3.Sebuah pesan

125 23 2
                                    

Happy reading all 🧡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading all 🧡

Setelah membereskan rumah yang amat sangat besar itu Jia langsung membersihkan tubuhnya dan bergegas untuk tidur. Tulangnya terasa seperti mau rontok.

"Waktunya tidur." Ia merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata.

'Ting'

Suara notifikasi pesan itu membuatnya terbangun kembali, tumben sekali ada yang mengirimkannya pesan. Biasannya hanya Telkomsel saja. Jia bangkit dari tidurnya dan duduk di samping mejanya.

+6284573836xxx
"Ini nomor gue, Brilian."

Ya elah ni orang, kirain pangeran mau ngucapin selamat malam sama gue. Jia langsung mengetik balasan pesan itu.

"Oh lo, kirain malaikat maut!"

Lian sok ganteng.

"Kasih nama nomor gue dengan kata pacar, awas aja kalau nggak!"

"Ieww, ogah banget gue!!!"

"Oh, yaudah."
"Besok gue jemput!"

Jia langsung keluar dari pesan itu, kenapa setiap ia sama tuh orang moodnya benar-benar hancur. Tanpa menghiraukan Pesan dari Lian, Jia langsung tidur.

Pagi ini sangat-sangat berbeda dari hari-hari lainnya. Lian sudah stand by di depan rumah Jia eh ralat, maksudnya rumah majikan Jia. Dengan santainya ia bersandar di body mobil itu.

"Kenapa gadis itu lama sekali," ujar Lian kesal karena ia sudah hampir sepuluh menit berdiri di sana tapi gadis itu belum juga terlihat batang hidungnya.

Saat menunggu, Lian melihat gadis cantik yang ia lihat kemarin. Gadis itu mengenakan seragam SMA yang sama dengan dirinya, jadi ia satu sekolah dengan gadis itu. Kesempatan.

"Hei," panggil Lian sembari mengangkat tangannya.

Gadis yang merasa dipanggil itu merasa kebingungan, apa benar dia? Tetapi tidak ada orang lain lagi di sini selain dirinya, jadi sudah pasti dia.

"Lo manggil gue?" tanya gadis itu dengan cara berteriak.

"Iya, emangnya siapa lagi bidadari selain Lo," Lian melancarkan aksinya.

"Lo bareng gue aja, udah mau telat soalnya." Gadis itu nampak berfikir sebentar tetapi ia langsung setuju saja.

Sedangkan Jia baru aja keluar dari gerbang rumah itu. Saat ia melihat Lian yang akan melakukan mobilnya sontak saja ia berteriak.

TULUS (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang