Happy reading!
Jangan lupa vote, komen, dan share ke teman-teman kalian! 💜
***
3. PERUBAHAN HISTORIA
"Historia udah masuk woi!"
"Aelah! Gak tenang deh sekolah kalau dia masuk."
"Udah bagus dia sakit ya lama biar sekolahan tenang."
"Queen of bullying mukanya dingin banget gak kayak biasanya."
"Kasian si Ruby pasti bakal kena bully lagi deh gara-gara dekatin Andreas."
"Sejujurnya gue gak terlalu kasian sama Ruby. Ya gimana ya kan lo semua juga tahu kalau Andreas itu tunangan Historia ya pasti marahlah kalau liat cowoknya dekat sama cewek lain."
"Tetap aja jahat. Masa anak orang sampai di jambak sama dia, gila aja kali."
"Andreas gak cocok sama nenek lampir kayak dia. Mending sama Ruby."
Jelas. Historia bersedekap dada berjalan menuju kelasnya itu mendengar bisik-bisik itu. Biarpun mereka mengatakan dengan suara kecil. Historia bisa mendengarnya dengan jelas. Namun ia bersikap masa bodo saja. Sesekali ia melirik tajam orang yang melontarkan kalimat busuk padanya. Untungnya julukannya di kehidupan ini ada bagusnya karena dengan begitu mereka langsung takut.
"Histo!" suara panggilan yang hanya digunakan oleh sahabatnya untuk memanggilnya. Di ujung koridor sana Tania dan Sasha berdiri sambil melambaikan tangan padanya.
"OMAYGAD! Lo kemarin kenapa gak masuk sih? Bukannya lo bilang lo udah baikan kemarin?" cerocos Sasha khawatir.
"Kan gue udah bilang kalau gue masih kurang fit buat masuk. Jadi ya gitu." jawab Historia berdecak. Lagipula tidak akan ada yang memarahinya. Keluarganya saja tidak peduli.
"Ya tapi tetap aja kita tuh khawatir!"
"Uhm, makasih."
Tania dan Sasha tersentak saling menatap tak percaya. "Ini beneran lo kan??! Bukan setan??!" tanya Tania.
"Iyalah! Emang siapa lagi kalau bukan gue??!"
"Gak biasanya lo bilang makasih sama kita." ujar Sasha ragu. Hal itu tentu membuat Historia tersenyum mengerti. Pasti dua sahabatnya sangat kenal dengan kepribadiannya yang dulu.
"Yaudah ayo masuk kelas. Ngapain di sini terus?" ajak Historia lalu dengan ceria ia mengaitkan tangannya kiri dan kanan pada dua sahabatnya itu.
"Sumpah Histo jangan senyum plis!" ujar Tania ketakutan.
"Kenapa emangnya??" tanya Historia polos.
"Serem bego! Lo yang gue kenal mana pernah senyum." ujar Tania, ngeri.
"Iya, lo jangan senyum deh bisa-bisa satu sekolah gempar mikir lo lagi rencanain sesuatu." ujar Sasha namun tak membuat Historia diam. Perempuan itu malah tertawa kecil lalu menarik kedua sahabatnya itu menuju kelas.
"Lama gak ketemu gak buat sifat bawel kalian berubah ya." ledek Historia.
"Tuh kan lagi-lagi lo ngomong kaya orang udah lama gak ketemu kita aja!" balas Tania menatap horor.
"Gue bilang jangan senyum!" kata Sahsa namun Historia semakin menarik sudut bibirnya. "Jangan! AAKHH! Jangan senyum!" pekiknya ketakutan.
Membuat Historia tertawa puas. Sementara kedua sahabatnya memukul kepala mereka masing-masing. Bisa gila mereka, pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Repeat My Life (REVISI)
FantasyAlexa Shannon adalah seorang badan intelijen negara yang di juluki sebagai dewi kematian oleh para musuh sekaligus agent termuda di Amerika. Dia hidup dengan membawa kenangan kehidupan masa lalunya sebagai Historia Maharani, seorang siswa menengah a...