.

Tapi justru, seorang Keira Meidiana berbalik tanya pada gue, "Lo tahu Webtoon kanvas yang judulnya Forget-me-not, nggak?"

Dahi gue berkerut bersamaan dengan kuas yang telah terlumuri oleh cat minyak berwarna magenta di tangan gue ini mulai menorehkan warnanya ke kanvas, melanjutkan lukisan gue yang belum sempat selesai dari kemarin.

"Kanvas?" ulang gue. "Maksud lo kanvas di depan gue ini?"

Keira sontak tergelak sampai kepalanya terangkat ke atas —hampir ke belakang juga, dan mulutnya terbuka lebar dengan nggak manusiawi, sementara sebelah tangannya terus menepuk paha dengan irama cepat.

Gue bahkan sampai harus mengalihkan pandangan pada cewek itu lagi, melihatnya dengan mata yang menyipit dan bergumam, "Lah, waras mbak?"

Sampai, tempat duduk dari kayu yang dia duduki terletak tidak jauh dari jangkauan gue itu sedikit oleng ke belakang. Cewek itu pun memekik keras ketika kaki kursi tersebut bergerak tanpa diduga dan badannya yang sedikit terjengkang ke belakang.

"Eh, hati-hati dong!" Pekikannya terlalu heboh sampai gue menaruh palet sembarangan dan mendekati Keira untuk sekedar mengecek keadaannya.

"Eh, hati-hati dong!" Pekikannya terlalu heboh sampai gue menaruh palet sembarangan dan mendekati Keira untuk sekedar mengecek keadaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nggak apa-apa kok gue." Dia mencengir lebar ketika kepala gue mulai bergerak ke kanan-kiri untuk mengecek keadaannya, kali aja kakinya keseleo atau apa lah. Tapi nggak ada. "Lanjut lagi dong ngelukisnya."

"Terus maksud lo yang kanvas-kanvas itu apa?" Begitu gue kembali ke tempat semula, bukannya melanjutkan lukisan gue yang belum selesai. Atensi gue malah berpusat ke tetangga sebelah gue ini.

Keira mengulas senyum sampai bibirnya tertarik ke sudut dengan begitu lebar, matanya menyipit senang seperti bulan sabit yang gue yakini kalau malam ini sedikit tertutup awan. Waktu senyumannya hilang dan tergantikan dengan deretan giginya yang rapi itu terangkat, dia mulai berbicara, "Webtoon kanvas masa lo nggak tahu?"

Gue mengedikkan bahu. "Nggak tahu, apaan tuh?"

"Serius, nggak tahu?"

Gue harus membuktikannya seperti apa supaya dia mau percaya?

𝚑𝚎𝚕𝚕𝚘. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang