"Sejauh ini kamu benar-benar membuat aku tau bagaimana rasanya dicintai."
Semua murid SMA ANTARIKSA sekarang sedang melaksanakan kegiatan rutin yaitu upacara bendera sebelum dilanjutkan dengan acara ulang tahun sekolah.
Hari ini juga Lian dan teman-temannya mewakili sekolah mereka untuk bertanding basket. Tepat setelah selesai upacara mereka langsung dipanggil dan bersiap untuk tanding di lapangan basket.
"Lian, kamu harus menang," ujar Zea sembari duduk di samping Lian yang sedang mengikat tali sepatunya.
"Kalau Lo yang dukung gue pasti menang," balas Lian.
"Aku pasti dukung kamu lah, aku 'kan pacar kamu," ucap Zea.
"Iya, Zea."
Lian berdiri dan langsung bergabung dengan teman-temannya, pertandingan dimulai ketika wasit mulai meniup peluitnya.
Jery yang memang jago dalam main basket mencetak satu poin padahal baru beberapa menit.
Jia juga menyaksikan pertandingan itu, ia duduk di salah satu kursi penonton. Dan dengan ditemani Danu disampingnya.
"Nu, haus," ucap Jia.
"Ya udah, gue beli minum dulu." Danu beranjak dari tempat duduknya.
Jia kemudian memperhatikan pertandingan kembali, tepat saat mata Jia memperhatikan Lian. Lian terlihat sempurna baginya, dengan postur tubuh yang tinggi dan mata iris coklat.
Sekali lagi tim dari sekolah ANTARIKSA mencetak poin dan itu dilakukan oleh Lian.
Danu kembali dengan dua minuman
dingin ditangannya. Tak lama sekolah mereka berhasil menang dengan mudah."Kantin yuk, gue laper," kata Jia langsung menarik tangan Danu.
***
Suasana kantin sangat ramai karena banyak murid-murid dari SMA lain juga yang datang ke SMA mereka.
Lian dan teman-temannya duduk di pojok bersama dengan Zea dkk. Jia sebenarnya sedikit risih melihat Zea yang sedari tadi nempel mulu pada Lia.
"Nu, kita duduk dekat pojok aja ya," ujar Jia.
Danu menurut saja pada gadis itu kemudian memesan makanan terlebih dahulu sebelum menyusul Jia yang sudah lebih dahulu duduk di tempatnya.
"Makasih, Nu," ucap Jia ketika lelaki itu sudah kembali.
"Iya, makan yang banyak biar gendut."
"Siap!"
Jia sedikit melirik Lian yang masih belum sadar dengan keberadaannya. Dengan sengaja ia menggeser kursi agar Lian menoleh ke arahnya.
Lian memang menoleh ke arahnya tetapi tidak bereaksi apapun. Sumpah kali ini Jia benar-benar kesal, padahal ia sedang sangat ingin mengobrol dengan lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
TULUS (On Going)
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] Mengisahkan tentang seorang remaja laki-laki yang menjadi incaran di sekolah, memiliki wajah yang tampan membuat ia diidolakan banyak wanita. Namun, kebiasaannya suka gonta-ganti pacar membuatnya lebih dikenal sebagai pla...