Tengah malam,...
Gemerlap lampu mewah tersorot menerangi bangunan-bangunan pencakar langit di distrik 4 malam ini, sorot nya yang elegan dan megah itu mengalahkan remang cahaya bintang dan bulan yang masih gelap tertutup awan setelah sisa hujan di senja hari.
Di tengah gemerlap itu, sebuah mobil merah terlihat melaju dengan kecepatan sedang melintasi aspal hitam distrik. Di dalam nya, terlihat dua orang gadis tengah duduk bersama sambil sesekali berbincang dan memperhatikan keadaan sekitar.
"Emang,... Kita mau kemana?"
Seorang gadis bermanik malachite yang tajam dan surai ash-blonde yang menjuntai terurai angkat bicara sambil terus memperhatikan ramai nya distrik oleh para konglomerat.
"Udah, ikut aja! Sekalian refreshing gitu... Lu kan' tajir, siapa kira ntar dapet kecengan... Atau barang bagus gitu."
Yang satu nya, gadis bermanik lavender dengan surai biru navy sepunggung dengan lancar berseloroh.
"Gua ngga doyan gigolo."
"Pfth~ haha,... lu mikir nya kemana, sih... Merita! Kita cuma jalan-jalan doang!"
"Oke,... Serah lu aja, gua ngikut." gadis malachite yang dipanggil Merita itu pun memilih mengikuti alur yang disiapkan teman nya itu.
"Eh! Kita udah hampir sampai!!"
Manik Merita pun menerawang ke depan, pada sebuah bangunan megah yang merupakan bangunan paling tinggi di distrik 4. Sebuah hotel mewah dengan banyak fasilitas, termasuk casino dan bar berbintang.
"Hotel La Belleza." gumam nya, "ini apa kalo bukan cari gigolo?"
"Ya ngga lah! Kita kesini bukan ke hotel nya,..."
"Casino nya? Bosen! Dan gua lagi ngga mood minum sekarang." jawab Merita singkat dan tajam.
"Hey, ini Felicia Angeline, lho!! Gua tau banget gimana lu dan rekomen gua pastinya beda dari yang laen!!" proklamir nya semangat.
Gadis yang memanggil dirinya Felicia itu pun memberikan arahan pada sopir mereka dan melempar tatapan yang kali ini bakal seru pada Merita.
Merita hanya memutar bola mata jengah dan menurut saja, saat mobil berhenti di depan gedung hotel La Belleza itu ia sudah berpikir itu pasti membosankan. Ia sudah memperkirakan untuk pergi setelah beberapa menit di sana sekedar membuat teman nya lega.
Begitu mobil berhenti, sopir mereka yang merupakan pemuda seumuran itu lekas turun dari mobil untuk membukakan kedua gadis itu pintu. Merita pun keluar disusul Felicia.
"Wah~ beneran dateng nih anak."
Seorang gadis yang datang dari dalam gedung menyambut mereka, bibir merah dengan make-up kontras dan pakaian glamournya yang you can see itu hampir membuat nya terlihat seperti jalang. Masih hampir.
"Hey, lama ngga jumpa!" sapa Felicia, "masih inget Diva, kan?" ujar nya pada Merita.
"Uhm. Tapi ngga nyangka aja sekarang lu udah berubah drastis."
Merita mengenal nya, ia adalah anak salah satu teman ayah nya. Dulu dia adalah anak SMP yang tidak begitu banyak tingkah, bukan pendiam juga, tapi agak aneh melihat nya seperti sekarang ini.