Gilang sampai di rumah dengan selamat tentunya masih bersama Fenly, Gilang juga sempat mengabari teman-temannya jika dirinya telah kembali ke Indonesia meski untuk beberapa waktu. Namun, cowok itu sengaja tidak mengabari Alana agar kejutan, katanya sih seperti itu.
"kue tadi mana Fen? bentar lagi gue yakin Alana balik" ujar Gilang seraya melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Fenly kembali dibuat diam ketika Gilang membahas Alana, jujur sejak dari bandara tadi Gilang terus mengoceh, menanyakan kabar dari Alana dan tentunya membuat Fenly kesusahan sendiri untuk menemukan jawaban yang pas, jujur ia sendiri masih ragu untuk memberi tahu Gilang soal apa yang terjadi, terlebih dirinya juga belum benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
"budek lo?! gue tinggal lama bukannya makin baik malah jadi budek" cibir Gilang dengan ngegas yang di sambut lemparan bantal sofa dari Fenly, enak aja kalo ngatain.
"mana ada gue budek! sembarangan lu" kesal Fenly.
"hilih dasar ganteng-ganteng budek!" ujar Gilang mengejek yang tentunya kembali di sambut bantal sofa yang melayang kearahnya, Gilang menghindar lalu tersenyum bangga saat bantal itu tidak mengenai tubuhnya.
"pulang-pulang ngeselin lu Lang!" kesal Fenly.
Gilang hanya tertawa lalu sibuk dengan box kue yang sudah ia temukan. Gilang sengaja membeli kue untuk Alana tidak ada alasan pasti untuk itu Gilang hanya ingin memberi kejutan kecil untuk adiknya.
Tiba-tiba pintu terbuka bersamaan dengan datangnya rombongan yang super heboh, ada yang langsung rebahan di sofa, ada yang langsung menuju dapur ada juga yang langsung menyalakan tv memilih film yang hendak ia tonton, siapa lagi jika bukan teman-teman Gilang. Tidak lupa kan? Namanya Shandy, Farhan dan Ricky.
"Kalian gaada sopan-sopannya ya!" omel Fenly sembari menolak pinggang.
Ricky yang semula menonton tv langsung mematikan tv dan menepuk-nepuk Shandy "bangun Sen emak marah" ujar Ricky.
Shandy bangun dari duduknya meski dengan mata yang masih terpejam "lu ganggu tidur gue aja Rick" omel Shandy.
Fenly menghela nafas kasar lalu memilih beranjak menuju dapur mengecek satu teman absurd nya lagi, ia khawatir akan terjadi keributan lainnya di dapur.
"ASTAGAAA LU NGAPAIN HAN?!" Teriak Fenly sembari memegang kepalanya syok berat melihat keributan yang terjadi di dapur juga temannya yang malah mandi tepung.
"gue mau ngambil selai di atas ga nyampe, ga sengaja malah nyenggol kotak terigu tumpah deh" ujar Farhan menjelaskan sembari menepuk pelan pakaiannya yang penuh dengan tepung lantas batuk-batuk sendiri karena tepung yang malah berterbangan.
Fenly menggelengkan kepalanya tidak habis fikir dengan kelakuan temannya yang satu ini, dateng-dateng masih ganteng lah sekarang berubah jadi setan mandi tepung.
"lu bisa minta tolong Han! mandi sana, habistu pel bersihin gue gamau tau!" tekan Fenly lalu beranjak namun baru lima langkah cowok itu berbalik kembali menghampiri Farhan.
"makannya tumbuh itu keatas bukan kesamping" cibirnya lalu segera berlari sebelum Farhan mengejarnya. Dan Farhan tentunya menerima nasibnya yang harus mandi dan membersihkan dapur Gilang.
"lu ga cape ngomelin anak-anak?" tanya Gilang begitu melihat kehadiran Fenly di ruang tv, suara Fenly yang jika marah sangat nyaring tentu terdengar jelas sampai keruang tv, jangankan ruang tv tetangga saja kadang protes secara diam-diam, mengapa diam-diam? ya karena Fenly ganteng, katanya sih mereka ada niatan untuk menjodohkan Fenly dengan anak gadis mereka.
nasib orang ganteng.
"lu sendiri ga cape rumah lu jadi amburadul kek gini?!" tanya Fenly dengan sisa emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANA
Teen FictionJika mendengar kata sahabat, pasti kalian akan berfikir mereka adalah orang orang yang selalu ada, setia dan tak pernah menyakiti bahkan menorehkan luka yang akan sulit untuk sembuh nantinya. Ya, Definisi sahabat memang seperti itu. Miris sekali, da...