- 10: Ni-Ki -

597 99 23
                                    


°
°
°

"ARRRGHH!!!"

"Ada apa ada apa ADA APA? KENAPA?!" Sunoo sangat terkejut sekaligus panik dengan suara teriakan seseorang yang tidak asing di telinganya, sehingga menghentikan perkataannya begitu saja.

Sungsun mengalihkan pandangannya ke arah lapangan. Disana terlihat, Jungwon sedang meringis kesakitan dengan memegangi lututnya. Tanpa pikir panjang, Sungsun berlari untuk memastikan keadaan Jungwon.

"Won, gue bener-bener minta maaf.."

"Sshhh ouch... Heh Jay GUE BUKAN MATA UANG!!"

Sungsun tercengang setelah sampai dihadapan Jungwon. KOK JUNGWON MARAH-MARAH?! JAY KENAPA MINTA MAAF?!

"Yaudah,
Yang.. gue ga sengaja tadi ma—"

"ANJ—SSSHHH AKHH!!!"

Sunoo ikut meringis mendengar jeritan Jungwon, dan juga melihat lutut Jungwon yang lecet dan terus mengeluarkan darah.

Sunghoon dan Sunoo saling melempar tatapan bingung. Kenapa Jungwon bisa terluka? Kenapa Jay minta maaf? Apa Jay yang menyebabkan Jungwon seperti itu?

Salahin Sunoo, daritadi dia ngajak ngobrol Sunghoon terus sih, jadi ga khusyuk nontonnya kan.

"Tadi, waktu Haruto mau mengoper bola ke Jungwon, Jay tiba-tiba lari terus nabrak Jungwon. Jungwon-nya jatuh, lututnya bergesekan dengan tanah sama kerikil-kerikil. Jadi.. lecet terus berdarah"

Ni-Ki yang merasa tahu apa yang ada dipikiran mereka berdua pun menjelaskan kronologi kejadian. Membuat Sungsun menganggukkan kepala, paham dengan penjelasan Ni-Ki.

"Kan nama lo Yang Jungwon... Lagi kesakitan malah ngomong kasar" - Jay

Jungwon tak menggubris perkataan Jay. Ga selesai-selesai nanti adu mulutnya.

"Air air! Siapa yang bawa air minum? Kita basahi dulu lukanya Jungwon" seru Sunghoon.

"Gue bawa. Sebentar." Haruto berlari mengambil botol air minum yang ada di tasnya.

"Makasih" setelah menerima botol dari Haruto, Sunghoon segera menuangkan air itu keatas luka Jungwon dengan perlahan.

Saat sedang adegan 'membersihkan luka Jungwon', tiba-tiba ada seorang laki-laki bermasker menghampiri mereka.

Laki-laki itu berambut hitam lebat, berpakaian kasual, dan membawa tas ransel.
Dia mengeluarkan kasa steril, kapas, obat merah, dan plester dari tasnya.

"Sebentar ya, saya obati dulu" laki-laki itu menuangkan obat merah ke kapas dan mulai menekan nekan area luka Jungwon dengan perlahan. 

Sementara itu, Sunghoon mematung setelah mendengar suara yang keluar dari mulut laki-laki itu. Suaranya.. kaya pernah denger..

"Kakak kenapa bisa disini?"

"Tadi mau ke tempat les, terus denger ada yang teriak, jadi gue samperin deh. Beruntung gue bawa ginian"

Siapanya Ni-Ki??? Kakaknya???

Bodo ah, Sunghoon ga peduli. Suaranya emang kaya pernah denger.. tapi mungkin cuma perasaannya doang.

"Nah, udah. Lain kali hati-hati ya!"

Jungwon mengangguk. "Terimakasih."

Sunoo menelepon supirnya dan menyuruh segera datang ke lapangan buat jemput.

"Kalau gitu, saya pamit pergi dulu." Laki-laki bermasker dan berambut blonde itu pun berlari pergi meninggalkan lapangan.

"Huft, untung ada dia.."

Good & Bad Fortune Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang